22

287 15 1
                                    

Happy Reading!

Suasana Minggu pagi di kediaman Viola tidak seperti biasanya. Para penghuni rumah tengah sibuk bersiap untuk pergi ke rumah sakit. Satu jam yang lalu Mbak Shakila menelpon Viola untuk memberitahukan jika Ryzard dilarikan ke rumah sakit karena suhu tubuhnya sangat tinggi. Sontak berita tersebut menggegerkan Viola dan keluarga, tanpa berlama-lama mereka bersiap saat itu juga.

Tepat pukul sembilan pagi, mereka berangkat dari rumah dengan mobil. Tentunya Delon yang mengemudikan kendaraan roda empat itu. Sedangkan Mbak Sari sengaja tetap tinggal di rumah, berjaga-jaga jika sewaktu-waktu ada tamu yang datang.

"Kalian sudah menghubungi Ervan?" tanya Mama Dita.

"Mungkin aja udah dikabarin sama Mbak Shakila duluan," balas Delon.

"Iya juga, sih. Tapi Mama tetap mau hubungin Ervan, barangkali dia belum tahu kalo anaknya masuk rumah sakit," ucap Mama Dita.

Delon dan Viola yang berada di bangku depan saling berkomunikasi lewat mata. Sebesar apapun kesalahan yang dilakukan oleh Ervan, Mama Dita masih mau peduli dengan anak pertamanya itu.

"Kok cuma memanggil aja, terakhir dilihatnya juga udah beberapa hari yang lalu, ke mana sih anak itu," gumam Mama Dita.

Viola dan Delon memilih bungkam. Jujur saja saat ini mereka masih malas membahas masalah Ervan. Apalagi jika mengingat kekerasan fisik yang Ervan lakukan pada Viola. Rasa sakitnya masih membekas.

Setelah Delon melarang Ervan untuk pulang ke rumah beberapa hari yang lalu, saat itu juga Ervan seperti menghilang. Cowok itu tidak pernah lagi menginjakkan kakinya di rumah, bahkan semua akun media sosialnya tidak aktif. Delon tidak mengerti apa yang diinginkan oleh abangnya itu. Sikap Ervan malah seperti remaja yang baru menginjak pubertas, terlalu kekanakan dalam menyikapi masalah besar yang terjadi saat ini. Tapi Delon yakin jika ada sesuatu yang disembunyikan oleh Ervan.

***

Akhirnya setelah perjalanan kurang lebih satu jam, mobil yang dikendarai oleh Delon telah tiba di tujuan. Sebelumnya mereka singgah sebentar di supermarket untuk membeli buah-buahan. Tidak begitu susah memilih buah yang disukai oleh Ryzard, karena untuk ukuran anak kecil, Ryzard sangat menyukai buah-buahan, terlebih jika dikreasikan menjadi makanan yang unik.

Setelah mobil mereka terparkir dengan sempurna, barulah mereka masuk ke dalam area rumah sakit. Saat itu juga bau khas obat-obatan menyeruak masuk ke hidung mereka. Jika kebanyakan orang kurang menyukai bau rumah sakit, Viola malah sebaliknya, ia begitu menyukai bau obat-obatan yang masuk ke hidungnya. Menurutnya, bau yang berasal dari obat-obatan itu terasa unik dan lumayan menenangkan.

Delon sebagai penunjuk jalan mengarahkan untuk masuk ke dalam lift, karena ruang inap Ryzard berada di lantai empat. Di lantai empat gedung rumah sakit ini khusus untuk ruang inap pasien dibawah 12 tahun. Lantai empat ini telah didesain sedemikian rupa agar para pasien anak-anak merasa lebih nyaman. Bahkan cat tembok di lantai ini sengaja dibuat mencolok disertai gambar kartun yang disukai oleh anak-anak.

Langkah kaki mereka berhenti di depan kamar nomor 134. Delon mengetuk pintu di hadapannya, tidak berselang lama sang penghuni ruangan membukakan pintu untuk mereka.

"Eh kalian udah dateng, sini masuk," sambut Mbak Shakila dengan raut wajah bahagia.

Mbak Shakila mundur beberapa langkah guna memberikan akses kepada keluarga mertuanya agar bisa masuk ke dalam. Ketiganya bersalaman dengan Mbak Shakila terlebih dahulu sebelum mendekat ke arah ranjang pasien.

YOU ARE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang