Dar!
Dar!
Suara tembakan senjata api terdengar diseluruh ruangan. Papan yang menjadi target tembakan mengeluarkan asap putih. Suara dentingan peluru pistol setelah ditembakkan menggema diseluruh ruangan.
Si penembak itu adalah seorang remaja laki laki berambut hitam kecoklatan dengan panjang hanya mencapai sebahu, bagian bawahnya ia ikat sedikit agar tidak mengganggu proses latihan, namanya adalah Bam.
(☝️Atau bayangkan saja Bam S3)
Bam segera meniup pelan pistol yang ujungnya mengeluarkan asap putih akibat Bam menembak dua kali berturut-turut.
"Bam, cukup latihannya pulang lah." Ujar seorang guru laki laki bersanggul pirang sembari melepas penutup telinga Bam.
Bam menatap gurunya dengan wajah datar kemudian segera membereskan alat latihannya. Setelah beres, Bam segera membuka loker dan mengambil jaket berwarna hitam lalu mengenakan jaket itu sembari berjalan keluar ruangan.
Zrashh
Ketika keluar ruangan hujan menyambut Bam, dengan kesal ia mengambil permen karet di tasnya lalu mengenakan Hoodie untuk menutupi kepalanya dan berjalan santai ditengah hujan.
•••
Hujan semakin deras membuat Bam harus mengeluarkan tenaga ekstra agar tubuh pendeknya tidak terbawa angin.
Sial kenapa malah semakin deras!
Batin Bam kesal, partikel debu yang berterbangan membuat Bam harus menutupi matanya dengan lengan.
Angin bergerak semakin kencang membuat air hujan yang menghantam tubuh Bam terasa seperti pisau kecil. Karna itu pula tubuh Bam sedikit terangkat keatas,
"Woah hati hati Bam!" Ujar seorang laki laki berambut pirang menahan tubuh Bam agar tak terbang.
Tiba tiba hujan deras tadi berubah menjadi hujan rintik, mata Bam berkedip kedip berusaha menjernihkan pandangannya agar bisa melihat dengan jelas.
"Wangnan? Bukankah seharusnya kau sudah pulang?" Tanya Bam menoleh kebelakang lalu merapikan jaketnya.
"Ada sesuatu yang tertinggal jadi aku kembali." Jawab Wangnan memayungi Bam agar ia tak kehujanan.
Melihat hal itu Bam membuka Hoodie nya, menyisir rambut yang setengah basah dan berniat mengucir poni sebelum Wangnan memegangi tangannya.
"Rambutmu masih basah jangan diikat." Ingat Wangnan menggeser payung ke arah kanan, tujuannya agar tidak ada jarak diantara dirinya dan Bam.
Bam tak mempedulikan nasihat Wangnan dan tetap menguncir poninya. Setelah itu ia kembali mengenakan Hoodie kemudian berjalan cepat meninggalkan Wangnan.
"H-hey kau mau demam ya?"
Remaja itu hanya mengangkat bahu acuh dan kembali berjalan, tak mempedulikan tubuhnya yang basah akibat hujan.
Modus
•••
Setelah berjalan cukup lama akhirnya Bam sampai ke rumah atau mungkin lebih tepatnya kamar Kos. Sejak kecil Bam memang hidup sendirian, kedua orang tuanya meninggal karena penyakit misterius, hal itu membuat kepribadian Bam sangat jauh berubah. Yang dulunya ceria sekarang berubah menjadi dingin, walaupun terkadang ia masih sering menolong orang tetapi itu hanyalah sekedar rasa iba atau balas budi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KxB One Shots [Completed]
RandomHanya berisi kumpulan cerita KhunBam berdasar imajinasi author. Semua karakter hanya milik SIU, author cuman minjem karakter nya. Dan maaf kalau ceritanya tidak sesuai ekspektasi kalian.