"Berawal dari senyuman yang diakhiri oleh rasa nyaman"-Revino Melvan
Happy Reading💚
8. Terjebak?
Semenjak Shella merasa Vino bisa menandingi kemampuannya, Shella semakin meningkatkan jadwal latihannya.
Saat ini kelas XI IPA 4 kedatangan murid baru yaitu salah satu anggota Red Queen (geng motor yang dipimpin oleh Shella).
"Perhatian! Masuk nak" Panggil bu Sari, saat itu masuklah seorang gadis dengan rambut bergelombang yang di ikat menjadi satu.
"Hai! Gue Hazel Aditama, panggil aja Hazel" Sapa Hazel dengan senyum tipisnya.
Sementara Shella dan yang lainnya tersenyum senang menatap Hazel.
"Ada yang ditanya?" Tanya bu Sari.
"ID line nya apa?"
"pake skincare apa sih?"
"rumahnya dimana?"
"nama ig nya apa?"
"mau nikah kapan beb?"
"punya pac-""DIAM" Seru bu Sari.
"Sudah, Hazel kamu duduk dengan Leta" Ujar bu Sari.
****
Ingatkan Shella untuk memberi pelajaran pada Jeremy yang meninggalkannya piket sendirian dengan Chika, sebenarnya tadi para sahabatnya ingin menunggunya tapi jemputan mereka sudah menunggu di depan gerbang, apalagi alasan Jeremy tidak masuk akal.
'Ehh Shell ayam gue lahiran nih, gue duluan ya' ujar Andra sembari berlari keluar.
Mengingat hal itu membuat Shella semakin kesal.
"Shell bagian gue udah selesai, gue duluan ya soalnya supir gue udah jemput" Ucap Chika sembari keluar kelas.
Setelah Shella menyelesaikan semua tugasnya ia harus menunggu di halte karena hari ini ia tidak membawa mobilnya.
Seolah takdir kurang puas dengan semua kesialan yang sudah Shella rasakan hari ini, langit mulai menggelap dan hujan mulai turun.
namun tetap saja belum ada bus ataupun taksi disana.
Shella merasakan ada yang duduk disampingnya namun ia tetap berfikir positif dan berfikiran kalau seseorang yang sedang duduk disampingnya itu terjebak karena hujan yang semakin deras sama sepertinya.
"Kejebak juga?" Tanya seseorang itu.
Mendengar suara yang terasa familiar masuk telinganya Shella pun menoleh dan melihat Vino dengan rambut basah sedang menatapnya.
'Gue baru sadar dia ganten-eh apaan sih shell' batin Shella.
"Heyy" panggil Vino melihat Shella melamun.
"Ehh i-iya kak" gagap Shella.
'Kenapa pake gagap sih shell' batin Shella meringis sementara Vino terkekeh melihat adik kelasnya itu menjadi gagap.
"Ekhem.. Lo gak pulang kak?" tanya Shella setelah mengatasi rasa gugupnya.
"Lo gak liat masih hujan?" tanya balik Vino dengan mengangkat sebelah alisnya.
Seketika Shella merasa malu dan merutuki kebodohannya sendiri.
"lo suka hujan gak?" tanya Vino tiba-tiba.
"Emm... gue sih suka hujan kak, soalnya menurut gue kalau hujan itu bisa buat kita ingat sama sesuatu atau bisa juga seseorang" jawab Shella dengan matanya yang menatap langit.
"Tapi kalau orangnya udah gak ada sama kita bukannya itu cuman buat kita tambah sedih?" heran Vino dan mengerutkan dahinya.
"Iya sih, tapi..bukannya itu sebanding?" tanya Shella dengan senyum manisnya.
Senyuman Shella membuat Vino terpesona dan mengangguk menyetujui ucapan Shella dan spontan ikut tersenyum.
Sementara Shella juga merasakan sesuatu yang berbeda melihat senyum Vino, dan juga mata Vino yang seakan menenggelamkan dirinya dalam pesona seorang Revino Melvan.
Mereka tidak sadar jika berawal dari senyuman, mereka akan saling terjebak oleh sesuatu yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya, sesuatu yang sangat rumit untuk dimengerti bahkan dapat membuat seseorang yang jenius pun tak bisa berkutik.
TBC.
Jangan lupa vote dan komentarnya✨
Maaf ya chapter ini pendek
Jangan lupa vote kalau engga lili santet
Readers: Wuuu!!
Ingat! Orang pelit kuburannya sempit.
23 april 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN
Teen Fiction[Cerita pertama jadi maaf kalau alur kurang menarik & typo] tentang dia,Shella Alsava. Perempuan dengan beribu luka yang berusaha ia sembunyikan. Pertemuannya dengan seorang Revino Melvan membawa dia ke suatu titik akhir dari semua masalah yang dia...