Jeno terbangun dari tidurnya saat jam weaker yang memekakkan telinga itu berbunyi dengan merdu.
Sudah menjadi kebiasaan setiap hari ia akan melempari jam itu hingga terpental dengan tidak elitnya.
Setelah merasa nyawanya mulai terkumpul, Jeno mengusap wajahnya kesal. Ternyata semalam dia memimpikan hal yang sama.
"Mimpi itu lagi."
Dragon Mountain? Celestial Peak? Na Jaemin? Bukankah itu gila! Jeno tidak pernah tau nama-nama itu sebelumnya tapi kenapa akhir-akhir ini dia selalu memimpikan mereka?
Semakin sering ia bermimpi, maka semakin merasa akrab pula ia dengan sosok pemuda yang ada di dalam mimpinya itu.Jeno selalu merasa kehilangan sesuatu saat ia membuka mata dan merasa merindukan seseorang tanpa pernah melihat langsung bagaimana wujudnya. Itu sangat menyiksa hingga Jeno harus terpaksa menelan obat anti depresan karena selalu merasa dirinya mulai gila.
Dengan menggunakan smartphonenya, ia mulai berselancar di internet untuk mencari tempat-tempat yang ada di dalam mimpinya itu. Mulai dari klan naga, negeri Stellar, Iris, Apollo hingga Dragon Mountain namun sama sekali tidak ada hasil yang keluar untuk hal itu. Jeno menghela napas pelan. Entah tempat itu yang sudah terlalu tua hingga hilang ditelan peradaban atau mungkin tempat itu memang hanya berada di dalam mimpinya, dan mimpi itu jelas-jelas hanya bunga tidur.
Jeno kembali mengetikan kata kunci di pencarian googlenya, ini adalah yang terakhir, jika tidak ada yang keluar maka dia tidak akan perduli lagi. Namun saat mengetik kata Celestial Peak, sejumlah gambar puncak batu yang tingginya menembus awan muncul begitu saja.
Mata Jeno berbinar. Puncak itu hampir sama dengan puncak yang selalu muncul di mimpinya. Namun puncak itu terletak di China dan bukan Korea!
Jeno menelpon menejernya, meminta pria itu untuk mengosongkan semua jadwalnya besok. Sebagai seorang Artis terkenal tentu saja membuat Jeno selalu dipenuhi jadwal yang padat. Tapi dia sudah bertekad untuk pergi ke China besok.
Meskipun puncak itu tidak benar-benar mirip, tapi nama itu sudah cukup membuat hatinya bergetar.
.
.
.
Sesuai keinginan Jeno, saat ini mereka benar-benar telah tiba di China. Beruntung karena Jeno memiliki sepupu jauh di sana jadi dia tidak perlu repot-repot menyewa hotel.
"Jenderal Jung, di mana smartphoneku?"
Jaehyun tercengang. Dengan wajah heran dia menempelkan tangannya pada pelipis Jeno. Sebagai seorang manager tentu saja dia merasa jika tingkah anak itu sedikit aneh akhir-akhir ini.
"Kau gila?"
Jeno mengerjap lalu tersenyum tanpa dosa seolah baru tersadar sesuatu, "Maaf Hyung, aku hanya terbawa suasana dari film yang ku nonton kemarin."
"Jeno-ya!"
"Ah, Renjunie!"
Itu adalah sepupunya yang berada di China. Meskipun memiliki keluarga di negeri tirai bambu itu tapi Jeno baru kali ini menginjakan kaki di sana. Tapi berkat Renjun yang pernah tinggal bersamanya di Korea, Jeno jadi sedikit paham tentang bahasa China.
Di bandara saat ini sudah banyak penggemarnya yang rela menunggu Jeno. Padahal keberangkatannya ini bersifat privasi tapi entah bagaimana para gadis-gadis itu bisa tau.
"Kita langsung ke Celestial Peak sekarang."
Renjun menatap sepupunya itu tidak habis pikir, "Kau gila? Kau tidak ingin istirahat dulu? Celestial Peak itu ada di Provinsi Anhui. Kita akan menempu jarak dua belas jam dari Beijing jika menggunakan mobil."
KAMU SEDANG MEMBACA
REDEMPTION || NOMIN
FanfictionBetween Love, Betrayal, and Redemption. "Ada banyak hal yang tidak aku ketahui tentang dunia, dan menarik diri dari dunia luar adalah pilihan terbaik." "Jika seseorang telah menjadi penguasa, delapan puluh persen hatinya tidak akan berguna." Mereka...