JurnalArlane

203 22 8
                                    

Cast:
Bam as Indy
Zahard as Angga
V as Dimasta
Arlane as Risa
Hatzling as Nicko
Asensio as Fahrul
Aguero as Kakang/Abimanyu
Wangnan as Riana
Arie Hon as Jeffry

Gedung Belanda
.
.
.
.
.

Suara jangkrik menghiasi malam ini. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, waktu yang sangat tepat bagi makhluk hidup untuk beristirahat.

Namun sebagian orang masih ada yang melakukan aktivitas walau hari sudah malam. Seperti kru dari channel youtube 'JurnalArlane'.

Beberapa orang terlihat membawa kamera serta senter sebagai penerangan. Menelusuri sebuah gedung dengan model zaman dahulu, zaman Belanda.

Terlihat seorang pria berambut putih panjang sedang berjalan santai diantara semak bersama pria berkacamata.

"Banyak sekali .. " gumam pria berambut putih bernama Arie Hon.

Sang pria berkacamata hanya mengangguk kecil sembari mengisyaratkan yang lain untuk pergi ke tempatnya berdiri saat ini.

"Ini tempat penelusuran hari ini?" tanya seorang pemuda berambut biru pendek sembari melihat kearah gedung, pemuda itu melihat banyak sekali sosok perempuan yang sedang melihat ke arah mereka.

"Benar, kamu siap siap ya Hatzling, hari ini kamu yang bakal uji nyali," ujar Arie Hon tersenyum lembut sembari menepuk pundak Hatzling pelan.

Hatzling menengguk ludah kasar, pasalnya pemuda itu dapat merasakan bahwa hantu hantu yang berada di gedung Belanda ini sangat ganas. Kenapa harus aku? Kenapa gak Wangnan aja? Pikir Hatzling merutuki nasib.

"Banyak yang cantik disini kok Hatzling, siapa tau kamu kepincut salah satu dari mereka," tambah pria berkacamata, melepas kacamatanya kemudian berlalu pergi bersama Arie Hon, pria itu bernama Zahard.

Hatzling bergidik ngeri mendengar penuturan Zahard, ia lantas pergi menyusul kedua pria itu, meninggalkan kedua bocah yang mengekor dibelakang.

"Hatzling? Kok lari sih .. ?" lirih anak berambut cokelat, ia menatap bagian depan gedung dengan perasaan campur aduk, namun yang lebih mendominasi adalah rasa takut, sedari tadi berpuluh puluh pasang mata mengawasi dirinya, menambah atmosfer takut dalam dirinya.

"Tenang, Bam, ada Khun di sini," ujar Khun, remaja berambut biru muda sebahu itu tersenyum bangga walau dalam hati ia ketakutan setengah mati, ada sosok besar berwarna hitam yang tengah mengawasi dirinya, sosok itu berada di atas pohon beringin yang terletak tak jauh dari bangunan Belanda.

"Halah! Jagain diri sendiri aja gak bisa, sok sokan mau jagain anak saya." Dari arah belakang terlihat seorang pria berambut hitam panjang diikat ponytail menatap Khun tajam, bak mertua yang tak suka dengan menantu. Ia adalah V, ayah dari Bam.

Khun meneguk ludah kasar lalu tertawa canggung, "hehe." Hanya itu yang bisa Khun berikan, sebenarnya ia ingin membatah, namun aura hitam disekitar tubuh V membuat Khun bungkam, bahkan makhluk halus dengan energi lemah langsung menghilang disaat itu juga.

"Ayah .. hentikan! Kasian Khun dibikin takut mulu!" bela Bam menggembungkan kedua pipi, tak terlihat menyeramkan sama sekali. Itu justru membuat V dan Khun terkena diabetes karenanya.

"Sudah! Hentikan omongan tak jelas ini! Kita harus segera syuting," tegur Arlane mencubit lengan suaminya.

Arlane adalah ibu Bam, rambut cokelat panjang yang ia biarkan tergerai sudah menjadi bukti fisik bahwa ia memang ibu kandung Bam.

KxB One Shots [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang