Happy reading Fellas 💅
Pagi telah tiba menggantikan malam hari yang gelap dan dingin. Matahari di atas sana terhalangi oleh awan-awan yang tebal, hari ini prakiraan cuaca mengatakan akan sedikit berawan. Tapi aktivitas harus berjalan seperti biasa bukan?
Aurora mengerjapkan matanya, berusaha mengumpulkan semua nyawanya yang entah terbang kemana. Ia bisa merasakan jika lengan Leo memeluknya dengan erat dan posesif.
Aurora menangis, entah kenapa ia menangis. Ia hanya merasa jika ia ingin menangis saja.
Apakah yang Aurora lakukan benar?
Gadis itu semakin merapatkan selimut yang menutupi tubuh polosnya, entah kenapa rasanya ia ingin sekali menangis dengan kencang. Tapi tidak bisa, Aurora menangis sambil menatap dengan datar pemandangan di depannya. Hatinya sedih dan air matanya turun, tapi ia tidak ingin menangis meraung-raung seperti yang kebanyakan gadis lakukan ketika mereka kehilangan keperawanannya.
Aurora masih lima belas tahun, dan ia harus dihadapkan sesuatu yang membuatnya tidak siap.
Bagaimana jika ia hamil?
Bagaimana dengan semua mimpi yang telah ia rancang sedemikian rupa, jika dirinya hamil?
Untuk saat ini, Aurora sangat membenci dirinya sendiri. Karena cintanya kepada Leo ia jadi bertindak bodoh. Memberikan satu-satunya yang ia banggakan kepada Leo.
Keperawanan memang tidak menjadi suatu patokan apakah wanita itu terhormat atau tidak, apakah wanita itu suci atau tidak. Pemikiran kolot itu memang membuat beberapa wanita tersiksa, dan Aurora mengutuk keras orang yang pertama kali menciptakan stigma bajingan itu.
Tapi, Aurora akan merasakan jauh lebih tenang jika mereka melakukannya ketika mereka sudah sah.
Leo merasakan adanya pergerakan, ia pun membuka matanya. Hal pertama yang ia dapati adalah punggung polos milik Aurora yang tengah bergetar pelan, menandakan jika gadisnya tengah menangis.
Leo tidak menyesal, ia sama sekali tidak akan meminta maaf kepada Aurora atas semua yang ia lakukan. Menurutnya ini semakin mempermudahnya untuk mengikat Aurora menjadi miliknya sutuhnya, saran dari Raja malah tidak usah ia lakukan, karena toh sudah ia lakukan.
Leo hanya ingin Aurora bergantung padanya. Ia ingin membuat gadisnya tidak punya siapa-siapa selain dirinya, Leo ingin Aurora menggantungkan hidupnya kepadanya.
Dan sekarang telah ia lakukan, hanya Leo yang menerima Aurora, hanya Leo seorang yang menginginkan Aurora yang sudah tidak menjadi gadis lagi.
Pria itu mengecup pundak Aurora yang tengah bergetar, sesekali ia mengelus lembut punggungnya. Lalu, Leo membalikkan tubuh Aurora dengan lembut, memaksa wanitanya untuk menatap Leo.
"Kenapa?" tanya Leo dengan suara serak khas orang bangun. Mungkin jika tidak sedang mengalami peristiwa yang menyedihkan, Aurora akan tersipu malu mendengar suara seksi milik pria itu. Tapi nyatanya tidak, dirinya sudah terlalu takut dan lemah.
"Kenapa kakak nggak berhenti?" tanya Aurora dengan suara yang kecil.
Leo mengecup kening Aurora "because I want you" ucapnya dengan lirih.
Aurora tidak tahu mengapa ketika ia mendengar hal itu air matanya turun semakin deras, Leo dan sifatnya yang egois berhasil menaklukkan dirinya. Baru saja Aurora ingin melawan untuk dirinya, Leo dengan mudah mengalahkannya dan menguasai dirinya.
"Aurora takut hamil kak, kalau Aurora hamil gimana?" tanya Aurora.
"Shhh... don't cry baby" ucap Leo menenangkan Aurora, ia menghapus air mata yang turun dari matanya kemudian mencium mata Aurora secara bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY AURORA {TAMAT}
RomanceSEQUEL Mr. Possesive. (Baca aja Mr. Possesive dulu, biar ngerti silsilahnya) -Possesive series- Disclaimer: contain some harsh word and dirty imagine. Iblis berwajah dewa. Itulah julukan yang publik berikan kepada anak dari Adrian Hyades Pratama ya...