11. Rare togetherness

75 14 0
                                    

Jangan lupa spam komen, hari ini ada scene Jaemin Ara!

Happy reading!



Malam itu Jeno menghantarkannya ke rumah Sehun dan sialnya lelaki itu pergi selepas membiarkan Reha turun. Jeno kata ia harus latihan kembali, Reha sendiri melupakan semua barang-barangnya dan hasilnya ia tidak bisa ikut latihan.

Kini Ia terduduk di sofa ruang keluarga rumah Sehun, lelaki itu terduduk di depannya dengan birai yang terangkat kecil, Sehun seperti kebingungan dengan kecerobohan dirinya. Dan hasilnya lelaki itu menghela napas untuk kesekian kalinya.

"Kau seharusnya semakin berhati-hati. Ingat, Jaehyun menggincar mu bukan soal kau keluarga Jung. Tapi karena kau tunangannya," jelas Sehun melirik ponsel yang layarnya tak berhenti untuk mati nyala.

"Aku ingin menyelesaikan semuannya," gumam Reha yang tentu merasakan beban ketakutan, terlebih Jaehyun terlihat menyeramkan. Tatapan lelaki itu tidak berbohong jika ada kerinduan yang tersimpan, tapi perilaku lelaki itu harus membuatnya tutup mata rapat-rapat.

"Jangan dipaksakan. Itu akan menyakiti mu. Berusahalah dengan perlahan." Reha megangguk, Sehun sesekali menggetikkan sesuatu di ponselnya.

"Kau bisa tidur di kamar ku untuk sementara." Lelaki itu sudah bangkit dan otomatis Reha mengikuti gerakannya. Sehun tersenyum lebar, ia ingin terkekeh atas sikap Reha yang canggung.

"Aku ada kerjaan di luar. Dan jangan tanyakan ruangan lain, sebab semuanya belum disiapkan. Jangan sungkan, butuh apapun yang kau mau." Selepasnya Sehun betul-betul pergi. Tak beberapa menit seorang pelayan menghampirinya dengan senyuman yang ramah.

Huh, Jeno benar, dia merasa aman dan nyaman di sini.

-
-
-

Reha menatap sekelilingnya. Ia bisa melihat kemewahan yang elegan, dan kenyamanan yang begitu ketat memeluknya. Kakinya mengelilingi kamar lelaki itu yang luas. Namun, tidak jauh dari seorang Ceo pada umumnya. Ada rak yang nyaris memenuhi sisi dinding, terdapat meja kerja, bathroom, wardrobe, dan kasur kig size. Sepertinya Sehun lebih memilih ruang kerja dan kamarnya di satukan.

Drtt...

Drtt...

"Jaemin?" Reha lupa mengabari lelaki itu, sepertinya hubungan telepon itu berlangsung sebab Jeno menceritakan awalan wajahnya yang babak belur.

"Jadi rencana mu apa?" Jaemin berdiri di balkon, hal yang bisa membuatnya melihat Jeno yang tengah berlatih. Tak lupa kegaduhan Shua dengan cibiran pedas Yuqi.

"Aku tidak tau. Tapi Ku pikir tinggal dengan Yuta lebih nyaman. Tapi sayangnya dia akan menikah." Reha ingat betul saat orang pertama yang ingin ia hubungi adalah Yuta, tapi dia harus sadar diri untuk tidak terus merepotkan lelaki itu.

"Aku ingin kau tinggal dengan ku. Tapi aku tidak punya keamanan 100% yang bisa memastikan lelaki itu untuk tidak menemui mu lagi." Reha menghela napasnya, ia mulai merebahkan tubuh menatap langit kamar Sehun yang cerah.

"Kalau begitu menetaplah di sana. Ku rasa Sehun tidak keberatan," ujarnya.

"Diakan menyukai mu," lanjut lelaki itu terkekeh kecil. Reha terdiam cukup lama sebelum Jaemin kembali bersuara.

"Besok malam, aku akan mengajak mu makan malam." Jaemin tau Reha merasa tidak nyaman jika berdiam diri di rumah yang asing, maka dari itu ia ingin mengajak Reha. Setidaknya gadis itu juga harus hapal apartemennya berada.

Exodus | Lost spaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang