Because Of You (Part 11) || Perpisahan dengan Ayah

26 1 0
                                    

Gina pun kini hanya bisa pasrah karena menurutnya ayah nya selalu saja berpihak pada Geo. Kini dia merasa terasingkan karena ayah lebih mendengarkan Geo ketimbang dirinya. Sedangkan Geo menatapnya sambil tersenyum tipis.

"Huh, dasar anak manja. Untung saja kesabaranku belum habis," batin Geo.

"Jadi kapan kalian akan pindah, nak?" tanya ayah sambil menatap Gina dan Geo.

Seketika membuat Gina terbelalak, ia benar-benar merasa seperti terusir dari rumahnya. Dia belum siap dengan segala perubahan yang tiba-tiba saja terjadi. Tiba-tiba menikah dengan orang yang belum ia kenal saja sudah membuatnya kelimpungan apalagi sekarang ayahnya malah menanyakan kapan dia pindah dari rumah tempat ia bernaung selama ini.

"Hm, besok aja yah kami pindah. Iya kan, sayang?" jawab Geo sambil melirik Gina.

"Hah? Nggak bisa minggu depan ya?" pintamu penuh harap. Gina benar-benar bingung harus menjawab apalagi, kalau ia berontak sudah pasti ayah menasehatinya lagi atau mungkin memarahinya.

"Hmm..." ucapan Gina terpotong.

"Jangan nak, kalau seminggu lagi kasian suamimu jauh kalau harus pulang pergi kerja darisini. Hari ini kalian siap-siap aja bereskan barang yang memang perlu kalian bawa. Biar sisanya besok ayah kirimkan kesana," ujar ayah.

"Baiklah, yah..." Geo tersenyum.

"Jadi Gina pergi hari ini juga, yah?" tanya Gina dengan raut wajah sedikit cemberut.

"Enggaklah, sayang. Besok aja kita perginya, hari ini kamu bisa main sepuasnya dulu sama ayah," saut Geo.

Sedangkan Gina tertunduk lesu, tenaganya seperti tersedot di ruangan hampa yang membuatnya lemas terkulai. Kini Gina hanya bisa bersandar di sofa sambil menatap kosong jam dinding yang ada di hadapannya. Pikirannya sesaat kosong, lalu beralih pada kenangannya dengan Sean. Disaat-saat seperti ini ingin rasanya ia berlari ke apartemen Sean, ia ingin menangis sejadi-jadinya disana. Tapi apa boleh buat kenyataan membuatnya menarik diri dengan paksa, hingga akhirnya nafas panjang ia hembuskan karena dadanya semakin terasa sesak.

"Ayah kenapa nggak ngertiin aku sih?"

"Kenapa membela sii monster itu terus?"

"Hiiiks kalau kayak gini, aku mau minta pembelaan siapa lagi?" batin Gina.

"Sean, aku takut. Aku harap kamu akan membantuku suatu hari nanti jikalau ada kejadian buruk dengan ku. Aku merindukanmu, Sean."

Tanpa Gina sadari ayah memperhatikannya,

"Gina, apa yang kamu pikirkan, nak?" tanya ayah membuyarkan lamunannya.

"Haaah? K-kenapa yah?" jawab Gina spontan, ia terkejut karena suara ayah nya membuyarkan lamunannya.

"Ya ampun, anak ayah kenapa sih? Suamimu loh daritadi ngajakin buat beres-beres, loh." Ayah mengelus kepala Gina sambil tertawa kecil.

"Haaah? Yaudah, ayook..." ujar Gina tergesa-gesa sambil berlalu pergi tanpa melihat Geo yang sudah ada sampingnya.

"Maaf ya nak Geo, Gina emang suka begitu. Apalagi kalian baru menikah jadi mungkin dia belum terbiasa," ujar ayah pada Geo sambil terkekeh.

Geo tertawa, "Nggak apa-apa kok yah, yaudah saya naik dulu ya yah," ujar Geo sambil beranjak dari sofa dan dibalas anggukan oleh ayah Gina.

Keesokan harinya

"Ayah..." lirih Gina dengan matanya berkaca-kaca. Ia mengenggam erat tangan ayahnya.

"Iya nak, anak ayah yang paling cantik ini udah siap?" jawab ayah tersenyum sambil mengelus lembut punggung tangan Gina.

"Ayah yakin Nggak apa-apa sendirian disini?" tanyanya lirih.

Because of You [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang