bab 111

671 62 19
                                    

Sementara itu diistana Kekaisaran Qin.

Gerbang utama istana dibuka lebar, Yang mulia kaisar Qin mengadakan pesta besar selama tiga pekan penuh atas lahirnya putra mahkota. Seluruh warga ibukota pun berpesta ria.

Kebahagiaan itu juga dirasakan oleh seluruh rakyat dari semua kalangan. Kaisar Qin yang murah hati membagikan hadiah berupa biji-bijian dan juga pakaian baru.

Semua anggota keluarga istana memiliki wajah bahagia. Perdana menteri Cheng xi adalah salah satu nya. Dan Liu yongsheng, sepertinya dia telah lupa bagaimana cara menutup mulut dan matanya. Dia hanya takjub akan semua hal yang dia lihat saat pertama kali.

"Aku tidak bisa membawamu memasuki harem jadi tetaplah disini, kau bisa makan sepuasmu dan tetaplah bersikap baik." Perdana menteri meninggalkan nya di aula utama. Tapi dia tidak peduli. Fokusnya terpaku pada Banyaknya tamu dan pejabat yang tampak mengobrol asik. Bermacam-macam hidangan dan pelayan yang sibuk lalu lalang. Tentu saja dia tidak mengenal siapapun dan itu bagus, dengan begitu tidak akan ada siapapun yang memperhatikan nya jadi makan adalah hal terbaik yang bisa dia lakukan.

Perdana menteri berjalan langsung menuju istana plum. Dia menebak, seharusnya Yang mulia berada disana bukan?

Pelayan memberitahu kedatangannya, dan Kaisar Qin menyuruhnya untuk masuk segera. Menyambut nya dengan merentangkan kedua tangannya, memeluknya singkat. Tidak memberinya kesempatan berlutut sebagai penghormatan dengan benar.

Beberapa selir terpilih yang berada disana pun segera menghampirinya, menyapanya dengan ramah, membungkuk sebagai penghormatan singkat yang cukup pantas, menanyakan keadaannya dengan penuh rasa peduli, kemudian menyingkir dengan sopan.

Selir terpilih kaisar Qin adalah yang terbaik.

"Selamat untukmu atas lahirnya putra mahkota Yang mulia."  Perdana menteri tersenyum bahagia.

"Selamat untukmu juga, selirku". Kaisar masih dengan senyumnya.

Kemudian perdana menteri meminta ijin untuk menemui selir Yanli, dia berkata, "Aku membawa ungkapan syukur dan ucapan selamat dari jenderal Fu untuk selir Yanli. Bisakah aku meminta waktuku sebentar Yang mulia?"

"Ah, maafkan aku. Aku tidak akan menundamu lagi, dan jika kau sudah selesai disini datanglah padaku, aku akan menunggumu di kediaman ku".

Tentu saja perdana menteri tidak akan membuat kaisar menunggu terlalu lama, jadi dia menyelesaikan babnya dengan cepat.

"Kau sudah selesai?" Kaisar melihat perdana menteri datang.

Perdana menteri memasuki istana naga, mereka telah menikah lebih dari lima tahun dan ini adalah kali kedua dia datang ketempat itu. Sebelumnya dia sangat sombong, menolak untuk tinggal di istana dalam sebagai penolakan nya kepada seseorang yang telah menikahinya dengan paksa. Entah bagaimana, saat itu dia merasa bahwa keputusan apapun yang telah Kaisar pilih untuknya semata-mata hanya untuk melukai harga dirinya.

Tapi pemikirannya yang sempit itu kini telah menyadarkan nya bahwa semua prasangka nya itu benar-benar salah.

Seperti saat ini, dia mendapati wajah suaminya yang tampak tidak sabar. Menggandeng lembut pergelangan tangannya, membawanya keranjangnya agar  dirinya dapat duduk dengan nyaman. Menanyakan tentang keadaan nya dan juga tentang kesulitan apa saja yang telah dia lalui selama dimedan perang.

Dia hanya tersenyum simpul, didalam hatinya dia terus bertanya-tanya apakah pria tua kaku sepertinya pantas mendapatkan semua perhatian itu?

"Kau pasti sangat lelah setelah perjalanan mu, tapi aku terlalu banyak mengoceh disini. Maafkan aku. Seharusnya aku memberimu istirahat dulu."

(BL) One Of Them (Originally)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang