5. Telah Kembali Dan Harapan

1.4K 183 13
                                    

Vote and Comment nya jangan lupa. Setidaknya kalo kalian males comment karena udah baca, vote aja gpp kok, dan kalian scroll ke bawah ya biar views nya ke baca dan naik gitu, hhe.
Terimakasih ya semuanya! mohon bantuannya buat up cerita ini lagi😭❤

Happy reading! Enjoy!🌻💛💙

★★★★★★★★

"Chik??"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Chik??"

Aku menganga ketika melihat reaksi Kak Viona yang terkejut dan takut saat membuka kotak kado dariku. Aku terdiam di tempat ketika menyadari bahwa Kak Viona takut dengan kodok. Christy kembali menyenggol lenganku membuatku kembali sadar dan mengerjap mata dengan panik.

Kak Viona turun dari atas panggung dan berjalan menuju keluar. Saat ia melewati barisan kami aku bisa melihat dengan jelas raut wajah kesalnya yang merah padam, dan wajahnya yang seperti itu mengingatkanku pada Vivi dulu ketika aku menjahilinya dengan mainan kodok.

"Chik, Kak Viona itu beneran Vivi. Liat? dia takut sama kodok walau cuma mainan doang."

Aku menatap Christy. Terdiam dan mencoba mencerna ucapannya. Aku masih sedikit tidak terima kalau nyatanya Kak Viona adalah Vivi.

Bagaimana bisa?

"Chik!" aku sedikit tersentak ketika Christy memukul lenganku. "Astaga! Pakek ngelamun lagi, itu Kak Viona udah pergi, susulin sana."

"Hah?"

"Udah susulin sana. Kamu harus ngomong sama dia. Percaya sama aku, dia Vivi, temen kecil kamu."

Aku mengerjap mata, melihat ke arah pintu keluar sebentar lalu kembali menatap Christy lagi. "Chris? Kayaknya--"

"Kayaknya apalagi? Dia Vivi! Udah sana buruan, yaampun!" Christy mendorong tubuhku keluar barisan. "Percaya sama aku. Nanti aku izinin kamu kalo ada mentor yang nanya."

"Beneran?"

"Iya! Astaga! Please? otak kamu aja yang lemot dan lelet. Gerakan kamu jangan, sana buruan!"

Tanpa berpikir panjang lagi aku mengangguk dan segera berjalan keluar. Tentu aku keluar dengan sedikit mengedap-endap. Untungnya di depan pintu menuju keluar tidak ada mentor yang menjaga. Nasib baik sekali untukku karna biasanya pasti ada satu atau dua mentor yang berjaga.

Sesampainya aku diluar, aku menoleh ke kiri dan langsung mendapati Kak Vivi berjalan cepat di depan sana. Buru-buru aku berlari untuk menyusulnya dengan gerak yang aku bisa. Jujur, aku Agak sedikit kesulitan sebenarnya menyusul nya karna langkah Kak Vivi serasa cepat sekali, demi apapun.

Tiba saat dimana ia akan berbelok ke kiri entah akan membawa ia kemana, karna jujur aku belum terlalu hapal dengan sekolah ini.

Aku langsung saja berteriak dengan kencangnya dan itu berhasil membuat ia berhenti di tempat.

SERENDIPITY (Vikuy story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang