{16}Rencana Selanjutnya

44 2 0
                                    


Jam istirahat tiba, semua murid berbondong-bondong kearah kantin untuk mengisi perut. Ada yang ke perpustakaan, taman depan, koridor-koridor, dan ada yang berdiam diri dikelas untuk mengerjakan tugas atau membaca buku.

Kini dikelas XI IPA 1 Qeyla dkk berdiri di depan pintu menunggu Alvino dkk untuk pergi ke kantin bersama.
Seperti biasa Qeyla dengan muka datar nya dan Savira dengan gaya santai nya. Tak butuh waktu lama Alvino dkk keluar dari kelas nya berjalan menuju Qeyla dkk.

"Gue ga ikut ke kantin" ucap Qeyla setelah semua sudah mengumpul.

"Lo mau kemana?" tanya Savira.
"Taman belakang" jawab Qeyla singkat.

"Mau dibeliin makanan gak?" kali ini Gita yang bertanya.
Qeyla hanya menjawab dengan gelengan. Setelah itu, berlalu dari sana menuju taman belakang sekolah.

Tempat yang tenang dan asri, murid lain gak ada yang kesini karena tempat nya yang jauh dari kawasan kelas.

Qeyla duduk di salah satu gazebo dibawah pohon. Sambil menenangkan pikirannya ia mengambil earphone dari saku rok, lalu memasangkan ke telinga nya. Sambil membaca novel keluaran terbaru bulan ini.

Tak butuh beberapa lama Qeyla sudah masuk ke dunia nya sendiri.
Alvino duduk disamping Qeyla sambil berdehem, tapi tak ada pergerakan dari sang empu nya.

Alvino diam memandangi raut wajah Qeyla yang berubah-ubah. Kadang cemberut, tersenyum, mengerutkan kening nya atau mengangguk-anggukan kepalanya.

Senyum tipis terbit diwajah tampan Alvino, tangan nya terulur anak rambut Qeyla yang menutupi wajah cantiknya, diselip kan rambut tersebut ke daun telinga kanan gadis itu.

Qeyla yang merasa ada seseorang disamping nya mengalihkan menatap ke samping. Ketika Qeyla menoleh langsung disuguhkan wajah tampan Alvino dari jarak dekat, hanya beberapa senti dari wajah Qeyla.

"H-hem, sejak kapan lo d-disini?" tanya Qeyla gugup karena jarak yang begitu dekat.
Alvino memundurkan kepala nya lalu mengangkat bahu nya. "Ga tau".

Qeyla mendengus kesal lalu berdiri pergi meninggalkan Alvino sendiri.
Alvino mengikuti nya dari belakang.

Dikoridor kelas XI ada Savira, Daniz, Kenzie, Kenzo, Angkasa, Rey, Cheren dan Gita duduk disalah satu bangku disepanjang koridor. Entah apa yang Mereka bicarakan.

"Ini Qeyla sama Alvino kemana yak?" tanya Rey tiba-tiba.

"Mesra-mesraan kali, kan tadi pagi diganggu" celetuk Gita melirik Rey sinis.

"Apa lo lirik-lirik?" ucap Rey mendelik.

"Apasih gaje lo" ujar Gita bergidik.

"Dasar lampir" sewot Rey mencibir.

"Apa lo curut katarak" seru Gita tak terima.

Ketika Rey ingin menimpali tapi terurung karena Qeyla dan Alvino berjalan mendekat ke arah mereka.

"Kalian dari mana?" tanya Angkasa.
"Taman belakang" jawab Qeyla dan Alvino singkat.
Yang lain hanya ber-oh ria.

Tiba-tiba ponsel Qeyla berdering tanda panggilan masuk. Melihat siapa yang menghubungi nya Qeyla langsung menggeser tanda berwarna hijau.

"Qey"

"Hmm? "

"Pulang sekolah langsung kemarkas. Ajak yang lain juga, setiap geng ajak anggota inti aja"

"emang kenapa sih? "

"Ada masalah"

"Oke, gue sama yang lain bakal kesana "

The Lives Of Two Twin Girls Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang