6. Shocked by the incident

88 14 0
                                    

Jangan lupa vote komen. Update awal aja, soalnya takut lupa...

Happy reading!



Jaehyun menatap sang Ayah yang kian meneguk teh di halaman belakang, tubuhnya yang berbalut seragam olahraga meyakinkan Jaehyun jika sang Ayah baru saja menyelesaikan kegiatan wajib yang tiap akhir pekan ia lakukan.

"Apa Ayah ingin kembali bekerja? Jika tidak aku akan memperingatkan beberapa perusahaan di Dubai." Jaehyun berucap to the poin, dan tubuhnya yang tinggi sudah menyandar pada salah satu kursi taman.

Jaejoong terlihat menggeleng, "Ayah sedang sibuk mencari gadis untuk mu." Jaehyun menatap Jaejoong dengan raut yang sulit diartikan. Tidak bisa dipertanyakan lagi sehancur apa dirinya saat ini. Perkara dimanah Ara menghilang dan Jaejoong selalu memaksa untuk adanya keturunan dari keluarga Ryu. Jeno tentunya bukan harapan lagi.

"Ayah?" Jaehyun seakan ingin menyadarkan Jaejoong jika ia sudah punya sosok yang spesial, dan sosok yang Jaehyun yakinkan akan ia nikahi dalam waktu dekat.

"Eun Daru, tidak ingin, dia kata sudah punya tunangan untuk itu. Tapi Ayah inginnya kau menikah dengannya."

"Hentikan ayah. Aku hanya ingin menunggu tunangan ku. Sampai kapanpun." Hati Jaehyun sudah beku, ia tetap bersikap keras untuk tidak ada yang boleh menorehkannya dengan nama siapapun. Jung Reha, adalah gadis satu-satunya yang pantas ia cintai.

Jaejoong menatap Jaehyun diiringi helahan napas.

"Ayah ingin melihat kau menikah-"

"Kau juga butuh keturunan untuk melanjutkan perusahaan di Dubai." Jina datang dengan napan di tangannya. Wanita itu yang paling terlihat semangat mendukung Jaehyun menikah, entah apa yang direncanakan Ibu tirinya itu. Yang jelas Jaehyun secara diam membencinya dari lubuk hati yang paling dalam.

"Aku hanya tidak ingin menikah jika bukan kekasih ku."

"Kau keras kepala," cibir Hera, gadis dengan rambut coklat aslinya itu menatap kakaknya dengan malas. Tuntas ikut mendudukkan diri di kursi panjang yang sama dengan Jina,
Hera menaikkan kakinya dan menatap lekat Jaehyun.

"Sungguh keras kepala."

"Yah, Ini kemauan ku. Kalau begitu kenapa tidak kau saja yang menikah?" Ucap Jaehyun yang secara tertutup menyembunyikan kekesalannya. Dan Hera sudah melotot menyilangkan tangan di depan dada.

"Hey, aku masih terlalu muda untuk itu." Jaehyun mengangguk, seketika deringan telepon membuatnya beralih fokus.

"Jaehyun, ini sedikit terlambat tapi beberapa hari sebelum nomor mu tidak aktif kami sempat menemui, Reha. Namun dia menghilang begitu cepat." Lucas terdengar kesal saat mengucapkannya, sebab tau jika dirinya malas berurusan soal mata-mata ini. Dan juga Jaehyun tidak begitu sering aktif jika dihubungi.

"Apa dia sendiri?" Jaehyun sudah bangkit dari duduknya, bahkan dirinya sadar jika ketiga manusia itu masih menatapnya lekat.

"Iya, Sepertinya ada yang melindungi identitasnya. Maka sebab itu sedikit sulit."

Jaehyun tampak gusar.

Pip

Ia sudah memutuskan panggilan dan menatap ketiganya berganti, "aku pergi." Tak perduli akan panggilan Jina maupun Hera, intinya saat ini Jaehyun harus lebih ketat lagi menelusuri gadis itu.

-
-
-

Ara melangkahkan kakinya di pinggiran kota Seoul. Ini menyebalkan sekali. Beberapa menit lalu Sehun mengirimkan Jeno untuk menjemputnya sedangkan Reha bisa pergi sendiri untuk itu.

Terlebih lelaki bernama Jeno tidak ingin menghampirinya, malah menyuruh dirinya untuk datang di unit apartemen. Katanya tengah menyantap makanan.

"Kau merepotkan." Kesal Reha yang sudah duduk di meja konter, tak lupa juga dirinya masuk dan membuka pin pintu dengan sendiri. Jika seperti ini bisa saja Reha membobol rumah lelaki itu karena kesal yang tak terhitung. Sudah datang sedikit jauh, masuk apartemennya saja seperti tidak dihargai.

"Kau lebih merepotkan. Aku bahkan baru bangun, belum mandi, beres-beres, dan sarapan." Jelas Jeno yang mulai melahap nasinya. Tak luput dari itu, samar-samar Reha memandangnya tajam.

Helahan napas Jeno terdengar, lelaki itu menyodorkan nasi sendok miliknya.

"Makan!" Ryan yang tak ingin banyak meladeninya hanya menerima dan makan dalam diam, hal itu berlangsung berulangkali hingga selesai.

"Aku curiga, Sehun menyukai mu. Pasalnya seluruh anggota Synder dijadikan budak yang memperlakukan mu dengan baik. Padahal bisa saja aku menendang wajah mu," ucap Jeno menaruh piring kotornya di atas wastafel dan mulai mencuci.

"Huh, itu terlalu kasar," heran Reha tak terima. Namun angan-angan akan dapat pembelaan, lelaki itu menoyor jidatnya yang masih terbalur sabun cuci piring. Selepasnya buru-buru pergi membuat Reha menatapnya terheran-heran.

"Dia itu kenapa, sih?"

"Gila."

-
-
-

Pagi itu Reha kembali latihan, namun untuk pertama kalinya Yuqi ikut serta dan ada Jaemin di sudut ruangan yang masih menggunakan pakaian tidurnya. Wajah bantal lelaki itu masih jelas terlihat, walau sepertinya sudah mencuci muka.

Reha meletakkan pistolnya di atas meja, meraih ponselnya yang bergetar.

Pesan Email? Reha pikir tidak ada yang tau email-nya, bahkan Reha tidak memberikannya pada siapapun.

Dan tak jauh dari semua pemikirannya, Reha paham untuk siapa yang bertele-tele dalam mengirimkan pesan. Jika bukan Jea pasti Youra? Aru? Tidak mungkin.

Tuntas membaca semua isi pesan, Reha buru-buru pergi meninggalkan tempat latihan yang membuat Jeno menatapnya sampai menghilang.

Jaemin saja membulatkan matanya untuk memperjelas penglihatannya yang memburam sejak tadi.

-
-
-

Tangan Reha mendorong masuk pintu, ia menelusuri cafe yang menjadi tempat pertemuanya. Dan benar saja, di sudut ruangan ada Jea yang melambaikan tangannya.

"Eoh, Jea," gumamnya memeluk gadis itu. Melepaskan rindu yang bertahun-tahun tidak berjumpa.

"Kami iseng mengirimkan mu pesan, dan benar saja kau di Seoul." Jelas Youra yang tahu jika Reha memiliki beberapa masalah gadis itu segerah pindah ke Jeju bersama orangtuanya.

"Hey?" Reha megangkat alisnya melihat Eun Daru yang hanya diam, gadis itu tersenyum tipis.

"Lama tidak berjumpa," ujar Aru membuat Reha mengangguk kecil. Sebenarnya mereka tidak terlalu akrab, haya saja gadis itu sering hadir jika pertemuan Reha dengan Jea maupun Youra.

"Aku mengirimkan surat pernikahan." Dan cepat-cepat mereka bertiga mengambil kartu udang yang berbentuk seperti card. Reha yakin pernikahan gadis itu akan tertutup, mengingat apa jabatan yang ia miliki.

Dan mata Reha jatuh pada nama mempelai pria, "Na Yuta?!"

TBC

Yuta Aru nikah! Jir, kepada aku yang senang agsfjbskfh...

Sejauh ini JaeHa belum ketemu, yah... But, ada yang suka dari seluruh karakter yang ada?

Thank you untuk vote komen kalian!

Okey, nikah...

Jangan lupa mampir ke cerita aku... Udah tamat, kalian bakal liat reaksi mantan², and Kim Taehyung's craziness. Jangan lupakan ada beberapa scene lucu Anna dengan paman Yuta!

Exodus | Lost spaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang