{13}tanda kembalinya mereka

61 3 0
                                    


Bugh

Bugh

Bugh

Saat ini Qeyla, Savira dan Alvino dkk -ditambah Kenzie dan Kenzo- berada diruang latihan Qeyla dan Savira. Qeyla melampiaskan emosi yang ia tahan sejak tadi. Sudah hampir 1 jam Qeyla meninju, menendang samsak. Keringat di sekitar pelipis, leher membuatnya terlihat seksi dan menawan.

"Qey, ini udah hampir satu jam lo ga capek apa?" tanya Kenzo menatap jengah sepupunya yang keras kepala.

Tak menghiraukan sepupunya Qeyla terus memukul samsak didepannya. Alvino yang geram langsung berdiri didepan Qeyla. Dan berhasil Qeyla menghentikan kepalan tangannya tepat didepan wajah Alvino.
Telat sedikit saja mungkin wajah Alvino sudah terkena bogeman dari Qeyla.

Tatapan Alvino entah mengapa membuat seorang Qeyla yang keras kepala menurut. Ia merasa terimintasi dan harus membuatnya patuh. Menghela nafas kasar Qeyla jatuh terduduk dengan nafas tersengal-sengal.

Alvino membantu Qeyla berdiri, menuntunnya ketempat yang lain berada. Semua berdecak kagum apalagi sepupu dan kembaran Qeyla. Baru pertama kali ada yang membuat Qeyla tenang selain Herman, dan Fanddy.

"Woww, baru kali ini gue, liat lo cepet tenang selain Opa sama Daddy." decak Savira diangguki Kenzie dan Kenzo.

Qeyla tak menjawab, malah ia menatap Alvino. Alvino juga membalas tatapan Qeyla lekat.

Qeyla tak tau apa yang terjadi dengannya, hanya ketika menatap mata indah Alvino tubuh Qeyla menjadi lebih tenang. Padahal dulu Opa atau Daddy nya harus mengancamnya dulu.

"Gue kenapa sih?" batin Qeyla bertanya-tanya.

"Kayaknya lo udah nemu buat gantiin gue" bisik Savira memainkan alisnya menggoda Qeyla yang hanya dibalas tatapan malas dari Qeyla.

Malas menanggapi kembarannya Qeyla membuka ponselnya yang sengaja ia matikan. Banyak panggilan dan spam chat yang membuat perasaannya gak enak.

"Ra, lo gak ada telfon dari anak-anak?" tanya Qeyla.

"Gak, ponsel gue lobwat" jawab Savira acuh.

"Emang siapa yang nelpon?" tanya Savira menatap Qeyla penasaran.

"Anak-anak, yang lain juga nelpon gue dari tadi." jawab Qeyla menekan tombol hijau untuk menghubungi Kenen.

"LO KEMANA AJA ANJIRR? GUE UDAH TELFON LO PULUHAN KALI. "

Qeyla meringis mendengar teriakan dari seberang sana. Tiba-tiba perasaannya gak enak mendengar nada panik dari Kenen.
"Ada apa?" tanya Qeyla sedikit cemas.

"Markas GirlsDorrs kebakaran!?"

Mendengar jawaban dari sana membuat tubuh Qeyla menegang. Mencoba menekan emosinya yang siap meledak-ledak. "BANGSAT"

Savira, dan Alvino dkk terkejut mendengar umpatan Qeyla. Wajah merah padam Qeyla dan aura gelap yang mengelilingi tubuh Qeyla membuat mereka menatap ngeri Qeyla.

"Gue kesana sekarang!!" ucap Qeyla dingin lalu mematikan sambungannya.

"Markas GirlsDorrs kebakaran!?" ujar Qeyla sambil memakai jaketnya.

"Markas BoysDoors sekarang!" lanjut Qeyla berjalan duluan diikuti Alvino, Savira, Daniz, Kenzie dan Kenzo. Sedangkan yang lain tidak ikut karena mereka ada urusan pribadi.

"Sama gue" Alvino menarik tangan Qeyla kearah motornya.

Qeyla hanya mengikuti tanpa protes karena sekarang tidak ada waktu untuk berdebat. Motor Alvino keluar dari garasi rumah Wijaya diikuti motor Kenzie, Kenzo dan motor Daniz yang sedang membonceng Savira.

The Lives Of Two Twin Girls Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang