{20}

111 5 1
                                    


Mobil Alvino sampai di kediaman keluarga Adi Wijaya. Didepan gerbang terlihat Daniz dan Savira sedang mengobrol ringan.

Ya. Mereka memang memakai jalur yang berbeda untuk sampai di rumah Qeyla dan Savira.
Qeyla turun dari mobil setelah Alvino membukakan pintu untuk nya.
Daniz dan Savira mengalihkan perhatian nya menatap Alvino dan Qeyla yang baru turun dari mobil.

"Kenapa diluar?" tanya Qeyla datar.

"Gak papa, bentar lagi juga pulang" jawab Daniz santai. Sedangkan Alvino dan Qeyla mengangguk kecil.

"Aku pulang dulu" ujar Alvino mengusap lembut kepala Qeyla.

"Hati-hati" ujar Qeyla tersenyum tipis.

"Aku juga pulang" ucap Daniz kepada Savira.

"Hati-hati" ucap Savira melambaikan tangan nya.

Setelah itu Alvino dan Daniz memasuki mobil masing-masing dan meninggalkan kediaman keluarga Wijaya. Qeyla dan Savira masuk kedalam lalu menuju kamar mereka untuk mengganti pakaian dan memutuskan untuk tidur dengan senyuman bahagia tercetak dibibir mereka.

                               ****

Jumat pagi. Hari ini Qeyla dan Savira memakai seragam sekolah warna hitam. Rok hitam selutut ada garis-garis putih si ujung. Kemeja warna putih, jas warna hitam dan dasi warna hitam sebagai pelengkap nya. Kaus kaki warna putih dan sepatu tali hitam putih.

Qeyla dan Savira sengaja mengurai rambut panjang nya. Memakai bedak tipis dan liptint supaya tidak pucat. Setelah dirasa cukup dengan penampilan nya mereka turun menuju ruang makan.

"Morning" sapa Qeyla dan Savira.

"To twins" balas Fanddy, Citra dan Nathan.

"Mau rasa apa kak?" tanya Citra kepada Qeyla.

"Keju mom" jawab Qeyla duduk disebelah Nathan.

"Kalo adek?" tanya Citra lagi sambil mengolesi keju parut kedalam roti tawar Qeyla.

"Coklat deh mom" jawab Savira.

"Oke, nih" ucap Citra memberikan roti tawar yang sudah diisi oleh selai coklat kepada Savira.
Setelah selesai sarapan bersama Qeyla dan Savira pamit untuk berangkat kesekolah.

"Dad, Mom, bang kita berangkat ya" ujar Qeyla mencium pipi ketiga nya satu-satu.

"Hati-hati, sayang" ujar Fanddy.

"Yes, Dad" balas Qeyla dan Savira bersamaan.

Kemudian mereka berjalan menuju pintu utama, saat pintu dibuka terlihat Alvino dan Daniz duduk diatas motor masing-masing di halaman.

"Sejak kapan kalian disini?" tanya Savira menatap kedua nya bergantian.

"Baru" jawab Daniz.

"Kenapa gak masuk aja?" tanya Qeyla.

"Gak papa. Naik! " ujar Alvino menaiki motor nya diikuti Qeyla berpegangan pundak Alvino.

"Pegangan!" ujar Alvino setelah memakai helm full face.

"Udah" ucap Qeyla menggenggam jaket Alvino.

"Ck. Dasar" gerutu Alvino. Lalu menarik kedua tangan Qeyla memeluk pinggang Alvino dari belakang.

"Modus" gerutu Qeyla meletakkan dagu nya di bahu Alvino.

"Modus sama tunangan sendiri nggak papa lah ya" ujar Alvino tersenyum tipis.

"Udah ishh. Ntar telat" ujar Qeyla memukul punggung Alvino.

"Iya-iya. Pegangan yang erat" setelah mengucapkan itu Alvino langsung menjalankan motor nya dengan kecepatan rata-rata.

The Lives Of Two Twin Girls Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang