17. BRK| Official?

23 9 2
                                    


Happy Reading♡





Indah. Satu kata yang cocok dengan pemandangan di depannya, gelapnya malam dan cahaya dari gedung-gedung tinggi terlihat seperti cahaya bintang dari atas bukit.

Shella melirik Vino yang sedari awal mereka sampai hanya diam. Setelah kemenangan yang diraih Vino yang dibumbui dengan sedikit kericuhan tentang kecurangan Raffa, Vino mengajak Shella untuk mengatakan sesuatu-katanya, karena sedari tadi Vino hanya menatap ke depan tanpa mengatakan apapun.

Udara dinginnya malam tidak mengurangi kegugupan Shella sedari tadi, sejak awal Shella terus membatin untuk tenang agar Vino tidak mendengar suara detak jantungnya yang berdetak kencang.

'sial, abis ini gue harus ke rumah sakit nih.'

Lelah dengan situasi canggung yang melanda Shella memutuskan untuk mengalah dan membuka percakapan. Vino menoleh mendengar deheman dari Shella dengan wajah yang sedikit...gelisah.

"Jadi, mau ngomong apa?" Vino terdiam lalu terlihat sudah yakin.

Vino tetap diam yang berbeda adalah telinganya yang memerah, lalu ia perlahan mengeluarkan kotak berukuran sedang dengan hiasan pita.

Shella menatap bingung kotak dari Vino lalu meyakinkan diri untuk membukanya. Shella melotot kaget melihat isi kotak yang baru saja dibukanya.

"I-ini..?"

Hening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hening. Shella menoleh menatap Vino meminta penjelasan.

"Mau?" Tanyanya menambah kebingungan.

"Ma-mau apa?"

"Jadian sama gue?" Surut sudah pertahanan Shella, Vino menarik sudut bibirnya sedikit melihat rona merah di muka gadisnya itu.

Tunggu, gadisnya? Sepertinya ia jatuh dalam pesona Shella lebih dalam dari perkiraan nya.

"Eum..boleh jawab nanti gak?" OMG! Shella benar-benar gugup setengah hidup.

"Oke, gue tunggu." Shella akhirnya bisa bernapas sedikit lega selama 3 detik, sebelum Vino melanjutkan. "Gue tunggu besok." Damn!

****

Setelah 24/7 malam Shella memikirkan ucapan Vino, akhirnya ia menemukan jawaban yang pas setelah mendapat pencerahan dari Mie seleraKu yang ia santap semalam.

"Jadi?" Percayalah biarpun suara Vino tetap datar, ia benar-benar gugup menunggu jawaban dari Sang pujaan hati yang tidak bisa ditebak jawabannya.

Shella menghembuskan nafas kasar berusaha meyakinkan pilihannya yang sudah ia pikirkan secara terperinci.

"Pertama, gue mau nanya. Kenapa lo bisa suka sama gue? Well kita baru kenal sebentar loh." Tanpa sadar Shella mengubah cara berbicaranya menjadi lebih serius.

BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang