BAB 5 : ANOTHER JEON

42 4 5
                                    

SAVE ME

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SAVE ME

~

🦋🐰🦋🐰

Ruang tengah apartemen Jeon Jekey selalu dibuat gelap oleh sang pemilik. Ini sudah beranjak siang, sinar matahari semakin terik, cahayanya mencoba menembus dari balik tirai yang sedikit terbuka itu. Ada Jekey di depan jendela, membuka sedikit gordennya. Mengintip dunia luar dari balik gorden.

Shin Aera diam-diam berjalan hingga berada tepat di belakang pria itu, mengikuti pergerakan Jekey yang tengah mengintip. Kakinya sedikit jinjit, matanya melirik penasaran akan keberadaan di sekitar mereka sekarang.

Semalam saat Jekey membawanya ke apartment hari sudah gelap jadi ia tak tahu mereka ada di Busan sebelah mana.

Jekey merasakan keberadaan seseorang di belakangnya, ia pun menoleh mendapati wajah Shin Aera di hadapannya, sangat dekat.

Merasa tertangkap basah, Aera refleks mundur satu langkah. Tatapan mereka sempat beradu sepersekian detik. Membuat degub jantung Aera mulai berpacu cepat.

"Jantungmu sangat normal." ceplos Jekey santai, terdengar debaran jantung Aera dari jarak sedekat ini. Gorden tebal itu pun ditutupinya lagi karena dugaannya mungkin keliru. Tak ada siapa-siapa di luar sana. Tadi sempat merasakan kehadiran seseorang, makanya pria dengan insting kuat itu segera mengecek keadaan diluar sana. Siapatau masih ada yang mengikutinya.

Firasat Jekey baru terbukti, ketika ia berbalik hendak menatap Shin Aera, dibelakang gadis itu sudah ada sosok pria bermasker hitam lengkap dengan kacamata hitamnya dan jaket kulit coklat. Jekey segera menarik tubuh Aera mendekat dan membawa gadis itu di belakangnya.

"Aku tahu kalau aku lewat pintu depan tidak mungkin dibukakan pintu. Oh, kamu pasti Shin Aera." Pria itu mengenali Aera, seringai tercipta dibalik masker hitam yang ia kenakan. Tubuh atletisnya lebih tinggi sedikit dari Jekey. Pria ini memiliki warna rambut yang sama dengan Jeon Jekey. Sekilas postur tubuh mereka hampir mirip.

"Lalu? Apa maumu?" Jekey menatap tajam menunjukkan dengan kentara rasa tak sukanya terhadap kedatangan pria misterius ini.

"Apa ini... kalian berdua memiliki rasa satu sama lain? Atau... sudah pacaran?" bunyi tepukan tangan terdengar, pria itu tiba-tiba menjadi bersemangat.

Aera mengintip dari balik punggung Jekey, seperti biasa diselimuti rasa penasaran yang tinggi namun juga ada kekhawatiran sedikit perihal identitas pria misterius ini. Rematan tangannya semakin menjadi ketika pria itu mengeluarkan sebuah benda berwarna hitam, yang mematikan ketika ditarik pelatuknya.

"Tawanan dan pembunuh." Ketika menyebut tawanan ia menunjuk pada Aera lalu saat kata pembunuh itu keluar, pistolnya ia tunjuk pada Jekey.

"Wonderful! And the killer just let her alive? You can't kill her? Why? Kalau begitu aku saja yang membunuhnya."

SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang