Happy reading!
Author POV
Mobil milik Arsen berhenti di sebuah cafe yang berada di pusat kota. Ia memiliki janji bersama Kristo dan teman yang lain untuk nongkrong bersama. Jika sebelumnya Arsen selalu menolak ajakan Kristo, kini cowok itu menerimanya. Viola adalah alasan mengapa Arsen menyetujui ajakan Kristo.
"Vi, lo pakai masker ya," ucap Arsen seraya menyodorkan selembar masker kepada Viola.
"Kenapa harus pakai masker, Sen? Memangnya kita mau ketemu siapa?" tanya Viola dengan alis bertaut.
"Pokoknya lo harus pakai masker ini, gue mau kasih kejutan buat mereka," ucap Arsen.
"Iya gue tahu, tapi mereka itu siapa, Arseeen," ucap Viola diakhiri bibir mengerucut.
Arsen yang melihat itu reflek mencubit pipi Viola dengan gemas. Cowok itu hanya terkekeh pelan kala melihat pipi Viola memerah karena perbuatannya.
Viola menatap Arsen dengan tajam, sedangkan tangannya digunakan untuk mengusap pipinya yang lumayan sakit karena cubitan Arsen. "Arsen ih, sakit tau."
"Makanya bibirnya jangan dimonyong-monyongin. Gue jadi gemes, untung cuma gue cubit," ucap Arsen. Cowok itu lantas mengusap-usap pipi Viola dengan lembut, berharap usapannya dapat mengurangi rasa sakit di pipi Viola.
Gadis itu memutar bola matanya. "Salah sendiri lo bikin gue kesel."
"Iya-iya gue salah. Sekarang lo pakai maskernya ya."
Viola menurut, ia menerima masker itu lalu memakainya. Sepertinya ia harus menahan rasa keponya, toh bertanya pada Arsen juga tidak ada gunanya.
"Nah kalau lo nurut kayak gini, lo tambah manis," puji Arsen diakhiri senyum kecil.
"Gue emang udah cantik dan manis dari dulu, lo-nya aja yang baru sadar," ucap Viola disertai kibasan rambut indahnya.
"Kalau lo nggak cantik, nggak mungkin gue bisa suka sama lo, Vi."
"Wah parah, mandang fisik lo."
"Gue kasih tahu, Vi. Hampir kebanyakan orang itu fisik dulu yang dilihat, tapi jangan su'udzon. Nggak semua yang mandang fisik di awal bakal gitu terus, banyak kok yang akhirnya lebih mementingkan kenyamanan ketimbang fisik."
"Dan lo masuk kategori yang mana?" tanya Viola dengan mata memicing curiga.
"Kenyamanan. Sifat-sifat lo yang buat gue suka." Tatapan Arsen begitu dalam, seakan mengisyaratkan jika ucapannya adalah hal serius.
"Ih kenapa kita malah bahas ginian sih, mending kita langsung masuk, daripada mereka nunggu lama." Setelah berucap demikian Viola keluar dari mobil Arsen.
Melihat tingkah Viola membuat Arsen tersenyum geli, ia tahu jika Viola salah tingkah, terbukti dari pipinya yang bersemu saat Arsen berucap demikian.
Cowok itu mengubah ekspresinya sebelum keluar dari mobil. Ia sudah tak sabar memberi kejutan kepada 'mereka'."Yuk," ajak Arsen sembari membawa jari-jari Viola ke dalam genggamannya.
Tak ada penolakan dari Viola, malah gadis itu terlihat sangat menikmati perlakuan Arsen.
Arsen terlihat celingukan sesaat setelah ia masuk ke dalam kafe itu. Tujuannya untuk mencari keberadaan Kristo dan yang lain. Senyum Arsen merekah kala matanya menangkap sosok Kristo yang berada di meja paling ujung.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE
Teen Fiction[Update Setiap Rabu] SEQUEL PLEASE BE MINE Amazing cover by @graphic_cii Disarankan follow sebelum membaca❗ Hidup Arsen terasa hampa sesaat setelah Viola menghilang. Arsen tak mengerti mengapa Viola hilang begitu saja. Ketidakhadiran sahabat masa ke...