15. BRK| Beban berat

41 10 1
                                    


Happy Reading 🦁

-

-

-

-

Shella terus menatap waspada pada gerombolan motor yang tiba-tiba menghalangi jalan mereka, terlebih melihat ekspresi anggota inti Righello yang terlihat muak. Semakin membuat Shella yakin jika gerombolan pemuda yang berada di depannya itu bukanlah 'kawan'.

"Mau apa lagi lo?" Tanya Vino to the poin.

Seorang pemuda yang mengenakan tindik di telinga maju sembari terkekeh. "Kita? Ya mau bikin kalian tunduk lah." Sombongnya.

Sontak anggota Righello tertawa seolah itu adalah lelucon terlucu, "Woy! Balapan aja kemarin kalah, apalagi sekarang ngajak tempur." ujar Kavin kembali membuat gelak tawa anggota Righello pecah.

"Udahlah Raf, serang aja langsung." Sewot seorang pemuda berambut gondrong.

Mendengar saran temannya pemuda bertindik itu-Raffa- memberi isyarat untuk menunggu, Shella yang berdiri di depan dan melihat isyarat itu mulai mendekati Vino secara perlahan.

"Lebih baik lo suruh anggota lo buat waspada, kayaknya mereka bakal tetap nyerang kita." bisik Shella.

"Eh! Gue baru sadar mereka bawa cewek." Shella memutar matanya malas dan mengabsen barisan makian dalam benaknya melihat segerombolan pemuda di hadapannya itu menatapnya dan teman-temannya seolah mereka adalah makanan lezat.

"Napa lo pada?! Belum pernah liat cewek cakep ya!" Sinis Hazel yang tak repot menutupi rasa sebalnya.

"Widihh galak amat! Tipe kesukaan lo tuh Ray." goda seorang pemuda dengan jaket bertuliskan TIGER. Sementara pemuda dengan jaket yang di goda-Rayhan- menatap terus menatap Hazel dengan binar ketertarikan.

"Daripada lo sama si Kavin lebih baik lo sama gue, lebih cakep dan jelas lebih berduit." Kavin melotot protes dengan ucapan Rayhan dan mulut yang terbuka siap melemparkan cacian.

"Cowok yang perlakuin perempuan seolah dia benda enggak bakal lebih baik cuma karena dia ganteng atau kaya." ucap Shella memotong protesan Kavin dengan santai.

"Dan lebih baik lo ngaca, muka lo gak ada cakepnya." Lanjutnya.

Kavin dan yang lainnya semakin bersemangat setelah mendengar ucapan Shella yang terdengar seperti penanda perang dimulai.

Sementara wajah Rayhan mulai memerah menahan malu dan marah karena merasa direndahkan oleh seorang perempuan. Cuih liat aja lo pada nanti batinnya.

"Sabar bro! Nanti juga dia bakal terpesona sama lo." Ucap pemuda berjaket satunya menepuk bahu Rayhan.

"Gue gak tau ada orang seenggak tau diri kalian, udah berhenti orang sembarangan udah gitu malah ngoceh gak jelas, hobinya menghalu lagi." cibir Anna dengan menekan kata 'menghalu'.

"Tampang gak seberapa, kantong gak seberapa, punya tipe terlalu tinggi" tambah Leta. Anna dan Leta langsung tertawa lepas mengingat celetukan mereka sendiri.

Memang Red queen ahlinya memancing emosi lawan dan Shella pun tidak masalah dengan itu.

Raffa terlihat sekali sedang mengatur emosinya agar tidak terpancing, berbeda dengan Rayhan yang sudah ditahan oleh teman-temannya.

Senyum licik Raffa perlahan muncul setelah beberapa saat memejamkan matanya. "Gue tantang lo pada buat balapan." Ujarnya santai membuat Shella merasa yakin bahwa ada yang sedang direncanakan oleh lawannya itu.

BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang