Rencana manusia memang kadang tidak berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Jika Tuhan tidak berkehendak, maka ada saja halangannya. Seperti jalan hidup umat manusia dan begitu pula dengan rencana kencan Aera dan Jekey tempo hari lalu. Niatnya ingin mengajak Aera kencan di kapal fery, kenyataannya ajakan kencan itu batal dikarenakan Aera sendiri tidak bisa melepas panggilan pekerjaannya yang mengharuskan untuk lembur dalam beberapa hari ini.
Bukan cuman sehari dua hari, tapi sudah hampir sebulan lebih setiap minggunya Aera harus lembur dan berujung menginap di ruang kerjanya.
Apa boleh buat, dia harus terima kenyataan gagal kencan berkali-kali padahal sudah sangat dinanti. Dan dini hari ini Aera memutuskan untuk pulang saja ke apartemen Jekey dibandingkan menginap lagi di rumah sakit. Sekarang ia sudah hapal password rumah kekasihnya. Ini pukul tiga pagi, kekasihnya itu sudah tidur diatas kasur yang terlihat kesepian tanpanya, setelah membersihkan badannya, Aera pun naik kekasur dan memeluk Jekey hingga dirinya tertidur pulas.
Beberapa jam kemudian, disaat matahari mulai menampakkan dirinya disitu pula Jeon Jekey bangun dari tidurnya. Kelopak matanya membuka, begitu bangun disuguhkan pemandangan wajah Aera yang masih terlelap disampingnya. Mulut mungilnya menganga sepertinya dia sangat kelelahan sampai mulutnya terbuka lebar seperti itu. Jekey tertawa gemas, menutup kembali kedua bibir Aera hingga mengatup sempurna. Sebenarnya dirinya sangat ingin mencium bibir mungil itu tapi tak tega mengganggu tidur gadisnya. Jadi dia bangun dan duduk dikasur ketika melihat pergerakan dari gadis disebelahnya.
Tangan Aera kini melingkar di balik pinggangnya, kepala Aera otomatis ada di sebelah paha berotot Jeon Jekey. Gadisnya itu terbangun dan sekarang memeluknya namun masih dalam posisi berbaring.
"Hm aku membangunkanmu?" tanya Jekey dengan suara serak abis bangun tidur sambil mengusap-usap punggung gadisnya dibalik piyama tidur Aera.
Sementara Aera yang masih mengumpulkan nyawanya hanya menggeleng lemah. Jekey tidak membangunkannya melainkan dirinyalah yang terbangun sendiri.
"Datenya...?" Gumam Aera tak jelas, masih setengah mengigau.
"Hm, terserah kamu bisanya kapan." Jekey sudah seperti robot setiap pagi mengatakan hal yang sama perihal kapan mereka date. Ia mendesah pelan pagi ini ditanyakan hal yang sama.
"Mau datee tapi... hari ini aku sangat mengantuk. Ingin tidur seharian..." Aera bergumam lagi masih memeluk pinggang Jeon Jekey manja.
"Ya sudah tunggu kamu tidak sibuk- apa? mandi? kamu pikir kamu ini bayi dimandikan segala?" Jeon Jekey menggelengkan kepala ia mendengar sekilas Aera bergumam tentang minta dimandikan. Ada-ada saja, untung hari ini otaknya sedang waras dan tidak kinky. Kalau tidak mungkin dia akan senang hati bergegas memandikan Aera. Jekey mau-mau saja memandikan Aera, tapi sekarang dia tahu gadisnya hanya sedang mengigau. Bukan minta dimandikan betulan.
Jekey pun beranjak dari kasur karena sepertinya Aeranya tidur lagi, hening dan tidak bergumam lagi. Pria Jeon itupun bergegas mandi dan membuatkan sarapan.
Manik silvernya menatap pada jam dimana menunjukkan pukul dua belas siang tapi Shin Aera masih tidak keluar dari kamarnya. Panggilannya pun tidak ada sahutan, perasaan tadi gadis itu sudah bangun dan sedang mandi, tapi sampai sekarang belum muncul juga batang hidungnya. Karena dipanggil berulang kali tidak dijawab, akhirnya Jekey makan siang plus sarapan sendirian di meja makan karena soal urusan perut tidak bisa ditahan. Selesai makan, dirinya kembali ke kamar untuk mengecek Aera. Namun yang didapati, Aera meringkuk, tertidur lagi dibalik gumpalan selimut.
"Sayang... ada kecoak." Ia berbisik, mencoba membangunkan si gebluk satu ini.
"Hmm~" samar-samar Aera mendengar suara tapi tidak mendengar kata kecoaknya. Perlahan dia pun membuka mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE ME
FanfictionMenjadi tawanan seorang pria tampan misterius dalam kurun waktu berminggu-minggu membuat Shin Aera lambat laun merasakan hal yang janggal pada dirinya sendiri. Rasa benci dan takut harusnya ia rasakan saat berdekatan dengan pria itu. Namun entah men...