31. Serendipity's

1.3K 194 205
                                    

Budayakan vote and komen!
Mari saling menghargai satu sama lain! Karena itu sgt sgt lah penting buat aku🤗❤

Ohya, baca part kali ini coba media nya sekalian di puter ya. Sembari mendengarkan lagu nya gitu biar makin makin...
Ah! Mantap!😂 wkwk

Dah langsung aja cus!
Happy reading! Enjoy!🌻📖

"Saya mengerti dengan apa yang sedang menimpa kamu saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya mengerti dengan apa yang sedang menimpa kamu saat ini. Tapi ini sudah prosedur dari sekolah agar orangtua kamu datang. Kamu bisa minta siapa saja dari mereka untuk ke sekolah. Kamu bisa kan, Nak?"

Vivi memandang sendu pada amplop putih yang tergeletak di atas meja di hadapannya. Amplop yang berisikan surat panggilan untuk orangtuanya. Lama ia terdiam dengan berjuta pikiran yang ia pun tak tau sedang memikirkan apa.

Namun kemudian dengan helaan nafas dan satu tarikan nafas ia berkata, "Baik bu, saya akan usahakan. Terlebih memang saya yang bersalah karena absen selama seminggu tanpa kabar sama sekali. Saya mohon maaf dan terima kasih sama Ibu, karena Ibu paham dan mengerti tentang situasi saya," Ia tersenyum, "Dan tidak memberikan hukuman lebih untuk saya."

Wali kelasnya pun tersenyum dengan lembut, beliau mengulurkan tangannya dan menepuk pelan tangan Vivi yang tersandar di atas meja. " Kamu anak baik. Ibu percaya sama kamu."

Vivi menundukan kepalanya dengan takzim, "Sekali lagi terima kasih, Bu."

"Sama-sama. Ya sudah kamu boleh kembali ke kelas sekarang."

Vivi tersenyum sekali lagi sembari bangkit dari duduknya, ia berpamitan lalu berjalan keluar. Sesampainya di luar, Vivi langsung menoleh ke kiri ketika mendengar suara Mira menyapa, karena gadis inilah tadi yang memberitahu bahwa ia di panggil ke kantor.

"Gimana? Lo ga di hukum, kan?"

Vivi tersenyum tipis, menunjukan amplop tadi.

"Hah? Itu apa?"

"Ya ini hukumannya. Surat panggilan."

Mira mengernyit kening. "Lah? Lo ga bilang kalo Ayah lo masuk rumah sakit?"

Vivi menghela nafas, mulai berjalan dan diikuti oleh Mira di sampingnya. "Udah, tapi sekolah tetap nyuruh wali gue buat datang. Ga harus orang tua kok. Bersyukur, karena gue ga di kasih hukuman lebih."

"Ya terus siapa? Lo mau nyogok orang gitu? Kan keluarga lo ga banyak disini."

"Heh! Sembarangan, enggalah. Iya gue tau, makanya nanti gue bakalan minta tolong Kak Gaby kok, temen kerja gue di minimarket. Lagian tadi pagi dia udah nyampein soal ini, kalo wali gue diminta buat datang, dia bilang biarin dia aja yang urus semuanya."

"Serius?"

Vivi mengangguk kecil.

"Ha.. Syukurlah kalo gitu, Kak Gaby baik banget ya?"

SERENDIPITY (Vikuy story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang