bab 77

375 59 0
                                    

"Omong kosong! Permaisuri yang memaksa mu melakukan hal ini?" Kaisar tampak marah.

Fu ren memeluknya, menyandarkan kepalanya didada suaminya dengan nyaman. "Kau pun tahu itu Yang mulia, aku tidak akan bisa memberi mu keturunan. Kau akan mendapatkan mereka dari istri-istri mu yang lain."

"Itukah yang benar-benar kau inginkan?"

"Tidak!" Dia menjawab tanpa berpikir lagi, Kedua matanya berkaca-kaca, "Yang kuinginkan adalah, aku tidak ingin membagimu dengan siapa pun."

"Aku tahu" Kaisar mencium bibirnya. Lembut dan hangat. Tidak terlalu banyak dan tidak terlalu lama. "Lalu ini sudah selesai, tidak akan membutuhkan waktu lebih lama bagi putra mahkota untuk kemudian naik tahta. Ketika saat itu tiba, kita akan meninggalkan istana. Hidup didunia luar yang bebas, mungkin kita bisa berkeliling dunia atau menetap di sebuah lembah."

"Itu.., terdengar.., menyenangkan" Andai yang kau katakan akan benar-benar menjadi kenyataan. "Tapi aku masih mengkhawatirkan putra mahkota, rasanya buruk meninggalkan nya dengan banyak sekali beban dan tanggung jawab diatas pundaknya yang kecil"

"Setiap raja memiliki garis hidup yang berat. Percayalah, kami lebih dari mampu untuk melakukan apa yang orang lain bayangkan."

Fu ren tersenyum, kali ini dia teringat bagaimana pundak seorang raja terlihat. Itu adalah sesuatu yang selalu dia lihat selama bertahun-tahun hidupnya. Bagaimana kaisar Qin memikul beban berat itu sejak dia masih muda. Bahu yang dingin dan kesepian.

"Apa yang kau pikirkan?"

Fu ren tersentak mendapati pikirannya yang mengembara jauh. Namun dia tidak mengatakan apa-apa.

"Mari berjalan-jalan diluar akhir pekan ini" Dia mengalihkan pembicaraan. "Kudengar akan ada festival besar di ibukota dan pasar yang digelar sebagai perayaan atas pernikahan mu."

"Kau mendengar banyak hal!"

"Kita akan membawa putra mahkota. Aku berjanji ini tidak akan lama"

"Baiklah, aku tidak pernah bisa menolak mu!"

Akhir pekan tiba, Fu ren benar-benar membuat kaisar dan putra mahkota berjalan-jalan ditengah pasar. Cuaca hari itu cukup cerah, jalanan pasar yang ramai benar-benar berdebu. Namun hal itu tidak menghalangi putra mahkota dari bersenang-senang. Ini adalah pertama kalinya dia melihat keramaian dan hiruk pikuk ibukota. Terlalu banyak orang yang berlalu lalang. Banyak sekali makanan ringan yang dijajakan disepanjang bahu jalan. Mereka tidak bisa untuk tidak mencicipi, hingga semua makanan ringan memenuhi perut mereka.

Ketiganya berhenti disebuah bangunan rumah makan yang cukup besar. Ramai sekali disana, sepertinya akan ada sebuah pertunjukan. Memesan meja dan beberapa minuman, meskipun sudah tidak ada ruang didalam perut mereka untuk makanan.

Putra mahkota tampak penasaran dengan matanya yang terbuka lebar, bulat dan besar.

Ini bukan pertama kalinya putra mahkota melihat pertunjukan sandiwara semacam ini. Diistana dia pernah melihatnya beberapa kali namun menurutnya itu sangat membosankan. Tapi disini, semua orang tampak tidak sabar dan bersemangat. Mereka bertepuk tangan dan berteriak. Itu membuatnya menjadi lebih bersemangat.

Kaisar berbisik di telinga Fu ren, "Kau suka?"

"Tidak terlalu!"

"Kau yang mengusulkan ide ini"

"Aku melakukannya untuk putra mahkota"

"...?"

Musik dibunyikan dengan keras, pertunjukan akan segera dimulai. Tiba-tiba semua orang duduk dengan tenang dan memperhatikan.

Sandiwara dimulai dengan menampilkan sosok gadis cantik berpakaian pria yang terikat, dilihat dari caranya berpakaian dan penampilannya itu adalah jenderal perang dari Manchuria, Fu ren. Ada juga dua sosok pria gagah yang tampan, mereka berpakaian seperti seorang raja. Itu sudah pasti adalah kaisar Wang Geon dan kaisar Qin dari Manchuria.

Membuat sandiwara tentang raja mereka adalah hal yang biasa, bahkan para seniman jalanan biasa membuat sandiwara tentang anggota kerajaan dan sejarahnya yang menyimpang dari sejarah sebenarnya. Tidak ada pihak yang keberatan ataupun mempermasalahkan akan hal itu, cukup jelas bagi penonton bahwa itu adalah hiburan semata.

Kaisar Wang, "Jenderal, kau telah membunuh ayah dan saudara saudara ku. Menyerahlah dan jadilah tawananku! Atau jika tidak, jangan salahkan aku jika aku akan membawa ratusan ribu prajurit ku untuk berperang!"

Jenderal Fu, "Berperang? Tidak! Berperang hanya akan membuat banyak rakyat tidak bersalah akan menjadi korban. Perang harus dihindari"

Kaisar Qin, "Jangan khawatir jenderal, tetaplah bersamaku. Kita akan melalui ini bersama sama!"

Jenderal Fu, "Ijinkan aku pergi Yang mulia. Aku harus melaksanakan tanggung jawab ku. Melindungimu, melindungi rakyat dan juga negaramu. Aku akan melindungi tanah airku dengan nyawaku, Yang mulia!"

Kaisar Qin meraung, "Tidak...! Jenderal Fu, berhenti! Jangan pergi.."

Kaisar Wang, "Haha.. Ha.. Ha.., mulai saat ini, kau adalah milikku, tawananku!"

Adegan berikutnya memperlihatkan, dimana jenderal Fu dilempar kan kedalam penjara dingin. Bagaimana jenderal Fu dari Manchuria disiksa didalam istana Goryeo selama bertahun-tahun lamanya. Hingga akhirnya kaisar Wang jatuh cinta padanya.

Namun sekeras apapun usaha yang dilakukan oleh kaisar Wang tampak nya tidak membuat jenderal Fu luluh.  Dia terus menolak kaisar Wang karena didalam hati nya hanya ada negaranya tercinta dan juga raja Manchuria.

Adegan berganti lagi, tiba-tiba terjadi kebakaran besar diistana putra mahkota. Saat itu jenderal Fu tanpa pikir panjang telah dengan berani melemparkan dirinya kedalam api demi untuk menyelamatkan putra mahkota. Hal itu membuat nya hampir kehilangan nyawanya. Saat itu kaisar Wang semakin yakin akan cintanya kepada jenderal Fu hingga akhirnya dia menikahinya secara paksa.

Kaisar Wang menikahi seorang pria dan menjadikannya favorit nya, dia sangat mencintai jenderal Fu meskipun jenderal Fu hanya mencintai negaranya dan juga rajanya, yaitu kaisar Qin.

Pertunjukan sandiwara yang di mainkan diatas panggung kecil sudah berakhir. Adegan terakhir adalah kaisar Wang yang tampak menatap tinggi jenderal Fu yang tampak sedang menatap langit yang biru dikejauhan. Didalam mata keduanya terpancar cinta yang tulus.

Tepuk tangan yang riuh dan kericuhan dari berbagai pertanyaan mulai terdengar berisik. Beberapa orang masih larut dalam kesedihan.

"Jadi apakah Yang mulia mengalami cinta sepihak?"

"Yang mulia sangat mencintai jenderal Fu, tapi jenderal Fu tidak pernah mencintai nya!"

"Jenderal Fu tidak akan pernah bisa melupakan negaranya dan juga kaisar Qin"

"Tapi dia telah menjadi istri Yang mulia, seharusnya dia mencintai suaminya!"

"Sejak kapan cinta bisa dipaksakan?"

"Kalian semua berhenti mengatakan omong kosong! Bagaimana kalian bisa tahu apa yang ada didalam hati seseorang?"

"Ah kau benar, kau benar!"






(BL) One Of Them (Originally)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang