bab 56

455 64 4
                                    

Orang yang berbicara tentang kesedihan dan rasa kecewa adalah yang merasakan sakit, tapi, orang yang tetap diam adalah yang paling tersakiti. Hari ini Fu ren ingat, betapa besarnya Kaisar Wang mencintainya. Lalu dia akan mulai membenci dirinya sendiri karena telah melepaskannya.

Ditemani oleh dinginnya malam bersalju, dia terisak dan membeku. Wajahnya pucat pasi, seluruh tubuhnya menggigil namun didalam hati nya telah terbakar hingga dadanya terasa panas.

Dia masih mematung disana saat pria yang sebelumnya bersama dengan Kaisar Wang keluar meninggalkan ruang belajar itu. Berapa lama dia telah berdiri disana? Entahlah. Rambutnya telah tertutup seluruhnya oleh putih salju. Dia hampir menyerupai dewa abadi berwujud manusia.

Pria itu melihat Fu ren yang tampak aneh menurutnya, Fu ren tidak terlihat seperti seorang pelayan, jadi apa yang seseorang lakukan dalam cuaca seperti ini? Dia berpakaian sangat indah itu cukup menjelaskan bahwa dirinya juga bukanlah seorang pengawal, lalu siapa dia? 

"Permisi tuan, bisakah aku bertanya padamu apa yang kau lakukan disini ditengah malam seperti ini? Kau akan mati kedinginan jika terus berdiri disini!"

Alih-alih menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pria itu Fu ren hanya menatapnya kosong. Pria itu semakin penasaran, dia memutar kepala nya kekanan dan ke kiri berharap ada seseorang yang bisa menjawab keingintahuan nya. Tapi itu bahkan sudah dini hari, seperti nya semua orang sudah tidur.

"Ah.., kenapa kau menatap ku seperti itu? Itu sungguh membuat ku tidak nyaman. Aku bertanya padamu karena aku peduli, tapi seperti nya kau tidak menyukai hal itu"  Pria itu benar-benar merasa tidak nyaman dan akan beranjak pergi meninggalkan Fu ren. "Baiklah, kau mengacuhkan ku jadi aku akan pergi, tapi jangan katakan aku tidak pernah mengingatkan mu sebelumnya bahwa jika kau tetap seperti ini, kau akan mati karena cuaca dingin"

Pria itu melangkah pergi, namun langkah nya tiba-tiba terhenti ketika dia mendengar suara 'brubh' dari belakang nya. Dia terkejut melihat tubuh Fu ren terbaring diatas tanah yang mulai tertutup oleh salju yang dingin. Dia kembali menghampiri nya, mencoba menyadarkan nya tapi gagal. Sementara itu salju turun semakin lebat dan udara semakin dan semakin bertambah dingin.

Dia tidak tahu siapa Fu ren sebenarnya dan kemana dia harus mengantarnya, jadi pria itu berinisiatif untuk membawa Fu ren ke kediamannya sendiri. Dia memapah tubuh Fu ren yang sudah sedingin es dengan susah payah. Mereka memiliki postur tubuh yang sama, pria itu cukup kesulitan membawa Fu ren seorang diri.

Sesampainya dikediaman nya, pria itu kemudian menjatuhkan tubuh Fu ren diatas ranjang nya yang hangat dan menutupi nya dengan selimut tebal untuk mengembalikan suhu tubuhnya. Sedangkan dirinya sendiri tengah terengah-engah dan berkeringat deras, membuka satu persatu pakaian nya sendiri dia menggerutu, "Melelahkan sekali! Malam hampir berakhir dan apa yang sedang kulakukan?!"

Setelah nafasnya kembali normal, pria itu memeriksa suhu tubuh Fu ren dengan menempelkan punggung tangannya diwajah dan dahinya, dahi itu tertutup perban dibalik poninya yang tebal. "Sshh... Kau terluka?! Kapan terakhir kali kau mengganti perbanmu?"

Dia pun mengganti perban yang sudah kotor oleh rembesan dari darah. Gerakannya sangat hati-hati saat dia mengoleskan salep pada luka lalu membalut nya lagi dengan perban baru. Dia bekerja sangat keras malam itu, rambut Fu ren basah karena salju jadi pria itu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengeringkan rambut Fu ren yang panjang. Fu ren juga demam, pria itu mengompresnya dengan sabar. Dia memperhatikan wajah Fu ren yang tampan sekaligus cantik. Fu ren memiliki kharisma seorang pria sejati, membuat pria itu bertanya-tanya tentang siapa dirinya.

"Semua saudara laki-laki Yang mulia sudah tewas dalam medan perang, jadi siapa kau?"

Pria itu terus mengganti handuk untuk mengompres, dia tidak berhenti sebelum demam Fu ren benar-benar turun. Dia tertidur setelah memastikan bahwa suhu tubuh Fu ren sudah kembali normal.

Pagi itu kasim Han membuat kehebohan setelah dia menyadari bahwa Fu ren telah menghilang sejak semalam. Dia bahkan menghalangi kaisar Wang dari tugas pengadilan pagi.

Kaisar Wang, "Katakan apa yang sebenarnya terjadi! Bagaimana Fu ren bisa menghilang?!"

Kasim Han berlutut, "Kumohon ampunilah aku Yang mulia!"

"Sejak kapan dia menghilang?"

"Itu.., sejak semalam Yang mulia. Jenderal Fu telah menunggumu sepanjang malam. Dia berdiri diluar dan kedinginan hingga akhirnya menjadi tidak sabaran dan kemudian dia memutuskan untuk menyusulmu keruang belajarmu Yang mulia! Namun sampai fajar jenderal Fu tidak kunjung kembali jadi aku mulai mencarinya, tapi aku tidak dapat menemukan nya di manapun Yang mulia!"

"Kau benar-benar ceroboh! Jika aku tidak dapat menemukan nya maka, akan kupastikan kau mendapatkan hukuman mu, kasim Han!"

".......!" Tidak.

Kaisar Wang membawa serta puluhan pengawal istana untuk mencari Fu ren. Entah mengapa dia begitu yakin bahwa Fu ren masihlah berada didalam istana. Dia mencari disemua tempat tanpa terkecuali, penjara dingin, kediaman permaisuri hingga kediaman putra mahkota, hanya satu tempat yang belum dia periksa. Itu adalah kediaman sementara pangeran Cha Wuer!

Meskipun pemikiran tentang Fu ren yang mungkin berada dikediaman Cha Wuer terdengar tidak masuk akal tapi juga bukan lah hal yang mustahil jadi Kaisar Wang memutar langkah nya dengan perasaan campur aduk. Kediaman Cha Wuer masih sepi, pelayan juga mengatakan bahwa dia belum bangun. Namun intuisi nya terus memaksa nya untuk memeriksa apakah Fu ren memang berada di dalam bersama dengan Cha Wuer?

Kaisar Wang memasuki ruangan seorang diri, meninggalkan para pengawal untuk menunggu diluar. Dia berusaha untuk tetap tenang agar tidak mengagetkan Cha Wuer. Dia terus berjalan hingga keruang dalam kemudian terus masuk kedalam kamar, namun saat itu betapa terkejutnya Kaisar Wang ketika dia melihat pemandangan vulgar apa yang disuguhkan padanya disana?!

Kaisar Wang diperlihatkan oleh tampilan yang membuat kedua bola matanya hampir loncat dari tempatnya semula. Giginya menggeratak kuat, ujung mulut hingga kedua alisnya berkedut. Nafas dan detak jantungnya tertahan untuk sementara waktu.

Disana, diatas tempat tidur, pangeran Cha Wuer yang sedang pulas tertidur dengan bertelanjang dada, selimut menutupi tubuh bagian bawahnya. Dia bersama seseorang yang juga bertelanjang dada, rambut keduanya telah kusut dan berpaut, saling berpelukan dalam tidur mereka yang nyenyak dan hangat!

"Fu ren!"

Kaisar Wang berbalik sebelum kemudian duduk diatas meja makan, keduanya tangannya mengepal erat, ekspresi wajahnya tampak suram ketika dia menyuruh kasim tua untuk membangunkan Cha Wuer.

Kasim tua membangunkan Cha Wuer dengan hati-hati namun tanpa sengaja Fu ren ikut terbangun karena nya. Fu ren terperanjat dan kebingungan atas situasi dirinya sendiri. Siapa pria yang tidur disampingnya? Apa yang dia lakukan bersama nya dan dimana dia? Bagaimana dia bisa berada disana?!

Kasim tua memperhatikan setiap gerakan Fu ren yang tegang saat dia tergesa-gesa turun dari tempat tidur hingga dia mengenakan pakaian nya dengan cepat. Fu ren tampak seperti tengah tertangkap basah. Sedangkan Cha Wuer, dia masih mengeliat malas diatas bantalnya. Dengan susah payah dia membuka matanya namun tetap saja tidak dapat terbuka sepenuhnya. Menopang kepalanya dengan tangan kanannya, dia menyeret kalimatnya saat berkata, "Kasim tua, apa yang kau lakukan dikamarku? Apa yang begitu penting hingga kau harus membangunkan tidurku?"

"Maafkan atas gangguanku pangeran!" Kasim tua menunduk dan menjelaskan, "Saat ini Yang mulia sedang menunggu kalian berdua diluar, agaknya situasi ini sedikit rumit. Segera lah bangun, aku akan membantu mu berpakaian"

Fu ren berwajah gelap, "Yang mulia disini?!"

Kasim tua menarik lengan Cha Wuer untuk membawanya turun dari tempat tidur, dia menggerutu dengan mata setengah tertutup, "Situasi nya yang rumit itu, apa hubungan nya denganku? Menyebalkan sekali! Aku terlalu mengantuk! Bagaimana dia bisa memperlakukan ku seperti ini? Mengapa dia tidak menungguku bangun?!"

(BL) One Of Them (Originally)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang