BAB 4 : TRUTH

47 7 1
                                    


SAVE ME

🦋🐰🦋🐰

Shin Aera menahan ketegangan sambil duduk diatas sofa menatap lurus pintu kamar mandi yang sudah terbuka kembali, setelah Jekey keluar dari sana. Keduanya tak bicara sejak kejadian semalam. Terutama dirinya, menatap saja tak berani apalagi berbicara. Lagi pula bibirnya juga masih sakit, lebih sakit daripada terkena sariawan.

Pria Jeon itu berjalan kearah dapur, lagi-lagi aroma ramyeon menyeruak. Tak siang, pagi maupun malam. Ramyeon adalah yang terbaik bagi Jekey.

Selagi menunggu matang, pria itu meneguk soda dengan tak sabaran. Seperti bertahun-tahun tidak minum saja. Air sodanya sampai menetes mengenai dagu dan lehernya.

Tidak sampai tiga menit, botol soda itu sudah kosong, tangan kekar Jekey meremat botol tersebut sebelum melemparnya tepat masuk kedalam tong sampah disebelah Aera duduk. Menghasilkan bunyi klontang yang membuat gadis itu terperajat.

Aera sontak memandang Jekey dengan tatapan 'What's your problem?'

Jekey juga membalas tatapan Aera sambil menaikkan alisnya dan menunjuk tong sampah di sebelah gadis itu. Lalu pria itu mengambil gunting yang semalam sempat ia lempar. Gunting hitam itu ditunjukkan tepat di wajah Aera.

Tanpa sadar Aera menelan salivanya, merasa gugup dan tegang. Ketika menoleh pada tong sampah tadi, potongan rambut hitam Jekey menyambutnya.

"M-maaf.." ucapnya hampir tak terdengar saking takutnya.

Jekey menatap Aera sambil mematahkan gunting tersebut dengan tangan kosong. Lalu membuangnya ke tong sampah, menemani potongan rambut malangnya. Pria itu duduk dihadapan Aera, diatas meja sofa. Sangat membuat aera merasa terintimidasi. Manik Silver Jekey melihat kebawah, pada tangan gadis itu yang menggenggam satu tangan lainnya erat sampai kulit tangannya pucat.

Keringat dingin mengalir dibalik punggung Aera. Akibat ketegangan yang menyiksa ini.

Jekey masih duduk diatas meja di depannya. Pria itu hanya diam saja, bagaimana dia tidak semakin tegang? Detik berikutnya Aera tersentak ketika pria itu mengangkat tangan kanannya. Refleks ia memejamkan kedua mata sambil semakin menunduk.

Ia mengira akan di pukuli atau di tampar. Ternyata jidatnya hanya di toyor saja. Aera baru lega ketika Jekey berdiri dan sibuk dengan menyeduh ramyeonnya.

Pria itu akan menghiraukannya lagi saat tengah fokus dengan makanannya. Dia mungkin akan menghabiskan waktu bermenit-menit menikmati ramyeon tanpa memperdulikan apa yang Aera akan lakukan. Aera pun memberanikan diri berjalan seperti biasa menuju pintu kamar mandi, seperti akan mandi.

Namun siapa sangka ternyata gadis itu tiba-tiba saja berlari menuju pintu utama yang tak jauh dari kamar mandi dan membuka pintu apartmen itu dengan sebuah kunci berupa kartu otomatis yang berhasil ia dapatkan dari dalam jaket Jeon Jekey tadi saat pria itu menaruhnya di atas meja.

Aera berhasil keluar dari kamar apartmen penyekapan ini menuju pintu lift yang saat itu kebetulan masih terbuka. Langkahnya melebar disertai degupan jantung yang memburu, adrenalinnya langsung naik ingin cepat-cepat sampai didalam lift setidaknya untuk detik pertama ini.

Jeon Jekey menoleh agak lambat seperti slow motion kearah pintu yang terbuka. Beberapa detik ia terdiam, ada rasa malas untuk mengejar gadis itu namun mengingat wajah Min Suga, rekannya yang seorang hacker itu Jekey langsung berteriak hingga tangannya tak sengaja bersenggolan dengan air panas yang baru saja mendidih. Ia tengah memegang panci panas ketika bunyi pintu apartemennya terdengar.

SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang