14. BRK| Liburan (3)

30 9 0
                                    

Masih ada yang baca gak nih ╥﹏╥
Tinggalin jejak dongg~

Udah ah Lili capek target nya gak sampe terus
Padahal target kemarin coment
Bisa spam tapi tetep gak ada :)

Lili yang biasanya cuma nulis sekitar 800 kata sekarang aja jadi di perpanjang sekitar 1000 lebih :")

Happy Reading💚

14. Liburan (3)

-

-

-

Liburan yang seharusnya membuat Shella merasa tenang namun kali ini semua berbeda, Shella menggigit jagung bakarnya perlahan. Suasana canggung yang ia rasakan membuatnya tidak bisa bergerak sedikitpun.

Semua orang dibuat bingung dengan suasana canggung yang terasa mencekik mereka.

Vian melirik bingung melihat sahabatnya yang biasanya cerewet tiba-tiba diam, "Ekhem, lo pada lagi sakit gigi ya? Diem - diem bae."

Kavin langsung mengangguk setuju pada protes yang diajukan Vian.

"Tau nih, kenapa si lo pada?" Sewot Kavin.

El menghela napas lalu menatap Hazel yang sibuk dengan ponselnya. "Gue..minta maaf."

Hazel mengalihkan perhatiannya dari ponsel lalu menatap El dengan alis terangkat satu.

"Gu-gue minta maaf..buat kejadian pagi tadi." Ulangnya.

"Gue..ngomong tanpa mikir dulu." Ulangnya lagi setelah melihat Hazel masih terdiam.

"Saran gue ya kak, kalau lo mau ngomong coba mikir perasaan lawan bicara lo dulu." Ucap Hazel penuh tekanan.

El mengangguk semangat melihat permintaan maaf nya diterima.

"Nah masalahnya kan udah selesai, gimana kalau kita buat api unggun diluar?" Anna menunjuk ke luar dengan semangat.

"Kita juga bakar-bakar disana" Balas Leta.

"Gue setuju" Shella akhirnya bicara sambil mengangkat tangannya semangat.

Semua menatap penuh harap ke arah sangat ketua meminta persetujuan.

"Oke, kita siap-siap." Ujar Vino disambut bahagia oleh yang lainnya. Mendengar persetujuan dari sang ketua mereka segera menyiapkan semua yang dibutuhkan dengan senang.

"YESS UDAH LAMA NIH KAGAK PARTY." pekik Kavin dan El senang.

"Yaudah, Gue sama Hazel mau siapin bahannya dulu."

"Ohiya btw, tadi masalahnya apaan?" Tanya Kavin setelah Leta dan Hazel pergi.

"Lah bukannya kita semua disana ya?" Tanya Vian balik.

"Hah? Masa sih? Emang iye?" Kavin mengernyitkan dahinya dan menyenggol lengan Putra yang menatapnya datar.

Putra dan yang lain hanya menggeleng kepala melihat kelakuan Kavin yang begonya tak terbatas.

"Jangan bilang waktu itu lo masih tidur?" Sontak semuanya menatap tak percaya Kavin yang dengan polos mengangguk karena dia memang masih tertidur saat kejadian.

****

Shella meregangkan badannya yang terasa sangat kenyang setelah memakan terlalu banyak daging, sejujurnya dia merasa beruntung karena sebanyak apapun ia makan badannya tetap akan begitu.

BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang