"PART - NINE"

10.6K 1.2K 35
                                    

"PART - NINE"





Ttriiinnggg!!!!

Bel sekolah berbunyi yang menandakan berakhirnya kegiatan belajar hari ini.

"Chan"

"Hhmmm"

"Kau ikut pesta BBQ akhir tahun yang akan di akan minggu depan?" tanya Renjun antusias.

"Memangnya ada?"

Renjun, memutar bola matanya malas, gini nih kalau punya temen yang noleh kesamping aja gak mau, hidupnya cuma lihat depan sampai-sampai pengumuman yang menggemparkan sekolah aja dia tak tau.

"Kalau gak ada aku gak tanya ya" ucap Renjun.

"Ya maaf kan aku gak tau" ucap Haechan.

"Jadi kamu ikut?"

Haechan, mengangguk sambil tersenyum ke arah Renjun sebagai jawaban.

"Ehhh iya!" ucap Renjun membuat langkah Haechan terhenti dan menoleh ke arahnya.

"Kemarin Jeno datengin aku"

Ucapan Renjun membuat Haechan tersenyum meledek ke arah Renjun.

"Apa? jangan berpikir macam-macam ya, dia mencariku buat tanya namamu"

"APA?!"

Plak!!

Haechan, reflek berteriak dan Renjun reflek memukul kepala Haechan karena terkejut dengan terikan Haechan.

"Ngapain dia tanya namaku?"

Renjun, mengangkat kedua bahunya sambil mengapouthkan bibirnya tanda dia juga tak tau.


                                            • • • • •


Sesampainya di apartemen, Haechan langsung mencari keberadaan Jeno yang ternyata belum pulang.

Namun tak selang berapa menit pintu apartemen terbuka dan memperlihatkan Jeno yang baru saja memasuki apartemen.

"Lee Jeno" panggil Haechan sambil melipat tangannya di depan dada.

"Hhmmm"

"Ngapain kamu nemuin Renjun dan tanya namaku? kalsu dia tau kita tinggal bersama bagaimana?" ucap Haechan dengan nada kesal.

"Itu urusanmu" jawab Jeno sambil melenggang masuk melewati Haechan yang semakin kesal.

Dan malam mereka lewati tanpa saling menyapa, sebenarnya ini sudah hal biasa, namun malam ini terasa berbeda di tambah derasnya hujan dan suara menggelegar pering yang saling bersahutan membuat suasanya semakin horor.

Haechan, meringkuk ketakutan sambil menutup telinganya menggunakan kedua tangannya.

Sedangkan Jeno yang mendengar isakan lirih dari Haechan, mengulurkan tangannya.

"Genggam tanganku jika kau  takut" ucap Jeno dari balik selimut yang menjadi pembatas antara Haechan dan Jeno.

Dengan sedikit ragu, Haechan meraih tangan Jeno dan mereka pun saling menggenggam.

Haechan, sedikit lebih tenang karena gengaman tangan Jeno, dan ia mulai memejamkan matanya begitupun dengan Jeno yang juga mulai menejamkan mata.

Akhirnya mereka tertidur dengan tangan saling menggenggam.


                                             • • • • •


Satu minggu berlalu, hubungan Jeno dan Haechan membaik setelah kejadian di malam di mana mereka tertidur dengan tangan saling bergenggaman.

Dan selama satu minggu minggu itu tak ada yang tau jika mereka tinggal satu apartemen.

"Mau kemana?" tanya Jeno yang melihat Haechan mengambil sepatu.

"Ikut pesta BBQ" jawab Haechan.

"Tunggu"

Haechan, mengerutkan dahinya bingung sambil melihat Jeno yang beranjak memasuki kamar.

Tak lama kemudian Jeno keluar dengan pakaian yang terbilang santai.

"Ayo berangkat" ucap Jeno sambil mengenakan sepatunya.

Haechan, yang sebenarnya masih bingung tapi tetap menuruti perintah Jeno dan mulai mengenakan sepatunya.

Mereka berdua berangkat ke pantai yang sudah di tentukan untuk melakukan BBQ sore itu.

"Kau berangkat bersama Jeno?" tanya Renjun pada Haechan yang sedang mempersiapkan meja.

Haechan, menoleh ke arah Renjun dan menggelengkan kepalanya, "tidak, kita hanya bertemu di parkiran" bohong Haechan karena tak mau sahabatnya sakit hati.

Renjun, mengangguk paham dengan apa yang di katakan Haechan tanpa curiga dan mulai membatu Haechan merapikan meja.

"Njun, Jeno tuh! samperin gih" ucap Haechan sambil menunjuk Jeno yang sedang bermain bola.

Renjun, melihat ke arah Jeno dan tersenyum sebelum menepuk pelan bahu Haechan "aku pergi dulu ya" ucap Renjun sebelum berlari kecil ke arah Jeno.









                                                   ~||~

Pinter banget ya Nohyuck sembunyiin tentang mereka.

"NEXT DOOR" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang