1. Go without a trace

179 20 5
                                    

Enjoy the flow and pay attention to each scene, you will find the unexpected here.

Have a blast!

Setika Alessia membuka matanya ia masih terduduk di bangku mobil mendapati cahaya matahari yang menyinari jalanan berbatuan. Banyak orang-orang menikmati kopi di kafe kecil di trotoar. Di kejauhan, gemericik air Sungai Loire terdengar samar.

"Untuk sementara waktu Mathis meminta saya untuk menetapkan anda di Nantes, sekaligus mencari-cari kabar Nic." Terkait Nic, Alessia sudah tidak tau kemana jejak kakaknya itu.

Mobil itu mulai masuk ke perkarangan salah satu villa, tempat di mana terasa kosong. Namun tanaman di sana terawat dengan indah.

"Ini di?"

"Ini kediaman Moreau. Villa keluarga saya." Derek buru-buru keluar dari sana, membukakan pintu untuk Alessia turun. Gadis itu melirik sekeliling. Demi menjauh dari Jean, ia harus menetap di rumah orang asing. Senduh Alessia tangan gadis itu tergempal kuat.

"Mari, saya antar." Alessia menangguk dan mengikuti langkah laki-laki itu. Hingga ia di hantar pada salah satu kamar tidur.

"Untuk beberapa hari ke depan bisa berikan ponsel anda Non Lessia?" Alessia sadar, ia tidak menyentuh ponselnya, gadis itu menarik tasnya, mengeluarkan ponsel.

"Deker, bisakah aku menghubungi seseorang dulu?" Deker mengangguk lantas sedikit menjauhkan posisinya dari Lessia.

Gadis itu menekan salah satu nomor teratas, nomor yang sering ia hubungi. Cukup lama nada dering terdengar hal itu berakhir dengan panggilan tak terjawab. Begitupun untuk kedua kalinya

Derek yang berdiri di dekat ambang pintu juga sibuk dengan ponselnya, ia baru saja menerima panggilan masuk.

Alessia masih berusaha menghubungi Jean, saat dering ketiga barulah Jea mengangkatnya.

"Halo Lessia, maaf aku sedang ada kerjaan. How your day?" Namun, sebelum Alessia sempat mengucapkan sepatah kata, berencana menceritakan keadaanya yang berduka. Ekspresi Derek berhasil menarik atensinya.

"Flasdisk?" Derek mengangkat alisnya, mendengarkan dengan serius.

"Ada sebuah flasdisk... disembunyikan di dalam perutnya. Dan isinya, Derek, ini bukti kuat keterkaitan langsung dengan Jean Laurent-kekasih Alessia." suara Mathis terdengar, sedikit terdistorsi oleh sambungan telepon.

Derek langsung menoleh ke arah Alessia, wajahnya berubah pucat. Sebelum Alessia bicara ketika dering telfonnya di angkat Jean-mendadak Alessia putuskan.

"Jean Laurent." Alessia sudah tidak tau kemana ia menjatuhkan hpnya, yang jelas ia sudah berdiri di hadapan Derek.

"J-jean?" Saking tidak percayanya, Alessia harus mengulangi nama itu berkali-kali. Dari banyaknya nama orang, mengapa harus Jean Laurent?

Lantas apa hubungan Jean dengan Oudiports?

"Saya belum tau jelas seperti apa bentuk kerja Oudiports. Tapi," Gadis itu semakin memperkuat diri untuk mendengar fakta selanjutnya.

"Dalam tebakan dan bukti-bukti yang di dapat, Jean bisa disebut seperti saya dan Tuan Mathis. Membereskan segala kekacauan yang menghalangi rencana kita." Tuntas sudah. Alessia tidak mau mendengar lebih lanjut. Matanya sudah keluar jendela menatap kosong, air matanya sudah jatuh tak tertahan, isak tangis pun tak lagi bisa ditenggelamkan.

Exodus | Lost spaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang