28

3.6K 523 38
                                    

Tidak membutuhkan waktu lama bagi klan naga untuk membunuh hampir sebagian prajurit Apollo.

"Aku menyerahkan dia padamu, Hyung. Tanda perjanjian iblis itu ada di jantungnya," ucap Junkyu pada Jaemin. Ia memutar arah kudanya untuk membantu Haruto yang terjebak bertarung di antara puluhan prajurit Apollo.

"Haruuu!" seru Junkyu. Wajahnya kembali ceria seperti sebelumnya tapi meskipun terlihat ceria tangannya terus bergerak menebas orang-orang yang menghalangi jalannya. Hanya Junkyu yang bisa membunuh orang sambil tersenyum lebar.

Saat berhasil berada di samping Haruto ia kembali berkata tanpa kesedihan di wajahnya, "Dragon Mountain tidak lagi semenyenangkan dulu. Banyak yang berubah, Mark Hyung dan Haechan Hyung juga sudah meninggal."

Haruto jelas terkejut, meskipun dia tidak dekat dengan Haechan dan Mark tapi tetap saja dia tidak bisa untuk tidak terkejut.

"Perhatikan sekelilingmu, Haru. Orang-orang ini lebih gila dari anjing gila." Junkyu tertawa saat mengatakan hal itu. Haruto tidak tau di mana letak lucunya, tapi melihat Junkyu hari ini dia merasa pemuda itu memang sedikit aneh. Ini jelas perang tapi dia sama sekali tidak takut.

"Haru awas!"

    Jleb

"Ck, jangan melamun saat perang," ucap Junkyu sebelum akhirnya tubuhnya terjatuh dari atas kuda dengan pedang yang masih menancap di jantungnya.

Hyunjin yang melihat Haruto masih mematung hanya bisa menghela napas lalu mulai bertarung di sekeliling Haruto untuk melindungi adik bungsunya itu. Dia tidak sendiri, Jeongin yang terlihat terkejut saat melihat Junkyu ikut membantu Hyunjin dan menebas mereka semua secara membabi buta.

Haruto turun dari atas kudanya dengan gemetar. Ia mengangkat tubuh Junkyu dan menyandarkan kepala pemuda itu di dadanya. "Kau tidak apa-apa?"

Junkyu masih tersenyum meskipun kali ini air matanya ikut keluar. Ia berkata dengan lirih, "Haru, maafkan aku. Jika saja waktu itu aku menyerahkan diriku sebagai persembahan, hal ini tidak akan terjadi."

Dari semuanya, mungkin Junkyu yang merasa paling tersiksa dan paling merasa bersalah. Karena dirinya yang kabur saat akan dijadikan persembahan iblis, ayahnya menjadikan pangeran ketiga dari negeri Stellar sebagai penggantinya. Dan karena hal itu juga pembantaian satu negeri tidak bisa dihindari. Dia selalu dibayang-bayangi rasa bersalah saat bersama Jaemin terlebih saat bersama Haruto dan saudara-saudaranya.

Meskipun Jaemin tidak menyalahkan Junkyu tapi Junkyu selalu merasa buruk.

"Hyung, jangan membuatku takut," lirih Haruto

Junkyu tertawa kecil hingga membuat darahnya keluar semakin banyak. "Jangan menangis. Kau lebih cocok saat tersenyum. Aku senang kau memanggilku seperti itu lagi. Tapi apa aku harus merasa sakit dulu hanya untuk mendengar itu?"

"Hyung ... Hyung, aku akan memanggilmu seperti itu mulai dari sekarang. Tapi tolong, jangan seperti ini ... Jangan tinggalkan aku, Hyung. Aku akan membencimu jika kau pergi, sungguh Hyung aku akan membencimu."

"Aku tidak meninggalkanmu. Di kehidupan yang lain, jika aku tidak menemukanmu, tolong temukan aku." Dia berkata saat matanya perlahan mulai tertutup rapat. "Haru, aku takut mati. Tapi untuk melihat akhir bukankah kita harus menjadi akhirnya?" Dan kemudian semuanya gelap

"Hyung, jangan tutup matamu! Hyung kau harus dengar aku! Kau belum melihatku memakai baju pangeran, Hyung. Aku janji akan membelikan banyak kunang-kunang untukmu setelah ini. Junkyu Hyung buka matamu!" Tidak ada sahutan apapun. Haruto hanya bisa meraung mendekap tubuh tidak bernyawa itu.

Jaemin hanya menatap hal itu tanpa ekspresi apapun dari kejauhan.

'Kau selalu mengikuti jalanku, Terimakasih, Kim Junkyu.'

REDEMPTION || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang