bab 102

382 38 40
                                    

Selir Hong melihat Fu ren yang tampak memohon, atau barang kali dia telah salah membaca ekspresi itu. Dan Kaisar, mengapa Kaisar bersikap kurang ajar seperti ini?

Memisahkan diri secara perlahan, selir Hong jelas tidak ingin menyinggung suaminya. "Kau benar-benar mabuk Yang mulia, apa masalah nya?"

Menarik pergelangan tangannya sekali lagi, memeluknya, kali ini tubuh bagian depan keduanya benar-benar telah menempel. Dan bagaimana Kaisar terus bergerak hingga membuat nya bergesek satu sama lain. Tetapi tatapan matanya tetap. Kaisar tidak mengalihkan pandangannya sama sekali.

Baiklah, sepertinya dia terjebak dalam situasi yang buruk. Jadi selir Hong berpikir harus memisahkan diri sekali lagi, namun kali ini tidak berhasil. Kaisar memegangnya erat. Hidung lembut Kaisar menyentuh pipinya, menggosok nya. Sementara kedua telapak tangannya yang besar terus meraba-raba dengan sembarangan.

"Ya.. Yang.. Yang mulia, ini membuat ku tidak nyaman"  Suaranya terdengar aneh dan terbata.

"Bagaimana lagi? Aku begitu mendambanya tapi dia menolak ku!" Kaisar masih menatap Fu ren, itu membuat selir Hong mengerti.

Mereka membicarakan hal itu sebelum nya, bahkan jika dirinya berada diposisi Fu ren saat ini, selir Hong benar-benar memikirkan nya. Dia akan menolak Kaisar seperti apa yang Fu ren lakukan. Bagaimana seseorang bisa menghianati pernikahannya? Entah itu seorang pria hebat seperti Fu ren ataupun selir yang tidak dicintai seperti dirinya, mereka tidak akan melakukannya!

"Kau sudah berusaha begitu keras Yang mulia. Kau telah memperjuangkan cintamu, menjaga hati mu hanya untuk jenderal Fu seorang tapi, kau harus menyerah sekarang Yang mulia."  Selir Hong melanjutkan dengan perlahan. "Karena, meskipun orang yang sama telah kembali dengan cinta yang sama, tetapi, jenderal Fu akan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur. Kesetiaan nya kepada tanah air nya. Tanggung jawab nya kepada kekaisarannya Qin dan juga wujud cinta nya kepada dirimu, dan juga kepada seluruh rakyat Manchuria, dan juga....Kaisar Wang suaminya."

Nama terakhir tidak bisa dia sebutkan.

"Dan mengapa aku harus mengikuti kata-kata mu? Ini tidak adil bagiku selirku!" Kaisar tampak marah. "Apa kau tahu apa yang dia katakan saat dia menolakku? Dia menginginkan seorang putra Ha.. Ha.. Ha.., dia begitu peduli terhadap negri ini, penerus tahta? Aku bahkan tidak pernah menyentuh orang lain selain dirinya! Ha.. Ha.. Ha.., bukankah dia sangat kejam padaku, selirku?"

Selir Hong dapat merasakan rasa sakit itu, dia hampir menangis. Kaisar memiliki harem dengan tiga ribu kecantikan namun dia hanya mendamba satu diantaranya. Dan Fu ren, walau bagaimana pun Fu ren tidak bisa disalahkan dalam hal ini.

"Apa yang harus kulakukan Yang mulia? Melihatmu seperti ini tanpa bisa melakukan apapun untuk mu, aku sungguh tidak berdaya"

"Melakukan..., apa kau bersedia melakukan apapun untuk ku?!" Tentu saja kau bisa melakukan nya.

Mendengar itu tiba-tiba terbesit dalam benak Kaisar, menatap Fu ren tajam dengan kedua mata yang memerah, alkohol telah mengacaukan fokusnya. "Lalu akan ku lakukan apa yang kau inginkan! Kau menginginkan seorang putra bukan? Lihatlah apakah selirku akan melahirkan seorang putra, kau harus menunggu!"

Tepat didepan mata kekasihnya, Kaisar menjatuhkan tubuh selir Hong diatas tempat tidur, menekannya.

"......!" Selir Hong tidak percaya dengan apa yang Kaisar lakukan padanya.

Kaisar menciumnya kasar, menyentuhnya kasar, membuka pakaian nya dengan kasar. Gaun malam transparan telah terkoyak dengan cepat. Selir Hong berusaha untuk menghentikan tindakan kasar suaminya itu.

"Hentikan Yang mulia! Bagaimana kau bisa melakukan ini padaku?! Kumohon Yang mulia, kau tidak bisa memaksaku. Hentikan!" Suaranya terdengar putus asa. Itu adalah pertama kali nya selir Hong melihat Kaisar seperti ini.

"Mengapa aku tidak bisa? Aku benar-benar ingin tahu tentang itu. Dia mengatakan bahwa aku tidak bisa tapi kau, kau adalah istriku tentu saja aku bisa!" Seseorang yang tidak pernah meninggikan suaranya kini berteriak.

Selir Hong tidak dapat membantah, bukan karena dirinya budak atau semacam nya tapi jika Kaisar mengingin dirinya tentu saja dia harus memberikannya. "Bukan dengan cara seperti ini aku ingin melayani mu Yang mulia..."

Melirik Fu ren yang masih berlutut. Berharap dia akan bangun dan menghentikan semuanya, tapi Fu ren tidak bergeming sedikit pun. Apakah dia hanya akan menonton?

Dengan menutup mata, seseorang dapat menutupi penglihatannya. Sedangkan dengan menutup hati, seseorang tidak akan bisa menutupi perasaannya.

Jika selir Hong menangis karena dirinya merasa tidak mendapatkan keadilan maka mengapa Fu ren menangis? Pandangannya terkunci pada dua sosok pria yang sedang berhubungan seksual dengan panas.

Kaisar yang dominan bersikap kasar dan memaksa. Alkohol telah menguasai akal sehat nya. Sementara itu selir Hong telah kehabisan tenaga, dia telah banyak memberontak tapi gagal, dia memohon dan menangis tapi Kaisar tidak peduli, dia terluka secara fisik dan mental.

Fu ren memahami keadaan selir Hong, bagaimana selir Hong terus memandang nya dengan raut wajah memohon. Tapi Fu ren telah mati, hatinya telah hancur. Rasa sakit menghujam nya sampai mati. Mengeringkan darahnya.

Keenam indra nya tidak berfungsi sebagai mana mestinya. Bahkan jika dia tidak ingin melihat tetapi kelopak matanya tidak bisa ditutup, bahkan jika dia ingin berlari tetapi seluruh tubuhnya tidak dapat bergerak.

Menyaksikan kekasihnya bercinta dengan orang lain tepat didepan matanya. Fu ren merasakan seperti seluruh tubuh nya sedang dikuliti. Suara erangan dan lenguhan membuatnya menggigil. Kaisar memanggil namanya tanpa henti. Dia benar-benar telah terkuras habis.

Menyelesaikan sesi panjang yang melelahkan, Kaisar tertidur begitu saja. Dia benar-benar tertidur.

Selir Hong mencoba menyatukan kembali kewarasannya. Wajah nya masih basah oleh air mata, rambutnya yang indah telah kusut, tangannya meraih selimut, gerakannya sangat lambat ketika dia berusaha menutupi tubuhnya.

Didepannya, Fu ren tampak berusaha menguatkan dirinya untuk berdiri, tapi sulit sekali. Dia terjatuh beberapa kali, kemana tulang-tulang kakinya pergi?

Fu ren berhasil berdiri dengan kedua tangan berpegang pada meja. Saat itu selir Hong yang tertutup selimut melewatinya dengan acuh tak acuh. Fu ren menghentikan nya, "Maafkan aku!"

"....." Entah bagaimana kata maaf terdengar begitu mengerikan.

Selir Hong meninggalkan istana lotus sebelum matahari terbit. Itu adalah malam panjang yang mencekam. Dia berharap itu adalah mimpi, cepat tidur dan bangun, semua akan kembali seperti semula. Itu baik-baik saja.

Dia benar-benar lelah. Dadanya dipenuhi dengan seribu keluhan yang menyesakkan. Rasa kecewa dan kemarahan yang teramat besar akan meledakkan nya.

Disisi lain, Fu ren mengalami hal yang sama buruk nya. Sebenarnya apa yang dia rasakan seribu kali lebih buruk. Jika saja selir Hong melihatnya dari sudut ini maka, bisa dipastikan dia akan menangis lebih banyak untuk Fu ren.















(BL) One Of Them (Originally)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang