"Wang fei, kumohon.. Kemana kau akan pergi dengan pedang terhunus?" Kasim Han meraung.
"Menemui Yang mulia!"
"Bagaimana kau bisa menemui Yang mulia dengan pedang terhunus? Itu adalah sebuah pemberontakan, buang pedangmu Wang fei, kumohon jangan lakukan ini!" Dia memegang erat lengan Fu ren sambil menangis.
"Kasim Han menyingkirkan lah, atau kau akan terluka!"
".....!"
Kasim Han menyadari bahwa bujukan nya tidak akan berhasil. Dia segera memanggil pengawal khusus untuk menghentikan Fu ren. Kepala pengawal Ahn dan puluhan pengawal khusus segera menghentikan Fu ren saat itu juga. Dia dihadang untuk kedua kalinya.
"Wang fei, berhentilah! Kau telah terbakar amarah. Itu tidak seperti dirimu!" Kepala pengawal Ahn berkata, "Apa kau akan menemui Yang mulia seperti ini? Kau hanya akan mempermalukan dirimu sendiri dengan berperilaku seperti ini. Tenangkan dirimu dan berpikir dinginlah!"
Fu ren mendengus, "Bahkan kau menyebut namaku dengan benar kepala pengawal Ahn, Wang fei! Tapi dengan menghalangi ku seperti ini apakah kau pikir kau sudah melakukan hal yang benar? Apa kau sungguh berani?!"
Didepan namanya adalah nama Kaisar Wang sendiri. Yang artinya, tidak ada seorang pun yang dapat menentangnya apapun yang ingin dia lakukan, dan ucapan nya memiliki kekuatan yang sama dengan apa yang diucapkan oleh Kaisar Wang. Digoreyo ini, Fu ren memiliki kedudukan tertinggi setelah Kaisar Wang. Sibodoh mana yang berani menentangnya?
Kepala pengawal Ahn menekuk lututnya, dia menundukkan Kepala nya dan berlutut tanpa segan. Semua bawahannya mengikutinya tanpa mengatakan apapun lagi. Fu ren berjalan melewati kepala pengawal Ahn dan pasukan khusus bagitu saja, melanjutkan langkah nya dengan ekspresi wajah yang mengeras dan tatapan matanya yang menyala.
Kasim Han benar-benar cemas, "Kepala pengawal Ahn, apa kau akan membiarkan Wang fei pergi seperti ini? Bagaimana jika dia tanpa sengaja melukai seseorang dengan pedangnya?"
"Wang fei bukanlah seseorang yang akan dengan mudah melukai orang lain!" Kepala pengawal Ahn berdiri, diikuti oleh para bawahan nya. Memutar kepalanya dia melihat para Prajurit yang sebelumnya menghadang Fu ren masih tergeletak ditanah. Dia cukup lega karena tidak ada satupun dari mereka yang terluka. "Yang mulia akan menyelesaikan sisanya, sekarang sudah malam kembalilah kasim Han, aku akan tetap disini untuk berjaga. Percayalah, Wang fei tidak akan menyebabkan kerusakan fatal apalagi kematian"
Saat itu Kaisar sedang minum anggur dengan para tamu-tamu nya yang masih tinggal. Itu adalah ruangan khusus yang tertutup. Mereka yang ada didalam dikejutkan oleh suara benturan keras pada pintu yang telah terbuka lebar. Penjaga yang melihat Fu ren datang dengan pedang terhunus menjadi ketakutan dan tidak dapat berbuat apa-apa ketika Fu ren mendobrak pintu dengan kakinya dalam sekali tendangan saja. Aura disekitarnya tampak merah menyala seperti gaun pengantin yang masih dikenakannya.
Semua orang didalam ruangan berteriak histeris saat melihat Fu ren datang secara tiba-tiba. Tampilannya saat itu benar-benar terlihat seperti iblis yang melarikan diri dari neraka. Rambutnya yang panjang bergelombang telah lepas dari sanggul nya. Bahkan rambut hitam tinta itu kini sudah berantakan, amukan nya sebelumnya dan angin yang berhembus telah membuat rambut indahnya kusut. Bersama dengan angin yang bertiup masuk membuat rambutnya menari seirama dengan keliman gaunnya yang berekor panjang yang terseret dibelakang langkahnya. Kedua bola matanya merah saat tatapannya terkunci pada Kaisar Wang. Dia mengangkat pedang ditangannya kewajah suaminya itu.
Kaisar menyipitkan matanya, "Wang fei, apa yang sedang kau lakukan?"
"Malam belum berlalu, dan pembicaraan kita belum usai. Tapi langkahku sudah goyah! Kegelisahan hatiku membuat ku hilang akal. Aku..., telah hilang arah Yang mulia! Kau tahu apa yang lebih menyedihkan didunia ini dari pada menunggu, Yang mulia? Itu adalah ketika aku menunggumu, tapi kau tidak tahu!" Fu ren menegaskan setiap kata yang dia ucapkan, sembari mengayunkan pedangnya kesembarang arah hingga menghancurkan meja dan kursi. Guci guci anggur telah pecah, serpihan cangkir dan porselen berserakan dilantai.
Para tamu yang melihat kejadian itu tampak gemetar ketakutan, mereka tidak ingin tetap tinggal tapi meskipun begitu mereka tidak berani untuk beranjak sedikitpun. Saat orang-orang berpikir bahwa Fu ren sedang melakukan pemberontakan dan kudeta, Kaisar memutus pemikiran itu segera dengan mengatakan bahwa Wang fei terlalu banyak minum hingga mabuk.
"Wang fei, tolong kendalikan dirimu!"
"Tidak untuk kali ini Yang mulia!" Fu ren berjalan semakin mendekat pada Kaisar wang dan berhenti tepat dihadapannya. Dia juga melemparkan pedang dari genggamannya dibawah kaki Kaisar Wang dengan bunyi 'klang' yang keras.
Kaisar Wang masih saja menatap nya dengan tatapan kosong, hal itu membuat Fu ren menjadi semakin geram. Dadanya bergerak naik dan turun bersamaan dengan nafasnya yang berat saat dia berkata, "Jika kau terus memperlakukan ku seperti ini, seperti bagaimana aku memperlakukan mu maka, aku hanya akan membencimu pada akhirnya. Kekecewaan ku padamu begitu dalam, sedalam perasaan ku padamu! Kau tahu!?"
Kaisar Wang, "......?!"
"Sebelumnya aku tidak pernah menyangka kau akan menjadi bagian penting dalam hidupku, Kini setelah aku menggantungkan harapan ku padamu, bagaimana kau bisa berpaling dariku seperti ini?! Aku sudah sangat muak dengan ketidak pedulian mu!"
Suaranya terdengar semakin lemah, kedua matanya yang merah telah basah. Apakah Fu ren menangis? "Kumohon Yang mulia, ini sudah cukup bagiku. Sekarang datanglah padaku, cintailah aku! Buatlah dirimu gelisah seperti kegelisahan ku. Dengarkan detak jantung ku dan sadarilah, aku telah tergila-gila padamu! Apa yang harus kulakukan?"
Ini adalah pertama kalinya Fu ren mengungkapkan isi hati nya, sangat aneh karena banyak bicara dan blak-blakan bukanlah sifatnya. Seperti menabur jutaan putik cinta dihati Kaisar Wang, seperti itu pula bunga yang tumbuh akan dengan sukarela membagikan keindahan nya pada musim semi.
"Aku selalu bersamamu Wang fei, apa yang membuatmu begitu khawatir?" Kaisar menghampiri Fu ren, tidak ada kemarahan dimatanya. Bola matanya berputar dan berkeliling pada Fu ren. Pada rambutnya yang kusut terurai, wajah cantiknya yang merah padam dan tubuhnya yang bergetar karena emosi yang meluap. Dia belum sempat membersihkan riasan wajahnya, gaun panjang yang dia kenakan telah ternoda oleh lumpur. Dan, mengapa dia berlari keluar tanpa memakai alas kaki? Dia bahkan tidak menyadari bahwa telapak kakinya telah berdarah, serpihan porselen yang berserakan telah melukai telapak kakinya. Apa dia tidak menyadari bahwa kakinya telah berdarah? "Dimana sepatumu?"
Fu ren melupakan sepatu nya. Dia sudah berada diatas tempat tidur sebelum datang dan mengacau karena itu dia melepas sepatunya. Dia melihat orang-orang menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu. Tiba-tiba dia menyadari kebodohan apa yang telah dia lakukan. Dengan gugup dia memeriksa dirinya sendiri, sanggul dan mahkota kepalanya telah jatuh entah dimana. Riasan wajahnya telah rusak oleh airmata dan keringatnya. Gaun pengantin yang masih dia kenakalan kini tampak berantakan. Sekarang dia bahkan mulai merasakan nyeri pada telapak kakinya yang terluka. Setelah dia sedikit lebih tenang kini dia menyadari bahwa, dirinya telah kacau sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(BL) One Of Them (Originally)
Historical FictionTitle : one of them Genre : kekerasan, pemerkosaan, penghianatan, romansa, boyslove, sex, cinta, dendam, homo, gay, Harem, historycal, kerajaan Status : slow update, on going ~~~~ WARNING⚠⚠⚠ Mengandung KEKERASAN dan LGBT dan konten DEWASA, untuk yan...