Bab 23: Back to normal life

26.2K 1.9K 112
                                    

Happy reading Fellas 💅

Sudah seminggu sejak kejadian itu, dan semuanya kembali seperti normal. Aurora mulai sekolah seperti biasa untuk mempersiapkan ujian akhir semesternya sebelum cuti natal dan tahun baru. Hanya saja, Leo akhir-akhir ini sering disibukkan dengan pekerjaan sehingga mengharuskan dia tidak masuk sekolah, bahkan tidak pulang ke penthouse mereka.

Aurora masihlah Aurora, hanya saja ia tidak banyak bicara, kejadian seminggu yang lalu juga tidak ia ceritakan kepada siapa-siapa termasuk Diandra dan orang tua asuhnya. Aurora tidak mau membuat mereka kecewa apalagi Diandra, bisa-bisa persahabatan mereka langsung hancur jika ia memberitahu gadis itu.

Tanpa Leo ketahui, Aurora mengonsumsi pil kontrasepsi. Aurora belum siap jika harus hamil sekarang, usianya masih empat belas tahun dan mentalnya belum siap meskipun kemarin mereka melakukannya di hari yang aman, Aurora hanya memberi proteksi ganda.

"Ra, kantin yuk" ajak Ara.

"Ayo!"

Aurora beserta temannya pergi ke kantin, bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Keempat perempuan tersebut menempati meja yang seperti biasa mereka tempati. Berhubung mereka semua membawa bekal, jadilah mereka makan disana tanpa harus mengantre di kantin.

"Hai, saya boleh gabung?" tanya seorang laki-laki, ternyata Jingga.

"E-eh, Jingga. Boleh-boleh" ucap Shakira.

Jingga tersenyum, kemudian mengambil tempat duduk yang berhadapan langsung dengan Aurora. Diandra menatap cemas ke arah Shakira, Leo tidak akan suka jika ada laki-laki yang duduk bersama mereka.

"T-tumben, lo pengen makan disini" ucap Diandra.

"Iya, udah lama saya nggak makan di kantin, pas liat ada kalian sama Aurora, saya jadi pengen makan di kantin. Hitung-hitung usaha saya buat temenan sama Aurora" ucap Jingga dengan senyuman yang tidak luntur dari wajahnya.

Ketiga gadis tersebut saling bertatap-tatapan, untung saja Leo tidak ada disini. Jika ada, sudah dipastikan pria itu akan menghajar Jingga.

"Boleh nih, jarang tau ada cowok yang mau makan bareng sama cewek" ucap Shakira.

Aurora hanya diam saja, ia juga bingung harus bereaksi seperti apa, jika terlalu senang Leo akan marah. Tapi jika terlalu cuek, ia akan di cap sombong dan arogan.

Tentu saja Aurora akan pilih pilihan kedua, ia tidak punya nyali yang besar untuk melakukan pilihan pertama.

"Kok lo bisa kenal Aurora?" tanya Ara.

"Saya kenal waktu di perpustakaan" jawab Jingga.

"Biar gue tebak, pasti Aurora gak nyampe buat ambil buku, trus lo muncul dari belakang dia buat ambilin buku" ucap Shakira.

Jingga tertawa pelan "agak klise ya?" tanya pria tersebut.

"Emang si Shakira aja yang kebanyakan nonton sinetron FTV" ujar Ara.

"Yang penting tebakan gue bener" ucap Shakira.

Keempat orang itu larut dalam obrolan, Jingga pada dasarnya orang yang sopan dan selalu punya topik obrolan yang bervariasi. Oleh karena itu ketiga gadis itu merasa asik dan nyaman berbincang dengan laki-laki itu, minus Aurora yang merasa tidak nyaman disana sebab matanya menangkap Raja dan kedua temannya berjalan ke arah meja mereka.

"Siapa nih?" tanya Raja di belakang Jingga.

Keempat orang yang asik mengobrol itu pun menghentikan obrolan mereka, Diandra mendongakkan kepalanya ke atas dan mendapati tatapan tajam dari Raja, berbanding terbalik dengan Charles yang nampak santai. Tapi Shakira tahu, jika tatapan pria yang berstatus sebagai tunangannya itu tidak bisa diartikan baik-baik saja.

Jingga tetap tersenyum, sepertinya ia sudah hapal betul dengan ketiga orang yang berdiri di belakangnya. Pria itu berdiri dari duduknya "kenalin saya Jingga" ucapnya sambil menyodorkan tangannya guna bersalaman dengan Raja.

Raja mendecih, ia menepis tangan Raja dengan kasar membuat Diandra terkejut dan bangkit dari duduknya. Sedangkan, yang ditepis hanya bersikap biasa-biasa saja.

"Ja, lo apa-apaan sih? Jingga udah baik hati ngajak lo kenalan" ucap Diandra.

Raja merapatkan giginya, entah kenapa mendengar Diandra menyebut nama pria lain membuat napasnya memburu. Kepalanya mendidih, ia tidak suka mendengar nama pria lain yang keluar dari mulut gadis itu.

"Gue rasa lo bukan orang yang kuper banget, lo tau kan kalo empat cewek yang lo ajak ngobrol itu udah ada yang punya?" tanya Arsen.

Ara menyerngitkan dahinya, kenapa empat? kan harusnya tiga, ucapnya dalam batin.

"Saya tau kok, saya cuma mau nambah teman aja" ucap Jingga.

Arsen berdecih "basi banget sumpah kata-kata lo, bilang aja lo mau modusin mereka kan. Cowok sok indie kayak lo udah ada dimana-mana" ucap Arsen dengan nada tidak suka.

"Kalian kenapa sih? Jingga gak salah apa-apa, yang gak jelas tuh lo bertiga. Dateng-dateng udah nyari ribut aja!" ucap Ara.

"Ra, meskipun Leo gak masuk lo gak bisa seenaknya deket-deket sama cowok lain" ucap Charles dengan datar.

Aurora menundukkan kepalanya, selalu saja.

Ara menggigit bibir bawahnya dengan geram "bacot! apa-apa salah Aurora, apa-apa salah Aurora. Mentang-mentang dia lemah lo semua jadi seenaknya ya sama dia" bentak Ara yang sudah tidak tahan lagi dengan ketiga pria yang semakin memojokkan sahabatnya.

"Sudah jangan ribut, saya juga mau pergi. Kebetulan habis ini ada pelajaran olahraga, jadi mau ganti baju" ucap Jingga yang kemudian pergi dari meja itu.

Charles menatap punggung Jingga dengan pandangan datar, kenapa Leo repot-repot menyuruh mereka bertiga untuk mengawasi Aurora langsung?

Ia menoleh kepada kedua temannya yang tengah terkena omelan dari tiga orang gadis itu, tanpa mempedulilkan mereka, Charles diam-diam mengikuti Jingga. Pria itu berbohong, sebab kelas MIPA setelah istirahat adalah pelajaran Kimia, bukan olahraga.

Jingga berjalan di lorong sepi area gedung lama di komplek sekolahan itu, Charles menyerngitkan dahinya. Untuk apa pria itu berada di gedung lama sekolahannya?

Jingga nampak mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang.

"Halo tuan."

"..."

"Maaf, saya tidak bisa berbicara dengan Nona Aurora sebab ketiga teman laki-lakinya datang dan mengusir saya."

"..."

"Anda benar, dia bertunangan dengan anak keluarga Pratama."

"..."

"Baik tuan."

PIP

Jingga memasukkan kembali telepon genggamnya ke dalam saku celananya, lalu pergi dari lorong tersebut. Rasa penasaran Charles semakin membesar, apa hubungan Aurora dengan Jingga? dan kenapa Leo sangat berhati-hati dengan Jingga?

__________

Seorang gadis dengan rambut dikuncir dua menambah kesan imut di wajahnya yang oriental. Kacamata hitam bertengger di hidungnya dan banyak sekali orang yang mengerubunginya sambil membawa banner yang bertuliskan namanya.

"Astaga, Indonesia panas banget!" ucapnya.

"Padahal kamu yang minta kesini" ujar perempuan di sampingnya sambil mengipas-ngipasi dirinya.

"Aku kesini untuk menjemput calon suamiku tau!" ucapnya.

Perempuan yang berdiri di sampingnya memutar kedua bola matanya dengan malas "kau yakin dia masih mengingatmu? kau hanya berpapasan saja dengannya, itu pun kalau dia lihat kamu" ucap perempuan itu.

Gadis itu melepaskan kacamatanya, menampilkan matanya yang sipit khas orang Jepang "dia harus ingat aku, dia harus ingat wajah calon istrinya!"

BERSAMBUNG

Hai, maaf banget lama updatenya.

Bentar lagi kayaknya ada yang seru.

MY AURORA {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang