Ada sedikit adegan 18+
.
.
.Farmasi
Orang orang sering mengartikan jurusan ini sebagai jurusan dasar bagi mereka yang ingin menjadi dokter, tidak salah namun pengartiannya kurang tepat. Jurusan Farmasi itu multi asalkan masih berhubungan dengan kesehatan.
Dan sekarang Bam tengah menggeluti jurusan ini, padahal ia ingin masuk jurusan teknisi namun orang tuanya menginginkan Bam masuk ke jurusan ini karna masa depannya lebih terjamin.
Menghela nafas lelah Bam segera membereskan alat prakteknya dan keluar dari lab Farmasi. Jas putih yang melekat ditubuhnya segera Bam lepaskan karena tidak dibutuhkan lagi, setelah selesai dengan urusannya Bam berniat kembali ke kelas sebelum sebuah tangan besar menyentuh pundaknya.
"Bagaimana prakteknya Bam?" Ujar suara dibelakang Bam.
"Aku hanya kesulitan saat membaca resep, yang lain lancar kok." Jawab Bam membalik tubuhnya dan menatap pemuda yang lebih tinggi ramah.
"Syukurlah, aku takut nilaimu kosong seperti kemarin hanya karena kau keliru menulis satuan." Ujar pemuda itu bernafas lega,
Bam tertawa sebagai jawaban, ternyata jurusan Farmasi tidak semudah itu, salah sedikit berujung fatal.
"Ayo kembali ke kelas."
Bam mengangguk dan berjalan di samping pemuda itu sembari membicarakan hal hal yang tidak penting.
•••
"Khun apa ini benar?" Tanya Bam saat sampai dikelas, ia ingin sedikit memastikan apakah hitungan dosis obatnya ada yang salah atau tidak.
Khun mengambil buku jurnal milik Bam dan memeriksa hitungan dosis obat yang ada.
"Benar, kurasa kau sudah paham untuk hitungan dosis." Ujar Khun lalu menata alat praktek miliknya.
Bam bernafas lega, setidaknya ia membuat kemajuan tidak seperti awal masuk sekolah. Bam sungguh tidak paham dengan materi yang di berikan guru, bahasa latin, membaca resep, alat apa yang harus diketahui dan masih banyak lagi. Kepala Bam terasa mau pecah saat itu, banyak sekali hal yang Bam harus ketahui.
Untung saja waktu itu ada Khun yang bersedia membantunya belajar, jika tidak mungkin Bam sudah memutuskan untuk bunuh diri di kamarnya.
"Cara membaca resep itu cukup mudah Bam, kau hanya perlu menguasai bahasa latin." Jelas Khun padat agar mudah dimengerti Bam, Khun lebih pantas menjadi seorang guru dari pada murid pikir Bam.
Bam mengangguk walaupun ia tidak terlalu menghafal bahasa latin namun Khun sudah memberikan beberapa bahasa latin yang sering keluar di resep.
"S q dd berarti?" Tanya Khun di sela sela makannya.
Bam mencoba mengingat kembali arti dari kata kata itu, jika tidak salah S signa yang berarti pemakaian, q yang berarti empat, dd yang berarti sekali sehari.
"Pemakaian empat kali sehari?" Ujar Bam ragu ragu.
Khun mengangguk senang dan mengelus rambut Bam pelan, Khun pikir Bam adalah murid yang cerdas, hanya saja mungkin otak Bam sedikit terkejut karena harus menerima banyak materi sekaligus.
"Sekarang bayar." Ujar Khun sembari menunjuk nunjuk pipinya lalu menutup mata.
Bam mengerti maksud Khun, ia mendekat kan wajahnya pada daerah yang ditunjuk Khun lalu,
KAMU SEDANG MEMBACA
KxB One Shots [Completed]
RandomHanya berisi kumpulan cerita KhunBam berdasar imajinasi author. Semua karakter hanya milik SIU, author cuman minjem karakter nya. Dan maaf kalau ceritanya tidak sesuai ekspektasi kalian.