"PART - SIX"

11.4K 1.2K 31
                                    

                                        "PART - SIX"














Jeno, kembali setelah beberapa menit di dalam kamar mandi.

"Hhuufff... udah keluar jadi gak mungkin tegang lagi" gumam Jeno mulai membuka kancing kemeja Haechan.

"gghhh"

"Asu! kenapa desah sih" gerutu Jeno.

Merasa terusik Haechan mulai membuka matanya perlahan saat Jeno sudah membuka setengah kancing kemeja yang ia kenakan.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Haechan dengan kesadaran lima puluh persen.

Jeno, yang terkejut membolakan matanya dengan posisi tangan masih memegangi kancing kemeja Haechan.

Tatapan mereka pun bertemu saat kesadaran Haechan kembali sepenuhnya.

"AAAAAA~!"

Bugh!!

Haechan, berteriak sekencang-kencangnya sambil menendang Jeno dengan kedua kakinya membuat Jeno tersungkur di lantai dengan tidak elitnya.

"Dasar mesum, kau mau memperkosaku!" teriak Haechan lagi.

Jeno, berusaha berdiri dengan pantatnya yang terasa sakit setelah mencium lantai, berjalan menjauhi Haechan tanpa sepatah kata membuat Haechan menatapnya bingung.

"Aku gak level ya merkosamu" ucap Jeno sambil menepuk dahi Haechan sebelum dia keluar rumah untuk pergi bekerja paruh waktu.

Haechan, meraba dahinya yang ternyata Jeno menempelkan penurun demam.

Ya, saat Jeno beranjak dan meninggalkan Haechan yang sedang ngomel-ngomel, ia mengambil kompres penurun demam dan menempelkannya pada Haechan meski  dengan cara tak manusiawi.

Senyum Haechan mengembang sambil terus memegangi kompres tersebut.


                                                • • • • •

Keesokan paginya karena Haechan merasa demamnya belum sepenuhnya reda, ia memutuskan untuk tidak masuk ke sekolah terlebih dulu.


Renjun!
Tolong izin in aku ya, aku tak masuk sekolah hari ini.

Renjun.
Kenapa? ada masalah?

Tidak!
Hanya demam 😁

Renjun.
Ahh, baiklah... cepat sembuh bear.

Selesai mengirimkan pesan pada Renjun, Haechan mematikan ponselnya dan meletakkannya di atas nakas di sebelah ranjangnya dan nerniat ingin kembali tidur.

Cklek!

Pintu kamar mandi terbuka dan memperlihatkan sosok Jeno yang baru selesai mandi dengan handuk yang melilit bagian bawah tubuhnya, membuat perut berbentuknya terlihat jelas.

"YAKKK! LEE JENO BISAKAH KAU MENAKAI BAJUMU TERLEBIH DULU SEBELUM KELUAR?!" teriak Haechan yang mungkin sebentar lagi kehabisan suara karena keseringan berteriak semenjak adanya Jeno di hidupnya.

Jeno, melangkah tanpa rasa bersalah mendekati Haechan yang masih menurup mata dengan kedua tandannya.

Jeno, membuka tangan Haechan, membuat detak jantung Haechan bekerja dua kali lebih cepat.

"J-Jen" panggil Haechan gugup.

Bukannya menjawab Jeno justru menatap Haechan dengan tatapan datar.

"Sudah mendingan, kalau tau gampang sakit lain kali jangan berobos hujan, nyusahin aja" ucap Jeno setelah memegang dahi Haechan untuk mengecek suhu tubuh Haechan, sebelum dia melenggang pergi mengenakan seragam untuk ke sekolah.

Sedangkan Haechan masih terdiam tak berkutik setelah apa yang di lakukan Jeno padanya.

"Hhuuaaaa eomma~" teriak Haechan tiba-tiba dengan kedua pipinya yang memerah.

Tingg!

Suara notif masuk pada posel Haechan dan Haechan segera membukanya.

+82xxxxx
Jangan malas, cepat keluar kamar dan makan sarapanmu lalu minum obatmu.

Haechan, mengerutkan dahinya bingung siapa yang mengirimkan pesan padanya.

Tingg!

Lamunan Haechan teralih pada ponselnya yang lagi-lagi berbunyi.

+82xxxxx
Aku akan pulang larut malam hari ini.

Mata Haechan membola setelan menyadari siapa yang mengirimkan pesan padanya, ya siapa lagi kalau bukan si kampret Jeno, tak ada orang yang tinggal bersamanya selain Jeno.

"Apa peduliku? bukankah kau memiliki kunci cadangan" gumam Haechan pada ponselnya.

Tingg!

Seolah seseorang mendengar ucapannya lagi-lagi ponsel itu berbunyi dan berhasil membuat Haechan kebingungan.

+82xxxxx
Aku lupa membawa kunci jadi jangan tidur dulu sebelum aku pulang.

Tiba-tiba bulu kuduk Haechan berdiri dan dia mulai celingukan mengedarkan pandangannya kesegala arah di kamarnya.

"Dia memasang cctv? bagaimana dia tau apa yang ku ucapkan?" batin Haechan sambil terus mengedarkan pandangannya berharap menemukan sesuatu.







                                                      ~||~

Cenayang dia Chan 🤣🤣🤣

"NEXT DOOR" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang