bab 6

1.7K 210 2
                                    

Ciuman itu tidak lembut. Tidak panas, tidak dalam dan sedikit kasar, namun manis. Lidah Kaisar Qin terus mengebor untuk masuk ke kedalam hasrat yang telah lama tertahan.

Mereka mencium seperti seseorang yang menemukan Oasis ditengah gurun pasir. Fu ren dibuat pusing oleh aroma keras dari alkohol dan rindunya kerinduan. Rasanya seperti telah mendapatkan apa yang sangat kita ingini.

Itu sedikit tidak sabar.

Fu ren yang masih linglung bangun perlahan setelah merasakan tangan di pipi nya merosot dan jatuh. Menatap kaisar Qin yang telah tertidur lagi dengan canggung.

'Apakah yang mulia bermimpi?,' pikirnya.

Fu ren meremas jantung nya sebelum berlari keluar.

Perlahan kaisar Qin membuka kedua matanya, memiringkan kepala nya hanya untuk melihat siluet yang bejalan menjauh. Kemudian menutup matanya lagi sehingga air mata terperas diujung matanya. Dia terlihat murung.

Diluar udara terasa sangat dingin dan menusuk. Kasim mo yang melihat Fu ren berlari keluar tanpa baju yang tebal buru buru membawakan nya jubah hangat berbulu tebal.

Namun, tiba tiba kasim mo membeku ketika mengangkat matanya hendak memasang kan jubah dibahu Fu ren.

Menatap langit yang sebelumnya kosong, kini salju berjatuhan seperti kelopak jasmine yang menyambut datangnya sang kekasih. Tangannya masih meremas didadanya, jenderal muda Fu menatap langit membuat bulir salju jatuh dikelopak matanya yang kemudian mengkristal di pipi nya. Wajah itu semakin terlihat murung.

Hanya dengan melihat pemandangan itu membuat hati seseorang perih. Jenderal Fu terlihat sangat menderita dan kesakitan.

Ahirnya malam itu berlalu dengan satu orang yang merasa dingin dikamar yang hangat. Dan dua yang lain menggigil dalam salju sepanjang malam.

Pagi pagi sekali jenderal Fu sudah siap untuk memulai pelatihan dilapangan. Dia sangat sibuk untuk merekrut pengawal baru kerajaan.

Tidak seperti jenderal Fu yang terlihat segar walaupun tidak beristirahat dengan baik semalam, kaisar Qin yang menghadiri pengadilan pagi mempunyai kantung hitam dimatanya dan wajah yang lusuh.

Membuat menteri Ritus berpikir bahwa putrinya telah melakukan kerja yang bagus dengan membuat kaisar terjaga sepanjang malam.

Tetapi menteri perbendaharaan yang juga hadir dipengadilan tidak berpikir demikian.

Setelah sesi pengadilan pagi berahir, kaisar Qin menghampiri menteri Jiang dan mengusulkan untuk kembali bersama.

Adalah hal yang biasa ketika melihat kaisar dan selir Jiang berjalan bergandengan tangan dan saling mengaitkan jari jari mereka. Selir Jiang tersenyum mendapatkan perlakuan hangat dari kaisar.

Namun kaisar Qin sedikit pendiam hari ini. Jiang yu pun tidak banyak bertanya. Keduanya berjalan dalam keheningan hingga sampai di kediamannya masing-masing.

Setelah malam tiba, _

"Memberi hormat kepada yang mulia ".

Tersenyum dan melambaikan tangannya kaisar Qin membalas, "Tidak perlu sopan selir Hong, maaf karena datang sedikit terlambat. Bisakah aku mengganggumu malam ini?".

" Tentu yang mulia, ijinkan aku melayanimu". Selir Hong tersenyum indah.

Selir Hong lan adalah satu dari banyaknya kecantikan di harem. Meskipun selir Hong adalah seorang pria namun dia memiliki karakter yang lembut dan lembut yang tidak menyukai perselisihan dan perdebatan.

Selir Hong juga memiliki penampilan yang sangat menarik dengan riasan rambut yang sedikit mencolok. Dia adalah musisi dan sekaligus pemusik nomor satu di seluruh Manchuria.
Itu adalah hal yang menjadikannya layak sebagai salah satu dari selir kesayangan kaisar Qin.

Duduk didalam ruangan yang hangat kaisar Qin merilekskan tubuhnya yang telah membeku karena tertiup angin dan salju disepanjang perjalanan menuju ke kediaman selir Hong.

"Sepertinya yang mulia sedang tidak dalam suasana hati yang baik. Apa yang membuat yang mulia berjalan ditengah salju ke istana Haitang? ". Selir Hong menuangkan teh dan bertanya.

Kaisar Qin tersenyum "kau selalu mengetahui isi hatiku".

"Lalu ijinkan aku memainkan sebuah lagu untuk menghibur mu yang mulia ".

Duduk didepan kecapi dengan dua puluh satu senar, selir Hong mulai memainkan lagunya. Kaisar Qin menikmati dengan puas.

Setelah mendengarkan beberapa lagu, kaisar Qin memerintahkan selir Hong untuk berhenti. Dengan lembut kaisar Qin membelai telapak tangan selir Hong untuk memeriksa apakah senar kecapi yang tajam melukai jari jarinya yang indah.

Selir Hong sangat bahagia menerima perhatian kaisar, itu terlihat dari senyum diwajahnya yang berseri.

Namun, disini lah batasnya.

Meskipun kaisar Qin sangat menghormati semua selirnya, dan menyebut beberapa dari mereka sebagai selir kesayangan, tapi tak satupun dari mereka pernah mendapatkan berkahnya. Tak satupun dari selirnya pernah dia berikan hak untuk naik ke ranjang nya dan menghangatkan tempat tidurnya.

Itu adalah karena Kaisar Qin tidak menginginkan para selir di harem nya untuk saling menjatuhkan.

Kecemburuan adalah awal dari mimpi buruk berdarah seperti yang terjadi dimasalalu yang tidak akan pernah bisa untuk diperbaiki. Oleh sebab itu kaisar memperlakukan semua selirnya sama.

Kaisar akan mengunjungi selir selir nya dalam beberapa waktu. Membawakan hadiah, berbagi keluh, saling menghibur, bahkan dengan mendengar kan cerita cerita ringan dari selirnya membuat nya bahagia.

Kaisar selalu berusaha untuk tidak membuat selirnya menunggu dalam kerinduan dan bahkan kesepian seperti yang tela dialami oleh permaisuri terdahulu yang tidak lain adalah ibunya sendiri.

Bahkan setelah lima tahun Manchuria masih belum memiliki permaisuri.

"Baiklah, sekarang sudah sangat terlambat, aku akan pergi. Terimakasih untuk malam ini. Beristirahat lah selir Hong". Kaisar Qin beranjak dari istana Haitang setelah mengatakan beberapa hal.

Melihat punggung kaisar Qin yang semakin jauh yang diburamkan oleh kabut putih ditengah salju, itu tampak sangat kesepian.

Membuat hati selir Hong sakit.

Dengan wajah murung selir Hong bergumam, 'apa yang bisa kulakukan untuk membuat mu bahagia yang mulia? '.

Setelah meninggalkan istana Haitang, kaisar Qin sekali lagi tersesat di istana lotus meskipun tidak mabuk.

Kaisar membeku melihat Fu ren yang baru kembali dari pelatihan. Meskipun malam itu dingin dan bersalju, namun kaisar Qin merasa panas dan gerah.

" Salam yang mulia" Fu ren membuat busur untuk memberi penghormatan. Lalu melanjutkan, "Ini sudah sangat terlambat, apa yang membawa mu kesini yang mulia? "

Dengan nafas yang masih berat, keringat menetes dari dagunya membasahi baju tipis yang sedikit terbuka memperlihatkan klavikula yang juga basah memantulkan cahaya lampu. Keringat juga menetes dari ujung rambutnya yang kemudian menetes pada bulu matanya, membuat matanya berkedip beberapa kali.

Jenderal Fu yang seperti itu terlihat sangat seksi.

'Apa kau sedang menggoda ku?'. Kaisar Qin terpana, memicingkan mata dan bersenandung didalam hati.

"Yang mulia! "

"Aah aku... Itu begini... Aku hanya sedang berjalan jalan ditengah malam bersalju lebat". Kaisar Qin tergagap mencoba menyelesaikan kalimat nya.

Fu ren "........ ".

Setelah hening sesaat kaisar Qin berkata. " Sebenarnya aku sudah sangat lelah, mengantuk dan kedinginan. Bagaimana jika kau membawa ku masuk untuk beristirahat?".

Fu ren "........".

'Yang mulia benar-benar tidak tahu malu, jika dia kedinginan mengapa tidak mendatangi selir selirnya dan malah datang kesini?'.

(BL) One Of Them (Originally)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang