"PART - FIFTEEN"

9.6K 1K 66
                                    

"PART - FIFTEEN"








Sejak kejadian di bukit sore itu, Jeno dan Haechan sekarang semakin dekat.

Jeno, yang awalnya seenaknya dengan Haechan, kini dia lebih sering membatu Haechan membereskan apartemen.

Dan Haechan yang sudah jelas menyukai Jeno, kini semakin menyukai pria bermata bulan sabit itu.

"Cal! ayo kita makan" ucap Haechan sambil meletakkan hidangan terakhir yang ia masak.

Tanpa di suruh dua kali, Jeno langsung melahap semua masakan Haechan sampai tak tersisa.

"Aku kenyang" ucap Jeno.

"Ck! mau makan seperti manusia yang tak melihat makanan" ucap Haechan.

"Ssttt..!!! jangan berisik" timpal Jeno sembari beranjak dari duduknya dan menyambar jaket miliknya.

Haechan, hanya melihat gerak Jeno sampai akhirnya Jeno menyadari itu.

"Aku akan berangkat kerja paruh waktu dan mungkin akan pulang larut malam" ucap Jeno sebelum keluar apartemen.

Haechan, tak mau ambil pusing dan memilih membereskan peralatan makan mereka sebelum membersihkan diri.

12:30pm hari semakin larut dan Jeno belum juga kembali membuat Haechan sedikit khawatir karena tak biasa Jeno pulang selarut ini.

Haechan, yang kelelahan pun akhirnya tertidur dan tak lama pintu apartemen terbuka menampilkan sosok Jeno yang baru pulang.

Jeno, berjalan ke arah kamar dan menemukan Haechan yang tertidur di meja belajarnya.

Mata Jeno tiba-tiba terfokus pada dua tiket kembang api yang iya berikan pada Haechan tadi siang.

Dan Jeno melihat Haechan menandai tanggal festival kembang api itu akan berlangsung.

"Lucu" gumam Jeno sambil mengacak pelang rambut Haechan dan meletakkan kalender kecil di dekat Haechan sebelum ia beranjak.

• • • • •

Ke esokan paginya karena hari ini hari libur, Haechan dan Jeno memutuskan untuk membereskan apartemen bersama.

Tetapi di tengah kesibukan mereka dengan bagian bersih-bersih mereka, tiba-tiba ponsel Jeno berbunyi.

"Hallo?"

......

"Baiklah"

Jeno, menutup panggilan itu dan langsung menyambar kemejanya sebelum keluar apartemen tanpa sepatah kata.

Haechan, yang melihat itu merasa kebingungan dan hanya bisa menatap kepergian Jeno.

Ting!

Tiba-tiba ponsel Haechan berbunyi dan ia mendapatkan satu pesan dari nomor yang tak ia kenal.

+82xxxxx

Nomor tak di kenal itu mengirimkan foto Jeno dan Somi yang sedang jalan bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Nomor tak di kenal itu mengirimkan foto Jeno dan Somi yang sedang jalan bersama.

Haechan, mematikan ponselnya dan memasukan kedalam sakunya kembali berusaha terlihat dia tak masalah dengan semua itu karena dirinya dan Jeno belum memiliki hubungan lebih dari sekedar teman sekolah dan teman satu apartemen.

Hari semakin larut dan Jeno baru pulang dari kencannya bersama Somi.

Haechan, yang melihat kepulangan Jeno pun tersenyum senang dan menghampiri Jeno.

"Kau sudah pulang?" tanya Haechan yang hanya mendapat anggukan dari Jeno.

"Jeno~aaa" panggil Haechan membuat langkah Jeno yang ingin memasuki kamar terhenti.

"Boleh aku bertanya?"

Masih tak ada jawaban dari Jeno yang hanya menatap Haechan dengan tatapan tajam.

"Apa sebenarnya hubunganmu dengan Somi?" tanya Haechan.

BRAKK!!

Jeno, menurup kembali pintu kamar itu dengan cukup keras dan berbalik menghadap Haechan.

"Apa urusanmu bertanya seperti itu?" ucap Jeno.

Haechan, dengan sedikit begetar mendongak menatap Jeno yang berdiri di depannya.

"T-tidak, aku hanya bertanya" ucap Haechan.

"JANGAN PERNAH BERTANYA TENTANG HUBUNGANKU DENGAN SOMI LAGI!!" bentak Jeno sebelum ia pergi memasuki kamar dan menunggalkan Haechan yang kebingungan dengan sifat Jeno yang tiba-tiba marah padanya.

Haechan, berjalan menuju sofa di ruang tamu dan duduk di sana tanpa suara sampai dirinya tertidur dengan posisi meringkuk.





                                                      ~||~

Jeno kesurupan habis ketemuan sama mbak Somi 🤣.

"NEXT DOOR" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang