14. Really happened

61 12 0
                                    

Jangan lupa vote komen!
Selesai Lost Space aku punya cerita baru yang temannya sama, tapi lebih dizzying! Bay the way sudah tamat di draf. Kalau aku berubah pikiran secepatnya aku up
Ayo ramaikan biar cepat taman
nih cerita❤❤❤

Happy reading!



Sehun tak lepas dari pandangan Reha, sesekali menyantap pencuci mulu yang dihantarkan waiters. Reha terus menggigit bibir dalamnya, perasaannya tidak nyaman. Tidak tau itu efek apa, yang jelas Reha menarik tangan Sehun membuat lelaki itu menatapnya dengan raut bertannya.

"Perasaan ku tidak nyaman." Sehun menatap Reha yang mulai meremat tangannya. Sejenak ia menatap jarum jam ditangannya.

"Masih lima menit, tapi kalau kau ingin pulang sekarang, ayo." Reha segerah megangguk tidak ingin lama lagi, ia sudah meraih tasnya. Sehun melihat kecemasan Reha yang tak luput menghilang dan belum dua kaki mereka melangkah tiba-tiba lampu padam.

Reha terkejut, Ia meraih tangan Sehun yang sempat terlepas. Bibirnya semakin ia gigit kuat, dan tak tau sekuat apa ia menyalurkan ketangan Sehun yang menghangat.

"S-sehun?" Gumam Reha gugup.

"Hm?" Deheman dengan napas hangat membuat Reha merinding seketika, ia ingin melepaskan tangan itu namun berbalik di cengram kuat.

"J-jaehyun." Jaehyun tersenyum di balik itu. Ia tidak meyangka akan secepat ini berlangsung, terlebih rencana diluar dugaan. Dan semakin lama rasa ketakutan Reha seiring tubuh gadis itu terjatuh dalam dekapannya.

"Maafkan aku, Re."

-
-
-

Jaemin mendudukkan dirinya di lantai yang terlintang karpet panjang. Matanya menatap lurus ke arah Synder dan Sehun yang tak henti-hentinya menghubungi ponsel Reha. Terutama di ujung ruangan ada Yuqi yang menggantikan pekerjaannya melacak keberadaan gadis itu.

"Shitt, lebih cepat!" kesalnya, Yuqi hanya mencibir. Pasalnya dia harus bersabar, dan Jaemin ingin dirinya saja yang melacak tapi pikirannya tidak tenang dan butuh konsentrasi yang kuat.

Jaemin bangkit, ia berlari secepatnya menuju mobil. Ini aneh. Seluruh ruangan kosong dan hanya tersisa Sehun dan anggota Synder, sementara Yuta dan Aru sudah memutuskan pergi saat merasa keganjalan aneh. Dan para tamu sudah tidak ada saat mereka membuka mata.

Jaemin tidak ingat apa pun, terakhir kali ia hanya melihat Reha yang pergi bersama Sehun selepas bertemu Aru dan berakhir tidak ingat apa-apa.

Mobil lelaki itu melaju membelah kota Seoul yang menyepi, megingat waktu menuju pukul 12. Jaemin sadar jika mereka cukup lama tertidur, megingat jarak waktu yang mulai terjadi.

Tiba-tiba ponsel Jaemin berbunyi, Hyunjin menghubuginya dengan cepat.

"Kau dari manah saja? Kau tidak ada di gedung," desis Jaemin sadar jika Hyunjin satu-satunya yang tidak ia temui dan berakhir Yuqilah yang menggantikan Hyunjin.

"Aku mengecek keamanan saat lampu padam, dan aku terbangun seperti ada yang memukul ku," jelasnya. "Jika tidak salah melihat, pemimpin Ryu bersamannya." Jaemin berdesis, ia tau siapa yang Hyunjin maksud maka dengan segerah ia menghubungi Jeno. Jaemin yakin Jaehyun membawa Reha tak jauh dari penginapan lelaki itu.

Sambungan tersambung cepat dan pastinya Jeno satu-satunya orang yang mengharapkan kembalinya Reha.

"Dimanah alamat Jaehyun?"

Pip

Jaemin melogo tak percaya saat sambungan langsung Jeno tutup dan selepasnya ponsel lelaki itu tidak aktif lagi. Sial! Jaemin harus memperpanjang lagi untuk menghubungi Yuqi.

-

-

-

Mobi Jeno melaju lebih cepat, ia juga ikut pergi saat Jaemin menghubunginya menanyai keberadaan Jaehyun. Dan otak pintarnya langsung menebak jika ini ulah Jaehyun yang berhasil membawa Reha.

Ia menerobos masuk kedalam mansion Jaehyun, ini salah satu tempat yang Jeno yakinkan, pasalnya tidak banyak yang peduli dengan apa yang Jaehyun lakukan. Tapi, sialnya ia malah mendapati Jaejoong dengan ibu tirinya.

Jaejoong yang melihat kehadiran Jeno tanpa menyapa dan hanya mendatangi tempat satu-persatu terheran-heran.

Dan saat itu Jeno berpas-pasan dengan Jea, ia menarik tangan gadis itu cukup kuat membuatnya tersentak terkejut.

"Kau tau dimanah apartemen, Jaehyun?" Jea melirik lelaki itu kebingunggan.

"Kenapa bertanya pada ku?"

"Jawab saja, kau pasti tau?!" Jea belum sempat menjawab, tapi kehadiran Jungkook membuat atensi lelaki itu tergantikan.

"Eoh, Jeno ad-"

"Apartemen Jaehyun?" Tanyanya to the poin.

"Di Gangnam, unit privat utama," jawab cepat Jungkook membuat lelaki itu berlari cepat. Jungkook sebenarnya tipikan orang yang tidak ingin ikut campur. Manik lelaki itu menatap Jea yang terpandang tajam.

"Masuk kamar, malam ini kita menginap," ujarnya dingin dan segerah pergi.

Jeno yang ingin masuk ke mobilnya menghentikan kegiatannya.

"Shitt, aku tidak pernah sekhawatir ini."

-
-
-

Yuta berdiri di balkon kamar. Angin berhembus kencang seakan tidak mengganggu suhu tubuhnya yang tidak berbalut baju, bahkan hanya celana kain selutut yang ia gunakan. Mata lelaki itu terpandang tajam menyiratkan kemarahan yang terpendam.

Satu jam menunggu kehadiran Aru tidak membuatnya jengah, bahkan kakinya sudah lama berdiri tanpa rasa pegal.

Dan menit berikutnya Aru keluar dengan bathrobe yang melilit di tubuh polosnya. Lelaki itu masih tidak berkutit, dan hatinya serta ego bertengkar cukup sengit. Namun Yuta mampu menahan emosinya untuk tidak melakukan kekerasan pada Aru.

"Ini rencana mu bukan?" Gumam Yuta yang menghentikan langkah Aru menuju wardrobe.

"Kenapa?" Samar-samar birai gadis terangkat sebelah.

"Kau memadamkan lampu agar dengan mudah, Jaehyun merebut Reha." Yuta sudah sepenuhnya membalikkan tubuhnya, pingganggnya menyandar di pagar pembatas yang dingin.

"Jika sudah tau untuk apa tetap diam?" Aru yakin Yuta tidak ingin diam seperti orang bodoh yang tau saat keluargannya bertemu dengan pembunuh kejam, terlebih Jaehyun adalah orang yang membunuh kedua orangtua Reha.

Yuta menghela nafas. Ia menarik kuat tangan Aru membuat tubuh keduannya bertemu tanpa jarak yang tersisah. Kehangatan menyelimuti seperti api yang membara hebat.

"Ingat Aru. Kau mulai ikut campur urusan ku untuk sekedar membantu Jaehyun. Kau tidak akan percaya dengan apa yang aku buat nanti." Tuntas mengatakan itu raut wajah Aru berubah dingin dan atmosfer seakan membeku dengan cepat.

TBC

Tim Yuta Aru?

Atau

Tim Jaehyun Reha?

Exodus | Lost spaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang