Sorry it ended up like this....
Jangan lupa vote komen, besok ending.Happy reading!
•
•
•
Jaemin melangkahkan kakinya, ia mendekati mansion mewah yang ia yakini adalah markas perkumpulan. Maniknya menatap jitu begitu tajam, menelusuri seluruh lingkungan yang ada.Jaemin pikir cukup sampai disini. Jaemin rasa ia bukan kakak yang baik di saat adiknya merasakan jatuh bertubi-tubi. Jaemin tau dan cukup paham tiap detik apa yang Reha terapkan pada dirinya.
Gadis itu punya masa lalu, dan pada kenyataannya Handry menyalakan dirinya yang membuat Reha jatuh pada kejahatannya sendiri. Dan saat itulah Jaemin merasa kecewa, tapi hatinya masih mampu merekam begitu banyak kasih sayang yang Reha berikan untuknya, mau dia dianggap merusak moral keluarga.
Tapi Reha tetap tegar dan berusaha mendekati Jaemin yang saat itu berpindah-pindah untuk sekedar menjauh dari Reha. Dan saat dimanah, Reha tidak lagi berpusat padanya dan sedikit waktu luang gadis itu menemuinya bahkan sekedar memberi kabar.
Jaemin tidak ingin menjadikan Reha orang yang sendiri dalam membalaskan dendam. Jaemin ingin membantu Reha agar gadis itu bisa hidupnya lebih baik lagi.
Maka disini ia sekarang, menatap jelas markas Sinner yang dipimpin langsung Ryu Jaehyun dari direktur utama Ryu Corp.
"We'll see who he is?" Jaemin membalikkan tubuhnya, ia mengangkat pistol yang selalu siap siaga.
"Tiga hari berturut-turut, kau selalu berada di sini. Apa markas kami mengganggu ketenangan mu?" Jaemin mengeratkan teguh jika di hadapannya sekarang bukanlah lawan yang tepat di situasi saat ini. Jaemin belum mempunyai banyak rencana, bahkan ia masih melakukan tahapan memata-mata.
"Dan Lucas kata, kau Jung Jaemin? Satu-satunya putra sulung dari keluarga Jung. Right?" Jaemin menarik pelatuknya, ia bersiap-siap jika saja Jaehyun, lelaki di depannya melepaskan satu peluru yang sama.
"Aku tidak menyangka jika kau akan membalaskan dendam mereka dengan berangkat sendiri. Kau seharusnya membawa Synder, atau Sehun sekaligus?" Jaemin pikir ini terlalu basa-basi, ia sudah ingin menarik pelatuknya tapi tiba-tiba saja tubuhnya tumbang nyaris membentur kaki Jaehyun.
"Jung Jaemin. Ternyata dia punya anak laki-laki."
-
-
-Awan mendung dengan rintik gerimis yang menyakitkan kulit. Kakinya terus berlari melewati bahu jalan yang sedikit dikuasai oleh orang-orang. Satu tangannya mencengkram ponsel yang masih tersambung dalam panggilan suara.
Reha terus mengigit bibirnya gelisah. Matanya sudah memerah menangis. Untuk kesekian kalinya, Reha tidak ingin. Tolong, siapapun itu Reha ingin berhenti dan terbangun.
Namun pada kenyataannya, ia sudah berdiri di ambang pintu bertuliskan kamar jenazah. Tubuhnya yang sedikit basah tidak ia perdulikan lagi.
Satu brangkan di depan mata. Tangannya bergetar hebat. Saat untuk ke sekian kalinya, Jaehyun meninggalkan jejak wangian yang paling dia hapal, sama saat pembunuh orang tuannya.
"Bejat, ternyata kau betul-betul pergi?!" Reha menatap wajah Jaemin yang pucat, di dahinya terdapat lubang akibat tembakan yang terjadi.
Dan seketika tangis Reha pecah, ia mengguncangkan tubuh Jaemin yang terasa kaku.
"Kau bodoh! Kenapa harus cari diam-diam?! Kenapa membantu ku secara tersembunyi?! Kau mau membuat ku marah, ha?! Jaemin jawab!!"
"Kau berniat membuat ku menderita!"
"Jung Jaemin, kau sebenarnya kenapa, brengsek!" Jerit Reha untuk kesekian kalinya.
Jeno yang berdiri di luar ambang pintu hanya bungkam tak tau apa-apa. Matanya juga menatap senduh pada Shan yang menangis tak berhenti.
Jika ditanya siapa orang yang ia cintai, Jeno tidak pernah menaruh hati pada siapapun. Hanya saja ia merasa senang saat orang-orang memperhatikan dirinya walaupun hal itu bersama-sama dia dapat. Dan Jeno juga senang membantu sesama.
Tapi di hunian itu, Jeno menguatkan hatinya untuk tetap tegar. Menangis bukanlah hobinya, dan Jeno tidak ingin terlihat cengeng walau orang terdekatlah yang tersakiti.
Sinner?
Jeno tau siapa yang menembak Jaemin, namun di sudut lorong. Samar-samar ia melihat pistol yang mengarah pada Shua.
Dor!!
Bersamaan itu tubuh Jeno tumbang, Shua yang ada di pelukan lelaki itu terkejutan setengah mati.
Yuqi yang baru saja tiba langsung memalingkan wajahnya.
"Sinner sialan! Biadap Lucas wong!" Yuqi betul-betul diambuk saat tubuh Jeno langsung tergeletak tak bernyawa. Hatinya juga sakit saat tau posisi mereka, pada kenyataannya Jeno memang jatuh cinta pada Shua. Bukan perihal baik berbaik.
-
-
-Reha yang mendengar keributan itu memejamkan matanya.
Tangannya membelai rambut Jaemin yang gelap dan sedikit panjang, berpindah pada pipinya. Ia kecup lama, untuk pertama kalinya.
"Biarkan kita menetap bersama lebih lama. I don't care how it ends up." lirih Reha pergi secepatnya, bahkan tubuh Jeno tidak ia pedulikan yang sudah diangkat beberapa suster.
-
-
-Yuta menatap Aru tajam. Auranya betul-betul menggila panas, namun Aru hanya memandang dingin lelaki itu.
"Enough Aru, in return you will regret doing it to me!" Yuta menunjuk tepat di depan wajah Aru, dan gadis itu beranjak dari duduknya. Posisinya mempermudah menatap wajah Yuta yang rautnya menampilkan kebencian.
"Sampai kapanpun, Reha harus menderita. Dan kau harus menepati perjanjian kita. Eventually, kenyataan kau yang terjebak dengan kebodohan sendiri."
-
-
-Sehun kebingungan, satu sisih dia punya urusan pribadi saat mendengar kematian Jeno dan Jaemin, dia hanya bisa memerintahkan bawahannya untuk membereskan dengan aman.
Dan Reha menghilang saat itu.
Bahkan ia menghubungi Yuqi dan Hyunjin tidak aktif dan sadar Shua ada bersama Jeno dan Jaemin.
Matanya terus gelisah, Sehun harus kembali melakukan penerbangan ke Seattle, tapi hilangnya Reha membuat ia juga cemas. Dan mobilnya yang melaju tinggi seketika terhempas dengan decitan mobil yang nyaring.
Sehun menyipitkan matanya saat ada satu mobil milik Jeno.
"Yuqi?" Sehun keluar dari mobilnya, namun ia mendapatka todongan pistol.
"Kau harus mati!"
TBC
Sebenarnya aku bisa kasih spoiler.
Jadi adik Sehun disini Shuhua dan tebakan mereka soal Sehun suka Ara itu salah.Makasih semuannya. Dan jangan lupa mampir ke cerita baru aku.
see you at Quiet Bitter bersama JaeRa dan puzzles lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exodus | Lost space
Misterio / SuspensoMasa lalu telah menyeret Alessia kembali ke detik ini. Detik-detik yang membuatnya dibenci banyak orang. Namun bagi Alessia, semua itu tidak berarti. Yang penting baginya adalah menghancurkan Jean dengan tangannya sendiri. 2021 July³ ‼️𝗗𝗶𝗹𝗮𝗿𝗮...