"PART - FIVE"

12.4K 1.3K 97
                                    

                                            "PART - FIVE"


TYPO BERTEBARAN WOEEE....!!!






Haechan, berjalan lesu menuju apartemennya yang masih kosong dan itu artinya Jeno belum pulang.

Tak menyia-nyiakan kesempatan, Haechan mulai membuat peraturan-peraturan pada apartemennya yang harus di patuhi oleh Jeno, bahkan dia membuat pembatas pada ranjang king sizenya.

Ya, di apartemen Haechan yang bisa di bilang biasa aja itu hanya ada satu kamar yang mana pasti hanya ada satu ranjang tidur.

Cklek!

Mata Haechan membulat saat suara pintu terbuka, bukan! itu yang membuat Haechan terkejut dan panik, tapi Haechan mendengar seseorang di luar selain Jeno.

"SHIT!" umpat Haechan mencari tempat persembunyian.

"Masuklah" ucap Jeno pada temannya yang sedang berkunjung.

Jeno, berjalan masuk terlebih dulu sambil celingukan mencari Haechan yang mana ia malah menemukan peraturan-peraturan yang Haechan tempelkan di setiap sudut ruangan.

"Apa ini kau yang melakukannya?" tanya teman Jeno yang juga memperhatikan peraturan itu.

"Bukan, itu pekerjaan kakak ku yang ingin aku lebih mandiri" jawab Jeno.

Jeno, yang melihat gundukan aneh di lantai mengerutkan dahinya sebelum tersenyum licik.

"Awww" erang Haechan pelan saat tiba-tiba Jeno mendudukinya yang sedang bersembunyi di bawah karpet.

"Apa yang kau lakukan?" tanya teman Jeno.

Jeno, menjawab dengan gelengan sambil terus tersenyum saat merasakan Haechan menepuk-nepuk punggungnya untuk segera pergi dari tubuhnya.

"Di mana toiletmu?"

Jeno, menunjuk ke arah toilet yang mana temannya langsung ngacir ke sana.

"Cepat keluar" perintah Jeno pada Haechan.

Wajah Haechan merah padam ingin membunuh Jeno yang malah tersenyum ke arahnya.

"Awas kau" ucap Haechan sebelum beranjak pergi keluar apartemen sebelum teman Jeno kembali dan melihatnya di sana, yang mungkin akan menjadi akhir hidup Haechan di sekolah keesokan harinya.


Sepertinya dewi Fortuna sedang tidak berpihak padanya, bagaimana tidak? Haechan baru melangkah beberapa Langkat keluar dari gedung apartemennya hujan turun membuatnya harus berlari mencari perlindungan dari air hujan.

"Sial banget aku hari ini" ucap Haechan berdiri di depan toko yang sedang tutup.

"Haechan!" teriak seseorang dari dalam mobil.

Haechan, menoleh ke arah sumber suara dan melihat teman baiknya yang memang memiliki toko di wilayah itu.

"Ngapain di sini?" tanya teman Haechan.

"Tadi aku mau ketokomu tapi malah terjebak hujan" jawab Haechan.

"Kebetulan, aku juga mau ke toko kita bisa kesana bersama"

Haechan, mengangguk mengiyakan tawaran temannya itu, yang langsung melepas jaketnya untuk menutupi kepala Haechan agar tidak kehujanan sebelum mereka berlari memasuki mobil.

"Sungchan"

"Uumm?"

"Apakah hari ini ada diskon di tokomu?"

Orang yang di panggil Sungchan itu terkekeh sambil mengacak rambut Haechan yang sedikit basah dengan satu tangannya dan menggukan satu tangan lainnya untuk menyetir.

"Apakah diskon berlaku untukmu? meski tak ada diskon jau pasti memintanya bukan" ucap Sungchan membuat keduanya tertawa lepas.

Ya, Sungchan adalah teman baik Haechan setelah Renjun, dulu mereka sering menghabiskan waktu bersama sebelum orang tua Sungchan meninggal dan mengharuskan Sungchan meneruskan usaha orang tuanya di bantu oleh bibinya.

Sungchan, selalu mengiyakan permintaan atau ajakan Haechan, sekalipun dia sedang sibuk pasti dia akan meluangkan waktunya untuk Haechan.

Tentang perasaan, mungkin hanya Sungchan yang tau, namun di lihat dari perlakuannya pada Haechan, Sungchan terlihat telah menaruh rasa pada sahabatnya itu tanpa sahabatnya tau.


                                                  • • • • •

Haechan, pulang saat hari sudah mulai gelap dan lagi-lagi dia pulang dengan guyuran hujan.

Cklek!

Pintu terbuka dan hal pertama yang Haechan lihat adalah Jeno yang sedang bersiap-siap untuk pergi bekerja paruh waktu.

"Darimana kau basah kuyup begitu" tanya Jeno.

Haechan, tak menjawab dan tetap berjalan masuk kedalam apartemen.

"Kacung, kalau di tanya itu di ja-"

Brukk!!

"Kacung!" terkejut Jeno melihat Haechan terjatuh di lantai.

Jeno, mencoba mengecek suhu badan Haechan, sesuai dugaan laki-laki mungil itu demam.

"Kecil-kecil berat juga ini bocah" gumam Jeno menggendong tubuh Haechan ke sofa.

Jeno, terdiam menatap tubuh Haechan yang terbaring di atas sofa, "masa aku yang ganti bajunya? aarrgg gak! gak mungkin" gumam Jeno sambil mondar-mandir.

"Tapi kalau gak di ganti dia bisa tambah sakit" lanjut Jeno yang kembali menatap tubuh Haechan.

"AARRRGGG!!!! MEMBAYANGKANNYA SAJA SUDAH MEMBUAT JUNIORKU BANGUN!!" teriak Jeno lari ke kamar mandi meninggalkan Haechan yang masih terbaring dengan baju basahnya.







                                                      ~||~

Istipar Jen istipar ...🤧🤧

"NEXT DOOR" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang