"PART - SEVENTEEN"

9.4K 963 86
                                    

                                 "PART - SEVENTEEN"









Haechan, murung setelah mendapatkan telefon dari Somi yang mengatakan Jeno tak akan pulang membuatnya kecewa dan memilih bangkit untuk pergi kekamarnya.

Cklek!

Suara pintu terbuka membuat Haechan menghentikan langkanya dan menatap ke arah pintu di mana Jeno baru memasuki apartemen.

"J-Jeno?" terkejut Haechan "b-bukannya ka-".

"Jangan banyak bicara aku lapar" ucap Jeno memotong ucapan Haechan dan langsung berjalan menuju meja makan.

Haechan, mengikuti Jeno dan mengambil duduk di depan Jeno.

Sedangkan Jeno tanpa basa-basi langsung melahap makanan yang ada di depannya sampai pandangannya tertuju pada Haechan yang tiba-tiba menangis.

"Kau kenapa?" tanya Jeno dengan mulut penuh makanan.

Haechan, yang tadinya menunduk mulai mengangkat wajahnya menatap Jeno.

"Aku sedih setiap melihatmu yang murung dan dingin setiap selesai bertemu dengan Somi" ucap Haechan.

Jeno, yang mendengar itu meletakkan sumpitnya dan mengelap mulutnya sebelum mendekati Haechan.

Tanpa aba-aba Jeno mendorong Haechan hingga Haechan terbaring di lantai.

Jeno, merangkak di atas Haechan membuat Haechan kebingungan harus berbuat apa.

"J-Jeno~aaa"

Cup.

Jeno, langsung menyerang bibir Haechan dengan penuh nafsu.

"Gghhhh~" lenguh Haechan yang malah menghentikan aksi Jeno.

Jeno, menatap dalam manik Haechan sebelum dirinya bangkit dan berjalan ke arah lemari dan entah apa yang sedang merasuki Jeno, sehingga Jeno memasukan semua bajunya ke dalam ransel dan pergi dari apartemen itu.

Haechan, yang ingin mendapatkan kejelasan dari Jeno pun ikut bangkit dan berlari keluar apartemen untuk mencari Jeno.

"Jeno!" panggil Haechan di tengah derasnya hujan.

Jeno, yang belum begitu jauh itu pun berhenti dan membalikkan badannya ke arah Haechan yang sudah berlari ke arahnya.

Grepp!

Haechan, memeluk tubuh Jeno dengan erat seolah tak ingin melepaskan Jeno untuk siapapun.

Jeno, mengatakan wajahnya sesaat sebelum mendorong tubuh Haechan.

"Pergi dan jangan temui aku lagi" ucap Jeno.

"Kenapa?" tanya Haechan yang malah membuat Jeno terdiam tak tau harus menjawab apa.

Jeno, kembali membalikkan badannya dan mulai berjalan menjauhi Haechan.

"AKU MENCINTAIMU JENO~AAA!!" teriak Haechan di tengah derasnya guyuran hujan.

Langkah Jeno terhenti dan membalikkan badannya "Aku juga mencintaimu tapi aku tak bisa" ucap Jeno.

"Kenapa? kenapa tak bisa, apa karena wanita itu?" tanya Haechan.

"Sudah ku bilang jangan bawa-bawa dia, mulai sekarang jangan pernah temui aku lagi dan mulai sekarang jangan mencintai aku lagi, AKU MEMBENCIMU HAECHAN~AAA!" teriak Jeno sebelum benar-benar pergi meninggalkan Haechan yang sudah menangis di tengah jalan dengan hujan yang semakin deras.



                                               • • • • •


Keesokan harinya seperti biasa, Haechan menemui Renjun untuk menceritakan kejadian semalam pada Renjun yang sekarang ada Jaemin juga.

Renujun, hanya bisa menenangkan Haechan dengan cara kalau dirinya akan terus membantu Haechan untuk mendapatkan Jeno kembali.

"Jangan menyerah begitu dong, kita akan tetap berada di pihakmu" ucap Renjun sambil menepuk bahu Haechan.

Haechan, yang mendengar itu menoleh ke arah Renjun sambil tersenyum dan beralih ada Jaemin yang duduk di belakang mereka.

"Jaem, kamu kan teman dekat Jeno, kamu pasti tau kan dengan hubungan Jeno dan Somi?" tanya Haechan.

Jaemin, yang tadinya ingin merahasiakan masa lalu Jeno kini dia berubah pikiran karena iba melihat Haechan yang sepertinya sangat mencintai Jeno.

"Uumm, aku tau" ucap Jaemin membuat Haechan dan Renjun tersenyum dan berjalan mendekati Jaemin.

Jaemin, menghela nafas panjang sebelum ia membuka suara menceritakan masa lalu Jeno dan Somi.







~||~

Semoga masa lalunya gak aneh" weehhh....

"NEXT DOOR" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang