{6}perasaan

137 11 0
                                    


Serangan kali ini sangat hebat karena sangat susah untuk menaklukkan lawan. Qeyla dan Alvino sama-sama saling melindungi.

Tiga puluh menit telah berlalu tapi pertarungan masih berlanjut. Terlihat Qeyla, Alvino dan lainnya yang mulai kuwalahan katena musuh yang sangat banyak dan sangat menguras tenaga.

Karena keadaan yang sudah tak terkendali Qeyla mulai memberi aba-aba untuk serangan ganda. Tak lama kemudian dari berbagai arah T-Rex sudah terkepung. Dengan gampangnya Pancara dan lainnya menaklukkan T-Rex beserta sekutunya.

"Bagus, sekarang pembalasan dendam kita akan segera berakhir." ujar Kenen dengan senyum penuh kemenangan.

"Tapi nggak asik dong kalau kita nggak bermain-main dulu" sahut Qeyla tersenyum devil.

"Lo bener, tapi mereka pasti akan buat ulah lagi nanti." balas Kenen menaikkan sebelah alisnya menatap tajam Dimas yang sudah tak berdaya.

"Lo urus mereka Ken, gue sudah selesai" ucap Qeyla menatap Dimas dengan seringai nya. Dibalas acungan jempol dari Kenen.

"Gue cabut. Savira ayo" Qeyla berlalu diikuti Savira yang berjalan sedikit bertatih-tatih.

"Qey" panggil seseorang membuat langkah Qeyla terhenti.

"Ya? Alvino?" tanya Qeyla menatap Alvino bingung.

"Lo mau kemana?" tanya balik Alvino.

"Balik" jawab Qeyla singkat.

"Gue anterin" ujar Alvino.

"Nggak u... " belum selesai menyahut sudah dipotong sama Alvino.

"Nggak ada penolakan" sarkas Alvino cepat.

Membuat Qeyla mengerucutkan bibirnya kesal. Alvino yang melihat itu menatap Qeyla gemas ingin sekali ia mencubit pipinya. Tapi itu tak mungkin bisa hancur image sebagai cowok dingin Alvino.

"Kita naik apa?" tanya Qeyla bingung karena mereka melewati deretan motor yang terparkir rapi dipinggir jalan.

"Mobil" jawab Alvino singkat sembali menunjuk mobil berwarna silver yang terpakir dipinggir jalan sebelah deretan motor.

Sebelum keduanya masuk kedalam mobil Qeyla memanggil Savira yang sedang berbicara kepada Daniz.

"Vir, nanti balik ke apartemen" ucap Qeyla lalu masuk ke kursi penumpang diikuti Alvino yang masuk ke kursi kemudi. Kemudian mobil melaju meninggalkan Daniz dan Savira.

"Lo mau pulang?" tanya Daniz pada Savira.

"Iya pegel semua badan gue" keluh Savira memelas membuat Daniz terkekeh.

"Gue anterin"

"Oke"

"Kita naik mobil aja"

"Tak masalah."

Mereka berdua menuju mobil hitam disebelah mobil yang dikendarai Alvino tadi. Setelah memakai seatblet Daniz mulai menjalankan mobilnya.

"Eh? Tapi motornya gimana?" tanya Savira baru ingat tentang nasib motornya yang ditinggal.

"Nanti biar anak-anak yang nganterin ke apartemen lo" jawab Daniz tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan.

Setelah itu tak ada percakapan antara keduanya hingga sampai di parkiran apartemen mewah milik Qeyla dan Savira hadiah dari kakek mereka dari keluarga Mommy sikembar.
Ketika sudah sampai di apartemen Savira ingin turun dari mobil tapi tangannya dicekal oleh Daniz sontak Savira menoleh dengan tatapan bertanya.

"Luka lo" ucap Daniz datar.

"Ck. Ini cuma luka kecil" sahut Savira santai.

"Gue obatin" decak Daniz turun dari mobil.

The Lives Of Two Twin Girls Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang