{21}

14 3 0
                                    

Kringg Kringg

Bel pulang sekolah berbunyi membuat para guru yang sedang mengajar mengakhiri aktivitas belajar mengajar hari ini.

Diparkiran sekolah tampak Geng Pancara tengah berkumpul, duduk diatas motor mereka. Nampak juga Alvino dan Daniz tengah menunggu kekasih mereka sambil mengobrol ringan dengan Kenzie dan Kenzo.

Tak lama kemudian Qeyla dan Savira berjalan menghampiri mereka dengan muka datar.

"Euhh, neng guelis" goda salah satu anggota Pancara.

"Jangan goda bu bos, dikeluarin lo dari sini" jawab anggota yang lain

"Jangan goda punya orang. Apalagi sama duo Nadya ini, sama aja lo pada cari mati" peringat Angkasa.

Diangguki oleh yang lain nya.

"Ck. Bacot!" umpat Savira. Emang mood nya dari tadi buruk mungkin karena hawa nya yang panas atau karena datang bulan juga.

Qeyla memutar bola mata nya lalu berjalan menghampiri Alvino yang duduk diatas motor nya. Naik keatas motor dengan berpegangan pundak Alvino.

"Cabut!" ucap Qeyla seolah memberi perintah kepada Daniz, Kenzie dan Kenzo untuk menjalankan motor masing-masing.

Memeluk erat pinggang Alvino agar dirinya tak dibawa kabur oleh angin. Didalam helm full face Alvino tersenyum tipis saat Qeyla menyenderkan kepala nya di punggung tegap nya.

Sekitar 20 menit akhirnya mereka sampai markas utama. Bangunan modern bertingkat 3 itu berdiri tegap dihadapan mereka. Cat tembok warna hitam putih serta garasi yang sangat luas yang bisa menampung ratusan motor dan juga gerbang yang sangat besar dan menjulang tinggi sekitar 3 meter. Menjadi dominasi tempat yang sangat khusus untuk orang sembarangan tidak akan bisa masuk kedalam.

Digarasi beberapa motor sport sudah berjejer rapi disana. Itu tanda nya semua sudah datang.

Savira turun dari motor Daniz diikuti yang lainnya. Segera mereka masuk markas.

Didalam markas sudah ada anggota inti dan juga senior. Mereka duduk di sofa sambil berbincang- bincang. Semua orang yang ada didalam mengalihkan pandangannya ke depan pintu ruang kumpul.

Qeyla duduk disalah satu sofa panjang diikuti Alvino dan Kenzie yang duduk disamping nya.

Semua orang disana mendadak hening tidak ada yang mau membuka suara. Kenzie menghela nafas lalu bertanya alasan mereka kumpul. "Ekhem." Kenzie berdehem untuk memulai membuka suara. "Jadi?"

Kenen terlihat tengah menghela nafas lelah, entahlah bagi nya menjadi pemimpin geng motor yang terkenal dan terbesar terasa sulit bagi nya. Biasa nya ia hanya memimpin antara 80-90 orang didalam geng nya. Dan, sekarang sekitar 695 anggota. Ah, rasanya sangat melelahkan.

"Tadi Argon nelpon gue, katanya 'Bersiap-siap lah sebentar lagi waktu nya tiba' " ujar Kenen sambil menirukan suara Argon saat berbicara kepada nya.

"Maksudnya apa?" tanya Keyna bingung.

"Entahlah, gue rasa ini ada hubungannya dengan War nanti" sahut Nathan.

"Mungkin ini sebuah peringatan atau gak rencana dia buat kita khawatir atau ragu untuk menghadapi mereka" ujar Zidan memberi usul.

Semua yang ada disana diam sambil berfikir apa yang harus dilakukan nanti. Tampak Qeyla yang menghembuskan nafas kasar sambil memijat pangkal hidung nya.

"Gue rasa Argon membuat kita tidak percaya diri gini. Kalian tau, untuk bisa menang kita harus bersatu, yang sportif. Menang kalah itu sudah biasa, tapi kalau kita berusaha dan saling menguatkan, gue yakin kita pasti bisa menang. The Gang's Unity nama geng nya aja kesatuan, kita anggota malah gak percaya gini sih. Woyy, semangat dong kita pasti bisa kok. Kenen, Qeyla kalian kan ketua nya yang semangat dong. Kalau ketua nya semangat anggota nya juga ikut semangat. " ujar Savira memberi semangat kepada semuanya.

The Lives Of Two Twin Girls Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang