part 1

395 20 0
                                    

"woi diem bae mikir apa lo?" Sapa seorang pemuda pada pemuda lain yang asik melamun bertopang dagu.

"apaan sih ganggu aja lo, mana kembaran lo biasanya runtang-runtung lo bedua kembar."

"Minhyuk lagi ada urusan sama dosen. Lo udah selesai makalahnya?"

"oh lo Minhyung? Kirain Minhyuk mukanya mirip sih." Pemuda berlesung pipi itu menjawab asal.

"kan kita kembar ya mirip lah bego. Udah kagak usah ngalihin topik, lo kenapa? Suntuk banget kayaknya." Sahut pemuda yang disebut Minhyung tadi.

"semisal gue suka sama adek sendiri dosa nggak?" pertanyaan konyol itu terlontar dari pemuda yang masih betah bertopang dagu.

"lo suka sama dedek gemes mana lagi?"

"dedek gemes pala lo, Arin maksud gue Minhyung..."

"lo suka sama adek lo sendiri? Dosa lah walaupun kata lo kalian nggak sedarah tapi kan kalian pernah kecil barengan...."

"tapi adek gue cantik sayang kalau nggak digebet?"

"cantik, tapi jatohnya tetep dosa. Emang lo mau ortu lo kecewa pas tau kalian tetiba pacaran bapak nebula cross?" Ucap Minhyung sebal.

"ya enggak, tapi kan dia juga udah punya ortu sendiri. Kita juga nggak sedarah apa yang salah coba?"

"denger ya Senja Orbit Nebula cross. Lo sama Arin kan pernah kecil barengan terus kata lo orangtua kalian masih anggep kalian tuh terikat hubungan saudara jadi kalau kalian tetiba ngomong mau pacaran bisa-bisa lo dipenggal sama bapak lo." Minhyung sebal sendiri dengan pemikiran dangkal sobat ambyarnya.

"tapi Arin juga kayaknya suka sama gue." Pemuda yang akrab dipanggil Sobin itu tetap pada pendiriannya.

"taulah males gue ngomong sama kereta luar angkasa kayak lo, nggak berfaedah." Jengah Minhyung.

"besok dia balik dari sekolah di luar negeri, mau ikut jemput nggak lo? selama ini lo belum pernah liat dia pas gede gimana kan." Tawar Sobin.

"nggak lah, gue sibuk besok. Oh gue tau caranya biar nggak dosa bin..." Minhyung berujar antusias.

"gimana?"

"pacarannya sama gue, dijamin nggak dosa plus nambah pahala." Minhyung memunculkan senyum konyolnya.

"nama lo ganti aja jadi Hardana Yunus Garandeng, justru kalau sama lo nambah dosa kan elo setannya." Sahut Sobin yang dapat geplakan dari kawan seperjuangannya itu.

"udah pergi lo, nggak faedah gue ngobrol sama lo." Usir Minhyung padahal tadi dia yang nawarin konsultasi ke Sobin.

"elo yang pergi sono, kumpulin tugas baru nongkrong. Pantesan nilai lo jeblok, pikirannya cewek mulu." Sarkas Sobin.

"twins lo dicari dosen, katanya tugas makalah lo belum ada yang nyampe ke dia. Buruan kesana daripada nggak dapet nilai lagi." Seru seorang pemuda yang disebut fotokopian Yunus Ganendra.

"lah kirain lo kesana sekalian ngumpulin punya gue, kan udah biasa juga ganti aja namanya terus kumpulin beres."

"udah gue coba, tapi dasarnya aja lagi apes jadi ketahuan. Udah sana kasih alesan apa kek minta perpanjangan waktu."

"Kanaka nggak guna dasar." Sungut Minhyung pada kembarannya.

"heh mulutnya gue tampol ya, masih mending gue bantuin lo dasar kembaran nggak tau diri." Balas Minhyuk nggak mau kalah.

"udah kenapa jadi gelud kalian bujang kembar, kelarin sana urusan lo sama dosen." Usir Sobin.

"gitu lo sama gue, persahabatan kita nggak lebih berharga dari tugas."

"geli bego dengernya, udah sono kumpulin tugas baru kesini lagi." Sobin memandang Minhyung jijik.

"doakan kakakmu ini supaya kembali dengan selamat." Minhyung berujar dramatis.

"lebay banget, udah sana hus..huss." Usir Minhyuk yang dibalas dengusan kembarannya.

Setelah kepergian Minhyung, 2 sahabat ambyar itu justru mulai ghibah tentang hal nggak penting. Ya gitu kalau gabut dan nggak ada bahan obrolan. Jadi mahasiswa di kampus ternama selevel Satu Bangsa nggak ngejamin siswanya buat anti ghibah. Mana kelas teknik tuh banyak kelas kosongnya, bisa seharian di lab buat nguprek segala mesin yang ada. Kalau kata anak fakultas lain, anak teknik tuh gede di lab kebanyakan minum oli mesin.

Cek ombak dulu, nyobain pake nama lokal siapa tau ada yang minat.

Garandeng= berisik

Brother-zone (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang