Because Of You (Part 6) || Ini Mimpi, kan?

434 32 0
                                    

Padahal ia selalu mengira perasaannya nggak mungkin terbalaskan, tapi malam ini semua menjadi lebih jelas. Ia resmi berpacaran dengan Sean, laki-laki tampan yang sejak awal ia anggap sebagai malaikat yang turun dari langit.

Sepanjang perjalanan pulang Gina yang duduk di kursi sebelah Sean pun selalu tersenyum, ia nggak dapat menyembunyikan rasa bahagianya. Bahkan dalam cahaya yang redup di dalam mobil pipinya masih terlihat merona dengan jelas, jantungnya yang berdetak seperti pentas kembang api membuat matanya berbinar penuh rasa sayang menatap Sean yang ada disampingnya.

Akhirnya rasa penasarannya tentang perasaan Sean selama ini terjawab tuntas. Perasaan tenang kini menghampirinya, ia nggak perlu lagi bergelut dengan pikirannya sendiri. Sebuah kepastian baru kini memberinya rasa damai, mulai mala mini ia bisa tidur dengan nyenyak.

"Berarti daritadi kamu kepanasan karena gugup?" tanya Gina yang membuat Sean langsung menoleh dengan senyum tipis bibirnya.

"Iya, hehe."

"Aku gugup, takut ditolak," lanjutnya.

Gina tertawa, "Mana mungkin aku tolak," jawabnya singkat.

"Justru selama ini aku kira kamu nggak ada perasaan sedikit pun samaku."

Sean makin tersenyum lebar, ia menarik lembut perlahan tangan Gina. Tanpa jawaban Sean hanya menggenggamnya hingga akhirnya mereka tiba di depan rumah Gina.

"Kamu mau masuk dulu nggak?" tanya Gina sebelum ia membuka pintu.

"Nanti aja aku mampir, aku masih gugup mala mini hehe."

Gina mengangguk, "Yaudah, hati-hati di jalan ya, sayang." Gina pun tertawa dan segera keluar meninggalkan Sean yang semakin salah tingkah sendiri di dalam mobilnya.

Hari demi hari berlalu hingga hubungan mereka memasuki dua tahun.

"Happy anniversary, sayang." Sean menghampirinya dengan membawa se-bucket bunga mawar yang hampir menutupi wajahnya.

Senyum Gina merekah, "Happy anniversary juga, sayang." Tangannya dengan cepat melingkar dipinggang Sean. Lalu segera mengambil bucket bunganya dengan pipinya yang merona.

Kini mereka sedang duduk berhadapan di sebuah meja persegi, di atasnya ada sebuah lilin yang membuat suasana menjadi semakin hangat, bucket bunga yang ia dapat saat di luar restoran tadi sengaja ia tinggalkan di mobil. Satu per satu hidangan yang telah dipesan telah mereka nikmati. Tatapan Sean nggak pernah lepas dari Gina, ia terus menatapnya penuh cinta. Perlahan tangannya menggenggam lembut tangan Gina.

"Sayang, kita kan sebentar lagi mau semester akhir. Setelah itu kita langsung menikah saja ya?", ujar Sean.

"Kenapa? Apa kamu takut kehilanganku?" ujarnya sambil tertawa kecil meledek Sean.

"Bukan gitu, aku udah nggak mau lagi pisah sama kamu. Aku mau kita lakukan semua hal bareng-bareng, sayang," jawab Sean sambil menatapnya lembut.

"Oh, kirain karena takut sii Yoon merebutku," ujarnya.

"Haaa, aku percaya kalau pun Yoon datang kamu pasti akan memilihku kan?" ujar Sean penuh percaya diri.

Seketika Gina tertawa melihat wajah Sean yang terlihat lucu baginya. Ia ingin mengerjainya namun ia takut kalau Sean justru akan semakin memikirkan candaannya, akhirnya ia pun hanya membalas pertanyaan Sean dengan anggukan. Sean mengeluarkan kotak kecil berbentuk love, ia membuka perlahan di depan Gina sambil tersenyum. Sedangkan Gina seketika mematung, matanya membola dengan wajahnya yang tercengang. Sebuah cincin terlihat jelas saat Sean membuka penuh kotak itu.

 Sebuah cincin terlihat jelas saat Sean membuka penuh kotak itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Because of You [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang