"Sean, boleh nggak AC nya dikecilin", ujar Gina lirih. Seketika Sean pun menoleh ke arah Gina sambil memegang tangannya.
"Kenapa? Kamu kedinginan, Gin?, tanya Sean.
"Iya nih, nggak tau tiba-tiba dingin" ujarnya sambil meringkuk memeluk tubuhnya sendiri.
Suasana di dalam mobil yang biasanya terasa biasa saja bahkan hangat dan nyaman tiba-tiba berubah menjadi sejuk dan menusuk. Setiap sentuhan udara dingin yang berhembus dari celah-celah kecil itu seolah seperti jarum-jarum kecil yang menusuk, membekukan suhu tubuh hingga merasuk ke dalam tulangnya. Mungkin saja ini karena tubuhnya masih merasakan dinginnya air laut saat tadi ia tenggelam.
Melihat keadaan Gina yang memeluk tubuhnya sendiri membuat Sean tanpa pikir panjang pun langsung mematikan AC nya. Bahkan ia pun mengambil pakaiannya untuk menutupi tubuh Gina. Sean menyetir sambil sesekali melihatnya hingga akhirnya dia memutuskan berhenti di tempat pemberhentian.
"Apa ada yang sakit, Gin?", ujarnya sambil menyentuh kening Gina lembut.
"Ya ampun Gina, badanmu panas! Kenapa nggak bilang daritadi, sih." Tanpa ia sadari, suaranya sedikit lebih tinggi dari biasanya, Sean terlihat marah namun panik dalam waktu bersamaan. Ia pun bergegas menghidupkan mobil kembali dan melanjutkan perjalanan.
Suasana dalam mobil pun tiba-tiba berubah menjadi tegang. Sean terus menoleh ke arah Gina yang duduk di sampingnya dengan wajah yang mulai memerah dan napas yang sedikit berat. Kepanikan pun semakin terasa, mengubah rasa tenang Sean menjadi kegelisahan. Jarak yang pendek bahkan terasa lebih jauh dari biasanya. Perjalanan yang awalnya santai kini sedikit melaju lebih cepat karena Sean ingin segera tiba di rumah sakit.
"Harusnya kamu ngomong daritadi Gina, jangan diam aja.", ujarnya panik. Sepanjang perjalanan Gina terus mendengar Sean mengomel.
"Sean, aku sedang nggak ada tenaga untuk melawanmu, berhentilah memarahiku," ujarnya lirih sambil merapikan sedikit rambutnya yang berantakan.
"Badanku nggak enak banget, loh," lanjutnya.
Mendengar perkataannya membuat Sean hanya bisa diam sambil terus menggenggam tangannya berharap ia dapat men-transfer suhu tubuhnya pada Gina. Ia terus mengusap lembut tangan Gina agar suhu tubuhnya sedikit hangat.
"Maaf, karena aku kamu jadi seperti ini," ujarnya dengan rasa bersalah.
"Ini bukan salahmu Sean. Kan emang aku yang mau juga" jawabnya.
"Kamu masih kuat, kan? Bentar lagi kita sampai kok." Sean menatapnya.
Tiba di Rumah Sakit.
Sean sibuk mengisi biodata Gina di receptionist, sedangkan Gina langsung ditangani oleh dokter dan perawat. Sean pun segera kembali dan melihat Gina yang terbaring lemah."Gimana dok?" tanya Sean khawatir.
"Suhu tubuhnya lumayan tinggi." Belum lagi selesai dokter berbicara, tiba-tiba Sean memotong perkataan dokter.
"Apa perlu rawat inap dok? Soalnya tadi dia juga sempat pingsan pas di laut dok", ujar Sean dan menceritakan semua kejadian di pantai dengan detail.
"Pingsan di laut? Kenapa bisa sampai pingsan disana?" tanya dokter sambil menatap Gina.
"A-aku hanya teringat mamaku dok", jawabnya sambil membasuh pipinya yang basah karena air matanya yang tiba-tiba berlinang.
"Kamu trauma?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You [ON GOING]
Fiksi PenggemarSeorang pria bernama Geoff Avran (diperankan oleh Yoongi) sedang mencari teman masa kecilnya untuk menepati janji yang pernah ia ucap dulu. Seiring berjalannya waktu ia menikahi gadis cantik bernama Gina Beatrice (your name). Namun, wanita itu telah...