"PART - TWO"
Dengan susah payah Haechan berjalan sambil menahan beban di belakangnya.
"Bisakah kau jalan lebih cepat?"
"Jangan banyak bicara atau aku akan membuangmu keselokan"
"Kau tau ini sangat panas, kalau kau tak berjalan lebih cepat kulitku bisa terbakar"
Sungguh Haechan ingin berteriak pada pria yang berada dalam gendongannya sebelum ia menjatuhkan pria itu ke jurang.
"Diamlah, kau sangat berat bodoh"
Dan akhirnya Jeno diam sambil menyandarkan kepalanya pada bahu Haechan yang mana itu akan menambah beban pada tubuh Haechan.
Setelah hampir setengah jam berjalan akhirnya Jeno , ehhh bukan! Jeno gak ikut jalan yang jalan cuma Haechan.
Akhirnya mereka sampai di apartemen di mana Jeno tinggal satu minggu lalu setelah kepindahannya dari apartemen lamanya.
"Tunggu! kau tinggal di sini?"
Bugh!
Tak ada jawaban dari Jeno membuat Haechan bingung dan sedikit menoleh ke belakang.
"Kkyyaaaa SETAN!!!" teriak Haechan lari masuk kedalam kost, yang ternyata Haechan juga tinggal di apartemen yang sama dengan Jeno bahkan kamar mereka bersebelahan.
Sedangkan Jeno harus menahan sakit pada pantatnya saat Haechan menjatuhkannya dan sekarang Haechan malah lari ketakutan dikira Jeno setan karena menghilang tiba-tiba.
"Dasar sialan!" umpat Jeno berusaha berdiri dan berjalan masuk kedalam apartemen mencari keberadaan Haechan.
Sesampainya di dalam apartemen, Jeno melihat Haechan meringkuk di sofa ruang tunggu dengan tubuh yang bergetar.
"Urusan kita belum selesai" ucap Jeno dengan nada datar.
Perlahan Haechan menoleh ke belakang dan "AAAA~ setannya muncul lagi!" teriak Haechan ingin lari namun Jeno lebih dulu menarik kerah seragam Haechan.
"Jangan kau pikir kau bisa kabur ya" ucap Jeno.
Haechan, yang mendengar itu tiba-tiba berbalik badan dan berlutut di hadapan Jeno, "Ampun, aku ngaku aku salah aku sudah mendorongmu dari tangga hingga kau mati, tapi aku mohon jangan ganggu aku" ucap Haechan dengan mata terpejam dan tangan yang menyatu meminta permohonan.
Jeno, yang mendengar ucapan Haechan membuat Jeno menaikkan sebelah alisnya sebelum akhirnya tawanya pecah saat menyadari kalau Haechan mengira dirinya telah mati setelah terjatuh dari tangga.
"BUUAAAHHAAHHAAA..!!!!!" tawa Jeno tak ada etika.
"Sial sakit perutku hahaha... kau kira aku sudah mati Hah.. nnjiirr sakit banget peritku" ucap Jeno sambil memegangi perutnya yang kram karena tertawa.
Haechan, berhenti menangis dan menatap Jeno dengan tatapan begoknya karena telah mengira Jeno itu hantu gentayangan.
"K-kau masih hidup?" tanya Haechan.
"Sini deh" ucap Jeno menyuruh Haechan mendekat padanya.
Pletakk!!
Jeno, menyentil dahi Haechan cukup keras sehingga meninggalkan bekas merah di sana dan membuat Haechan meringis ke sakitan.
"Sakit gak?" tanya Jeno tanpa dosa.
"YAAAKKK!!! SAKIT BODOH!" teriak Haechan tepat di muka Jeno, membuat Jeno terkejut dan terjengkang ke belakang.
Haechan, ingin bangkit dari acara berlututnya dan pergi dari hadapan Jeno, namun itu hanyalah angan-angan Haechan karena Jeno lagi-lagi berhasil meraih lengannya dan menarik Haechan denga kuat membuat tubuh Haechan terjatuh tepat di atas tubuh Jeno.
Mereka terdiam beberapa detik karena terkejut.
"AAAAAA!!!!" teriak Jeno dan Haechan bersamaan setelah tersadar dengan posisi mereka.
Haechan, segera bangkit dari atas tubuh Jeno, "dasar mesum" ucap Haechan.
"Kau yang menindihku kenapa aku yang mesum" protes Jeno.
"Kau yang menarikku"
"Kau saja yang lemah"
"Kau menarik tanpa aba-aba"
"Kau bisa menahannya"
"KAU?" Haechan dan Jeno saling tunjuk satu sama lain dengan wajah mereka yang berjarak hanya lima senti.
Fuhh~!!
Jeno, meniup wajah Haechan membuat mereka tersadar dan mulai beranjak dengan Haechan kembali membantu Jeno yang masih berpura-pura kakinya terkilir, melupakan pertengkaran beberapa menit lalu.
~||~
Suka-suka Nohyuck Lahh... mau berantem mau gebuk"an sabodoh aQ mah... 🤧🤧🤧
KAMU SEDANG MEMBACA
"NEXT DOOR" {Nohyuck} || END
FantasyKesialan yang terus Haechan alami setelah pertemuannya dengan Jeno. . . . . . . Cast: 📌Lee Jeno {dom}. 📌Lee Haechan {sub}. 📌BxB. Cast lain nyusul sesuai kebutuhan cerita.