bab 7

1.6K 185 0
                                    

Kaisar Qin segera merebahkan tubuhnya ditempat tidur Fu ren yang hangat. Bantal dan selimut memiliki aroma manis dari pemiliknya.

Setelah membersihkan dirinya Fu ren pun bersiap untuk tidur namun menjadi ragu setelah memikirkan bahwa dia akan tidur bersama kaisar Qin. Tapi kaisar Qin bertindak cepat dengan menarik Fu ren kedalam selimut dan akhirnya menutupi keduanya. Fu ren membeku dalam pelukan kaisar Qin.

Jantung keduanya berpacu, dan detaknya hampir hilang kendali.

"Tidurlah, apakah pelatihan membuatmu lelah?" Kaisar Qin bertanya dalam keheningan.

Namun alih-alih menjawab pertanyaan, Fu ren terdiam cukup lama lalu berkata sambil tersenyum menatap wajah kaisar Qin, mata mereka saling bertemu. "salju turun sangat lebat tahun ini, begitu juga ditahun-tahun sebelumnya. Kau pasti sangat kedinginan." 'Begitu juga aku'. Kalimat terakhir tertahan di tenggorokan nya.

Kaisar Qin yang melihat senyum Fu ren indah nan langka namun sepertinya menyembunyikan penyesalan, menjadi tidak dapat berkata-kata. Menariknya lebih erat kedalam pelukannya, kaisar Qin mengubur wajahnya dileher Fu ren dan mencium leher indahnya.

Fu ren terkejut merasakan hangat dan basah dilekukan lehernya. 'yang mulia menangis' pikirnya. Dia pun segera menepuk punggung kaisar Qin dengan lembut seolah menenangkan nya. Tidak ada siapapun yang dapat mengerti perasaan dinginnya kesepian selain mereka. Sampai ahirnya mereka tertidur hingga pagi tanpa merubah posisi berpelukan itu.

Meskipun pagi sudah membangun kan tidur semua orang entah mengapa salju masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

"Aku malas" duduk dimeja makan kaisar berkata.

"Lalu lakukanlah hal lain jika kau tidak ingin menghadiri pengadilan pagi yang mulia". Fu ren menanggapi dengan acuh tak acuh.

Mengetahui kaisar Qin ingin bernegosiasi, Fu ren menanggapi terlebih dahulu.

"Meskipun malas kau tidak diijinkan untuk mengganggu ku yang mulia. Aku harus tetap pergi kelapangan untuk memberi instruksi dan pengarahan kepada para kandidat pelatihan". Fu ren berkata tanpa belas kasih.

Kaisar Qin. "......"

Setelah hal hal diputuskan secara sepihak, merekapun melanjutkan urusan mereka masing-masing.

~~

"Yang mulia, salju turun sangat lebat, kemana kau akan pergi?" "Yang mulia, tenanglah".
Terdengar para pelayan selir Lu Jia berteriak di istana Krisan.

"Jangan menghentikan ku, aku sangat kesal!" Lu Jia berkata.

Selir Lu menginjak keras kakinya menyeretnya disalju dan tak berarah. Langkahnya tanpa sengaja telah membawanya ke istana plum, itu adalah kediaman istri pertama kaisar Qin.

Istana plum adalah yang termegah setelah istana lotus. Lampu lampunya indah dan yang paling terang di seluruh istana kekaisaran. Namun aura dingin dan sunyi sangat terasa.

Selir Lu yang sebelumnya telah mendengar desas-desus yang mengatakan bahwa istri pertama kaisar adalah wanita yang lemah dan selalu sakit sepanjang tahun telah menduga bahwa selir Yan Li haruslah satu-satunya yang menghuni istana plum ini.

Tanpa sadar kaki selir Lu semakin mendekati istana plum. Melihat para pengawal dan pelayan yang bekerja untuk selir Yanli, Lu Jia berkata, "katakan kepada tuanmu, Lu Jia ingin bertemu".

Tidak lama kemudian pelayan selir Yanli mempersilahkan Lu Jia.

"Selir Yanli, terimalah salamku" Lu Jia sedikit membungkuk untuk memberikan penghormatan. Kemudian dia terkejut melihat selir Yanli untuk pertama kalinya.

(BL) One Of Them (Originally)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang