35. Serendipity's

1.2K 178 195
                                    

Budayakan Vote and Coment, agar supaya sehingga..
Ga deng wkwk
Mari menghargai satu sama lain ya. Ga mudah nulis tu gaes, cucahh, menguras emosi jiwa nan raga (Oke ini lebay) wkwk

Dah pokok na gitu deh.
Happy reading! Enjoy!🚀✨

••••••••••••••••••

Dalam keadaan setengah sadar, aku menepak-nepak kasur di sebelahku, mencari sosok yang semalam tidur bersamaku namun sepertinya tidak ada. Aku terpaksa membuka mata dengan sayup-sayup, melihat ke sebelahku untuk kembali memastikan dan ternyata benar-benar tidak ada sosok Chika, kemana gadis ini.

Dengan gerak malas aku mencoba bangkit untuk duduk, melirik ke kanan dan ke kiri, memeriksa segala penjuru kamar ini bahkan sampai memeriksa ke bawa, siapa tau tiba-tiba Chika jatuh kebawa.

Namun tetap saja, tidak ada.

"Chik?" aku bersuara dengan parau, mencoba memanggilnya namun tak ada jawaban. Aku mencoba memanggilnya sekali lagi dan yang aku dengar malah suara-suara dari luar kamar. Aku mencari ponselku, dan menemukannya berada di ujung kasur, segera ku raih benda persegi panjang itu melihat sudah jam berapah sekarang ini.

Dan jam menunjukan pukul setengah lima pagi.

Aku kembali meletakan ponselku ke atas kasur, menyibak selimut ke samping lantas segera berdiri.

Jujur, aku masih sangat mengantuk sekali rasanya saat ini, tapi aku tidak bisa tidur kalau tidak ada Chika. Dengan gerak lesu sembari mengucek-ucek mata yang mengantuk, aku berjalan keluar kamar mencari sosok gadisku.

Tepat saat kaki ku menginjak dapur, aku menemukan sosoknya yang entah sedang apa karena posisinya membelakangiku. Aku segera kembali berjalan mendekat padanya, langsung melingkarkan tangan ke perutnya saat sampai tepat dibelakangnya.

Iya, aku memeluknya dari belakang.

Aku merasakan Chika sedikit terkejut, namun aku mengabaikan itu dan langsung menyimpan wajahku ke ceruk lehernya. "Kamu ngapain?" tanyaku, tentu dengan suara yang masih terdengar mengantuk.

"Astaga, kamu bikin kaget taugak."

Aku memejamkan mata, menghirup dalam-dalam bau aroma wangi coklat pada ceruk lehernya. Ini akan menjadi salah satu bau favoriteku sekarang. "Kenapa udah bangun jam segini? ayo tidur lagiii, aku ngantuk."

Aku mendengar Chika terkekeh, ia menepuk-nepuk tanganku yang melingkar diperutnya. "Aku mau masak. Lagian kenapa kamu malah bangun dan nyusulin aku kesini?"

Aku membuka mata, mengubah posisi kepalaku menjadi tegak dan meletakan dagu ke atas bahunya, aku meliriknya dari samping dengan sedikit cemberut. "Ga bisa, harus peluk kamu dulu baru bisa tidur."

"Idih?" aku melihat Chika tertawa sampai matanya membentuk bulan sabit, sial, pemandangan macam apa ini? cantik sekali. "Kemarin-kemarin kamu tidur sendiri, kan? kenapa sekarang harus peluk aku dulu?"

Aku makin mengerucutkan bibir, melepaskan pelukannya sembari menggaruk-garuk pipi dengan sedikit kesal. Chika berbalik badan jadi menghadap padaku. "Kan, udah beda. Masa ga ngerti juga? Emang kamu ga ngerasain hal yang sama?"

Sekali lagi aku mendengar kekehan kecilnya, kini malah gantian jadi ia yang melingkarkan tangannya ke pinggangku, memajukan kepalanya lalu memain-mainkan hidung kami berdua dengan gemas. "Bangun-bangun kenapa gemes banget gini sih?" Chika menjauhkan kepalanya setelahnya, ia tersenyum manis. "Aku merasakan hal yang sama. Tapi sekarang kan aku harus masak, ini juga untuk kita berdua. Mending sekarang kamu mandi, sebentar lagi juga kan mau sekolah."

SERENDIPITY (Vikuy story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang