Saat tubuhnya terjatuh di aliran air terjun, Jeno merasa tidak terjatuh seorang diri. Karena saat dia terjatuh, seseorang lainnya juga ikut melompat bersamanya. Dan saat itu juga sesuatu yang dingin dan kenyal menempel di bibirnya.
Jeno terkejut, walaupun hanya samar-samar karena air itu sangat kabur, dia bisa melihat jika orang yang saat ini mencium bibirnya adalah sosok laki-laki.
'Wtf'
.
.
.
Jeno terbangun dengan keringat dingin di sekujur tubuhnya. Ia mengerang tertahan saat perutnya kembali terasa sakit.
"Hya! Jangan bergerak dulu!"
Jeno terkejut saat seorang pemuda yang mungkin saja seumuran dengannya tiba-tiba muncul entah dari mana.
"Cepat habiskan obatmu!"
Pemuda itu menyerahkan secangkir ramuan yang entah apa pada Jeno. Bukannya mengambil ramuan itu, Jeno justru merasa jijik hanya dengan mencium baunya saja."Minuman sampah macam apa it ...."
Plak
"Bicara lagi maka aku akan memberikan kau lebih banyak minuman sampah ini."
Jeno tercengang. Ini pertama kalinya dia diperlakukan seperti ini! Bahkan orang itu menampar tangannya.
"Kau! Apa kau tidak tau siapa aku!?"
"Siapa yang perduli kau siapa. Selagi kau berada di wilayah kami, tidak perduli kau datang dari mana maka kau harus mengikuti aturan kami. Jadi, Sebaiknya kau bersikap baik di sini. Jika bukan karena pemimpin kami yang menolongmu seminggu yang lalu, kau pasti sudah mati."
Jeno terkejut mendengar perkataan pemuda di depannya. Ternyata sudah satu minggu dia tidak sadarkan diri.
"Ini di mana?"
"Dragon Mountain."
Jeno mengernyit. Nama itu memang cukup familiar karena orang-orang sering membahasnya dulu. Dragon Mountain yang dihuni oleh para klan naga, konon katanya memiliki kekuatan hebat. Mereka tidak pernah terlihat apalagi untuk berbaur dengan dunia luar. Bahkan untuk mengetahui di mana gunung itu berada masih menjadi misteri hingga hari ini. Dan sekarang dirinya tiba-tiba saja terdampar di tempat itu.
Tapi bukankah ini menguntungkan? Jeno bisa membuat sekutu dengan mereka untuk mengalahkan kerajaan Apollo.
Jeno beranjak dari tempat tidur. "Di mana pemimpinmu?"
"Kenapa?"
"Aku ingin bertemu."
"Ck ... Kau pikir kau siapa yang bisa menemui pemimpin kami seenaknya."
Walaupun kesal, Jeno bertingkah tidak perduli dan mulai berjalan tanpa tujuan di tempat itu.
Saat keluar barulah Jeno tau jika tempat ini berbentuk camp yang saling menyebar. Ia memasuki camp dengan acak berharap bisa menemukan sang pemimpin klan yang telah menolongnya. Namun bukannya mendapat apa yang dia cari, Jeno justru harus merasa terhina karena dilempari berbagai prabotan oleh orang yang ada di dalam sana.
Tempat itu sangat luas, dan ada ratusan camp yang tersebar.
Walaupun orang-orang itu menjadikannya pusat perhatian, tapi Jeno cukup tau tatakrama untuk tidak berbuat kacau di tempat orang.
"Pemimpin bilang, dia akan mengurus semua ini setelah turun dari puncak."
'Puncak?'
Setelah mencuri informasi dari pembicaraan orang, Jeno menghampiri dua orang gadis yang baru saja melewatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REDEMPTION || NOMIN
FanfictionBetween Love, Betrayal, and Redemption. "Ada banyak hal yang tidak aku ketahui tentang dunia, dan menarik diri dari dunia luar adalah pilihan terbaik." "Jika seseorang telah menjadi penguasa, delapan puluh persen hatinya tidak akan berguna." Mereka...