{10}mereka telah kembali

115 10 0
                                    


Hari senin adalah hari terburuk bagi siswa-siswi karena mereka harus panas-panasan ditengah lapangan sambil mendengarkan pidato panjang dari kepala sekolah. Enak untuk guru-guru mereka berbaris ditepi lapangan yang terlindung dari panas matahari.

"Itu guru lama bener ceramahnya, ya" keluh Rey mengipasi wajahnya menggunakan tangan.

"Lo sih, kalo lo jalan lihat-lihat tadi nggak bakal dah tong sampah segede itu jatoh dan kita nggak bakal ketahuan sama bu gendut" gerutu Angkasa melirik sinis Rey yang ada disampingnya.

Sebenarnya anti bagi Alvino dkk buat upacara tapi apa boleh buat. Saat mereka ingin membolos malah ketauan bu Gendut yang notabenya adalah guru BK.

Disamping Rey ada Angkasa yang juga mengipasi wajahnya dengan telapak tangan sambil menyumpah serampahi Rey yang membuat mereka harus berbaris disini. Didepan mereka ada Alvino dan Daniz dengan keringat dipelipis mereka. Dibelakang Rey dan Angkasa ada Dhani yang menunduk agar terhalau sinar matahari dan Krisna  yang terus menyalahkan Rey karena membuatnya berdiri kepanasan.

"Rey goblok, gara-gara lo kita ada disini. Anjing!?" umpat Krisna jengkel.
Sedangkan Rey hanya menyengir gak jelas disalahkan.

"Ya, sorry gue kan nggak tahu kalo ada tong sampah" sahut Rey sok polos.

Ingin rasanya mereka menampol wajah sok polos Rey, kalau saja bu Gendut tidak melihat terus kearah mereka.

Kelas XI IPA 2 bersebelahan dengan kelas XI IPA 1 yaitu kelasnya Qeyla dan Savira. Qeyla berdiri ditengah-tengah barisan bersama Savira berdiri disampingnya. Sedangkan Cheren dan Gita dibelakang mereka.

"Duh, panas banget sih. Dari tadi kok belum selesai sih pidatonya" keluh Mitha mengusap keringat yang ada dipelipisnya.

"Make up gue luntur, anjirr" pekik Sila tertahan.

"Ck. Kapan selesainya sih? Tu guru yang diomongin cuma itu-itu saja dari tadi" kesel Gita menekuk wajahnya.

Beberapa menit kemudian kepala sekolah mengakhiri pidatonya membuat semua murid menghela nafas lega. Setelah upacara selesai semua murid berhamburan keluar lapangan. Ada yang langsung menuju kelas atau kekantin untuk membeli minum.

Qeyla dkk memilih pergi kekantin untuk membeli minuman atau sekedar berleha-leha. Diperjalanan tiba-tiba ada yang memanggil mereka, membuat mereka berhenti berjalan. Ternyata itu adalah Alvino dkk, mereka berjalan beriringan dengan cool membuat para siswi teriak kagum.

"Kalian mau kekantin?" tanya Angkasa pada Qeyla dkk.

"Iya" jawab Cheren yang lain hanya mengangguk.

"Yaudah bareng aja kuy" seru Rey.

Kemudian mereka bersepuluh berjalan bersama menuju kantin. Sudah biasa bagi inti Pancara menjadi perhatian kaum hawa. Tapi kali ini lebih gempar karena diantara mereka ada empat siswi yang sialnya sangat cantik berjalan santai bersama most wanted boys.

Apalagi dua siswi baru yang baru seminggu pindah ke SMA BINTANG menjadi sorotan publik. Bukan hanya di SMA BINTANG namun di SMA JAYA BANGSA mereka menjadi topik terbaru minggu-minggu ini. Karena tersebar sudah kabar bahwa mereka berani memukul ketua geng T-Rex yang terkenal kenakalan dan kekejaman yang tidak memandang bulu.

"Mereka itu suka bener yah ngomongin orang tapi tak melihat faktanya" cibir Cheren melirik empat siswi yang menghina mereka karena tidak pantas berjalan dengan most wanted.

"Sudah biasa kan gitu" sahut Angkasa santai.

"Gunanya mulut manusia itu ada tiga pertama untuk makan, kedua untuk membicarakan kebaikan orang lain dan ketiga untuk membicarakan keburukan orang lain" ujar Savira.

The Lives Of Two Twin Girls Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang