"pulang yuk, nggak berfaedah ngeladenin mereka." Ajak Arin yang tentu saja dapat protesan dari 2 orang lainnya.
"lah pesenannya juga belum abis neng, mau ngajak pulang aja. Ini juga ngapain pada ngerubung gini? Pengap tau gak lo pada. Susah emang kalau cewek sama cowoknya pada punya banyak fans. Perkara jadian aja ngambeknya sekampus." Gerutu Minhyung.
"ini kafe tempatnya orang nongkrong bukan buat ngelabrak orang. Cari tempat duduk sana terus nongkrong bareng daripada ngelabrak orang yang jelas-jelas cuma anggep kalian angin kentut." Imbuh Minhyuk karena yang dilabrak justru saling nyender nikmatin kegaduhan yang mereka timbulkan.
"permisi eskrim nya silakan." seorang pelayan kembali datang memberikan pesanan Arin.
"Arin banyak banget makan es krim." Tegur Eunoia di kejauhan.
"gapapa ma, nanti kalau sakit juga paling manja." Sahut Sobin.
"lo juga mau aja gue manja kan?" Goda Arin.
"malah bucin disini kampret. Kasihanilah kami para budak jomblo ini." protes Minhyuk.
"udah dibilang cari pacar malah makin nempel sama kembaran." Ledek Sobin.
"elo pada ada yang mau nggak sama Kanaka? Lumayan kan nggak dapet Senja dapet temennya." Minhyung promosiin kembarannya sama gerombolan orang tadi yang masih betah disana.
"kek sales jual panci ya lo, kembaran nggak berakhlak." Protes Minhyuk.
"kan lumayan, siapa tau pacaran sama elo tetiba bisa nikung iyakan?" Minhyung makin manasin Arin.
"berani lo pada nyentuh Senja gue, nama lo pada bakal ada di death note." ancam Arin kemudian berdiri narik Sobin keluar.
"lah itu eskrim gimana? Ayah-ibu sama mama-papa juga ditinggal." Sobin coba bujuk Arin yang moodnya udah anjlok.
"bodo amat, temenmu nyebelin kak. Aku nggak suka, besok nggak usah sekampus sama mereka." Arin mode 'aku-kamu' adalah bentuk ultimatum cewek itu kalau dia beneran marah.
"jangan gitu dong, mereka bercanda sayang. Kamu disini dulu biar aku bayar semuanya sama nyelesaiin masalah di dalam." Sobin kembali membujuk Arin-nya.
.
.
."cewek lo beneran marah?" Minhyung berujar lirih pas Sobin balik ke mereka.
"ya menurut lo aja, udah dikampus disiram kopi. Mau naikin mood malah dilabrak sama orang-orang yang nggak selevel sama dia. Ini terakhir kali gue jelasin dengan cara baik-baik, gue bukan lagi Senja yang bisa kalian ganjenin kapanpun itu. Semisal kalian baper sama sikap gue terserah, niat gue profesional antara senior ke junior atau ke temen seangkatan. Satu lagi, Alya juga nggak bisa kalian gangguin mentang-mentang gue udah nggak kuliah di Satu Bangsa." Tegas Sobin.
"bin..."
"apa! Lo sama kembaran lo mending minta maaf juga sama Alya kalau masih mau se circle sama gue." Sobin menatap tajam Minhyung penyebab Arin ngambek.
"ck.. Mulut lo bocor sih, cewek lo dimana?" Minhyuk berujar sebal pada kembarannya yang masih diem aja.
"parkiran samperin sana jelasin sampe dia paham kalau kalian cuma bercanda." Titah Sobin yang diangguki 2 orang itu. "kalian ngapain masih disini? Bubar! Malah diem aja, mau masuk list death note Alya?" Lanjut Sobin.
"ayo pulang sayang, udah nggak mood aku." Seru Arin dari pintu masuk, jangan lupain 2 bujang yang masih ngintilin dibelakang cewek itu.
"iya ini mau bayar dulu." Sobin ngehela nafas sebelum jalan ke kasir.
"udah duluan aja biar papa yang bayar. Tenangin dulu Arinnya, emosi banget kayaknya tuh." Juna ngeluarin dompet buat bayar bill.
"gapapa?" Sobin berujar ragu menatap 4 orang berstatus orangtua disana.
"iya udah, pulang duluan aja daripada anak cewek ibu makin ngambek." Sonya memberi pengertian.
"apa liat-liat! Naksir lo sama gue?" ketus Arin pas di tatap salah satu mahasiswi di antara gerombolan tadi.
"heh astaga, yuk es krim aja atau red velvet apa mau cheese cake. Nonton netflix mau?" tawar Sobin beruntun nggak mau memperkeruh suasana.
"netflix, starbuck sama cheese cake."
"oke siap laksanakan cantik, tapi order aja ya sekarang pulang kita udah mau sore juga." Tawaran Sobin untungnya diangguki Arin. "temen aku udah dimaafin belum nih, masa mereka mau ikut sampai kerumah." Lanjut Sobin mengingat Minhyung sama Minhyuk masih ngikutin mereka dibelakang.
"hm..." Arin cuma dehem dan itu berhasil membuat Minhyuk dan Minhyung saling berpelukan seakan lepas dari hukuman mati.
"kita pulang om tante, makasih traktirannya bin, maaf sekali lagi ya al..." Minhyung beneran kapok manasin Arin.
"ayah baru tau Arin bisa galak." Surya mendekati sejoli itu untuk mengembalikan mood Arin.
"kakak ayo ke taman bermain." Pinta Arin tiba-tiba.
"heh gimana? Ini kita masih pakai baju formal yang enggak cuma kamu aja. Nggak usah aneh-aneh deh rin." Eunoia tentu saja tidak setuju karena kalau sampai mereka jadi ke taman bermain bisa dikira salah kostum nanti.
"kakak ayo..." rengekan Arin itu kelemahan Sobin sebenernya.
"Alya kita nggak bawa baju ganti." Juna membantu Sobin biar nggak diturutin.
"etto... Kita pulang dulu ganti baju abis itu baru main oke. Nggak lucu rin kita kesana pakai jas sama dress begini." Bujuk Sobin.
"tapi mampir bowling abis itu ya..." Arin yang manja emang banyak maunya.
"iya tapi nggak begini bajunya, kamu juga ganti baju." Sobin nggak mau liat Arin pakai celana pendek lagi.
"siap sayang." Arin udah senyum sumringah karena kemauannya diturutin.
"bisa gitu ya? Berubah dari galak ke manja dalam hitungan detik lho dia. Arin punya pribadi ganda?" Celetuk Juna.
"enak aja, dia normal." Bukan cuma Eunoia yang nyaut tapi Sonya juga.
"sabar ya pak, para ibu negara ikutan sensi kayaknya." Surya menyemangati Juna yang kaget kena semprotan 2 emak sekaligus.
Sabar aja pak, cewek klo udah jd maung bisa lebih bahaya dari apapun
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother-zone (?)
Fanfiction'gue suka sama lo lebih dari saudara 'kalau gue juga suka sama lo gimana?' 'yaudah ayok pacaran bukan sedarah juga kan.' Pic © pinterest