Jika kau terjebak bersama musuhmu, berusaha dekat dengannya adalah jalan lain di saat tidak bisa melawan. Setidaknya itulah yang Jeno pikirkan.
Saat mereka turun dari Celestial Peak, orang-orang yang ada di Dragon Mountain langsung menyambut mereka dengan antusias. Lebih tepatnya menyambut Jaemin. Jeno yang ada di belakangnya hanya mengekor dengan wajah dingin tak bersahabat. Baru kali ini dia berjalan di belakang orang lain karena biasanya orang-orang yang akan berjalan di belakangnya.
"Nanaaaa!"
Haechan berlari memeluk sahabatnya itu tapi mukanya seketika berubah menjadi sinis saat melihat orang yang ada di belakang Jaemin.
"Apa yang dia lakukan dengan berdiri di belakangmu?"
"Haechan, biarkan Jeno tidur di camp milikmu malam ini."
Haechan langsung protes tidak terima, "Tidak mau! Aku sudah menampungnya selama satu minggu ini, tidak lagi!"
"Ck ... Siapa juga yang mau tidur denganmu. Aku akan tidur di Celestial Peak bersamanya malam ini."
Mendengar itu, Haechan melotot tidak terima, "kau pikir kau siapa yang berani-beraninya tidur di sana!?"
"Lalu aku akan tidur di mana?"
"Kau bisa tidur di tanah atau di atas pohon, tidak ada yang perduli!"
Baru kali ini Jeno diperlakukan seperti ini selama hidupnya. Ia menunjuk Haechan tepat di depan wajahnya lalu berseru, "Kau ...."
"Apa!?"
"Menurutmu dia akan tidur di mana?"
"Mungkin di Celestial Peak milik Jaemin Hyung."
"Hmmm ... Ayo bertaruh!"
Jaemin menggaruk pipinya yang tidak gatal melihat dua pemuda yang ada di depannya kini saling melotot.
"Baiklah-baiklah, kau bisa tidur di tempatku."
"Apa! Tidaaaaaak!" teriak Haechan.
Jeno tersenyum miring lalu mencibir Haechan, "Kenapa? Dia bukan seorang gadis yang perawannya akan hilang hanya karena tidur denganku."
"Kenapa kau tidak tidur di tempat Junkyu atau Chenle saja? Junkyuuuu ...."
"Apa?"
Haechan refleks memaki saat ternyata Junkyu dan Chenle sudah berada di sampingnya. Mereka berjongkok di samping Haechan sambil memakan Kuaci dan telah menonton pertengkaran mereka sejak tadi.
"Apa yang kalian lakukan di situ? Tampung dia di camp kalian."
Junkyu cemberut dan menggeleng cepat, "Tidak mau!"
"Aku juga tidak mau! Camp berlapis emasku bisa lecet."
Jeno mendengus, bahkan di istananya emas hanya dibuat sebagai pengganjal pintu.
"Sudah diputuskan, dia akan tinggal di tempatku untuk sementara. Haechan, tidak apa-apa."
"Tapi dia ...."
"Sudahlah."
Karena Jaemin berkata jika dia akan mengurus sesuatu yang penting di dalam aula khusus pertemuan klan naga, jadi Jeno hanya bisa duduk di depan Aula untuk menunggu pemuda itu.
"Lihatlah wajahnya, terlihat seperti pemeran antagonis," ucap Haechan. Saat ini tiga serangkai itu kembali menemui Jeno yang sedang duduk seorang diri di luar.
Jeno mengangkat salah satu alisnya. Entah mengapa dia merasa seperti korban bullying di sini.
"Ada apa dengan wajahnya? Kenapa dia seperti antagonis?" tanya Junkyu heran
KAMU SEDANG MEMBACA
REDEMPTION || NOMIN
FanficBetween Love, Betrayal, and Redemption. "Ada banyak hal yang tidak aku ketahui tentang dunia, dan menarik diri dari dunia luar adalah pilihan terbaik." "Jika seseorang telah menjadi penguasa, delapan puluh persen hatinya tidak akan berguna." Mereka...